Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lestarikan Orangutan Berarti Turut Selamatkan Hutan

Kompas.com - 21/08/2023, 10:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.comOrangutan memiliki peran yang sangat penting terhadap kelestarian hutan. Akan tetapi, nasib pelestari hutan ini justru memprihatinkan.

Ancaman kepunahan membayangi tiga spesies orangutan di Indonesia yakni Pongo abelii atau orangutan sumatera, Pongo pygmaeus atau orangutan kalimantan, dan Pongo tapanuliensis atau orangutan tapanuli.

International Union for Conservation of Nature (IUCN) memasukkan tiga spesies orangutan tersebut dalam daftar spesies terancam kritis atau critically endangered, yang artinya satu tahap lagi menuju kepunahan di alam.

Baca juga: Mengenal Orangutan Tapanuli, Kerabat Dekat Manusia

Direktur Eksekutif Satya Bumi Andi Muttaqien menyebut, kondisi ini harus direspons serius mengingat orangutan adalah spesies kunci. Ini berarti, mereka memiliki dampak signifikan terhadap ekosistem mereka.

Dan hutan hujan tropis, tempat orangutan hidup, adalah penyerap karbon terpenting di planet ini.

“Jadi menyelamatkan orangutan berarti kita menyelamatkan hutan serta melindungi spesies lain yang hidup di habitat yang sama,” ujar Andi dalam webinar pada Sabtu (19/8/2023), bertepatan dengan peringatan Hari Orangutan Sedunia yang jatuh setiap 19 Agustus.

Webinar tersebut mengulas berbagai ancaman yang mengintai kelangsungan seluruh spesies orangutan sekaligus membahas solusi untuk perlindungan spesies kunci ini.

Director for The Wildlife Whisperer of Sumatra Arisa Mukharliza menyampaikan, kerusakan habitat masih menjadi ancaman utama kehidupan orangutan sumatera dan orangutan tapanuli.

Baca juga: Kisah Pilu Pony, Orangutan yang Dijadikan Pelacur di Kalimantan dan Kondisinya Kini

Perburuan anak orangutan sumatera untuk diperjualbelikan juga menjadi masalah yang belum terselesaikan, sebagaimana dilansir dari siaran pers Satya Bumi.

“Rendahnya hukuman terhadap pelaku kejahatan membuat kegiatan ilegal ini belum bisa dihentikan,” ujar Arisa.

Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumatera Utara Rianda Purba bertutur, saat ini tersisa kurang dari 800 ekor orangutan tapanuli dan jumlah tersebut diperkirakan terus berkurang.

Sementara itu, pertumbuhan orangutan sangat lambat dengan jarak melahirkan antara delapan hingga sembilan tahun. Biasanya, orangutan memiliki anak pertama di usia 15 tahun.

“Ekosistem Batang Toru yang menjadi habitat terakhir mereka terancam oleh deforestasi, pembangunan infrastruktur, dan industri ekstraktif lainnya seperti proyek pertambangan, energi, dan lain-lain,” tutur Rianda.

Baca juga: Menata Harapan Koeksistensi Manusia-Orangutan Tapanuli

Program Development and Planning Borneo Orangutan Survival Foundation Eko Prasetyo menyebut, ancaman yang tak jauh berbeda juga dihadapi orangutan kalimantan.

Berbagai ancaman tersebut contohnya habitat yang semakin sempit karena kebakaran hutan, perubahan lanskap hutan, dan lainnya.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

CDP: Setengah Perusahaan Dunia Tak Gunakan Listrik Terbarukan

CDP: Setengah Perusahaan Dunia Tak Gunakan Listrik Terbarukan

LSM/Figur
PLN Jalin Kolaborasi dengan Pemain EBT Global untuk Transisi Energi

PLN Jalin Kolaborasi dengan Pemain EBT Global untuk Transisi Energi

Pemerintah
BP Taskin dan Genta Pangan Dorong Ketahanan Pangan Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan

BP Taskin dan Genta Pangan Dorong Ketahanan Pangan Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan

Pemerintah
Sistem Pangan Berkelanjutan Cegah 300 Juta Orang Kekurangan Gizi

Sistem Pangan Berkelanjutan Cegah 300 Juta Orang Kekurangan Gizi

Pemerintah
IFRS Foundation Terbitkan Panduan soal Keberlanjutan dalam Laporan Keuangan

IFRS Foundation Terbitkan Panduan soal Keberlanjutan dalam Laporan Keuangan

Swasta
WWF: Penurunan Populasi Satwa Liar Bisa Berdampak ke Ekonomi

WWF: Penurunan Populasi Satwa Liar Bisa Berdampak ke Ekonomi

LSM/Figur
Jakarta Dihantui Banjir Rob, Pemprov Bakal Bangun Tanggul Pantai

Jakarta Dihantui Banjir Rob, Pemprov Bakal Bangun Tanggul Pantai

Pemerintah
Perubahan Iklim Berakibat Kasus DBD Global Naik 19 Persen Tahun Ini

Perubahan Iklim Berakibat Kasus DBD Global Naik 19 Persen Tahun Ini

Pemerintah
5 Kerja Sama PLN untuk Transisi Energi pada COP29

5 Kerja Sama PLN untuk Transisi Energi pada COP29

Pemerintah
UMKM Butuh Dukungan 789 Miliar Dollar AS untuk Peluang Pertumbuhan Hijau

UMKM Butuh Dukungan 789 Miliar Dollar AS untuk Peluang Pertumbuhan Hijau

Pemerintah
Pemerintah Didesak Setop Perdagangan Karbon pada COP29

Pemerintah Didesak Setop Perdagangan Karbon pada COP29

LSM/Figur
Tanoto Foundation Gelar Simposium Perkuat Komitmen Kebijakan PAUD-HI

Tanoto Foundation Gelar Simposium Perkuat Komitmen Kebijakan PAUD-HI

LSM/Figur
90 Persen Pemimpin Bisnis Percaya AI Berdampak Positif pada Keberlanjutan

90 Persen Pemimpin Bisnis Percaya AI Berdampak Positif pada Keberlanjutan

Pemerintah
Sistem Penyimpanan Jadi Kunci Ketahanan Energi Terbarukan di Asia Tenggara

Sistem Penyimpanan Jadi Kunci Ketahanan Energi Terbarukan di Asia Tenggara

LSM/Figur
Bentuk Karakter Anak, KemenPPPA akan Hadirkan Ruang Bersama Merah Putih

Bentuk Karakter Anak, KemenPPPA akan Hadirkan Ruang Bersama Merah Putih

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau