Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sampah Warga 170 Ton Per Hari, TPA Regional Bangka Tak Kunjung Terealisasi

Kompas.com - 25/08/2023, 06:00 WIB
Heru Dahnur ,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

BANGKA, KOMPAS.com - Rencana pembangunan tempat pembuangan akhir (TPA) regional di Kepulauan Bangka Belitung belum menemukan titik terang.

Wali Kota Pangkalpinang Maulan Aklil berharap TPA regional segera dibangun untuk menampung sampah rumah tangga yang semakin menumpuk.

"TPA Parit Enam di Pangkalpinang sudah overload. Kami butuhkan TPA regional dengan daya tampung dan pengelolaan yang baru," kata Maulan saat menerima kunjungan tim provinsi, Rabu (23/8/2023).

Maulan mengungkapkan, pembangunan TPA baru di dalam kota sudah tidak memungkinkan. Selain lahan terbatas, TPA regional harus berjarak sekitar 10 kilometer dari permukiman warga.

Baca juga: Indonesia-Swedia Sepakat Konversi Sampah Jadi Energi Terbarukan

"Kami warga kota sangat membutuhkan TPA regional, namun untuk dibangun di kota tidak memungkinkan lagi," ujar Maulan.

TPA Parit Enam saat ini terus dijejali sampah rumah tangga yang jumlahnya mencapai 170 ton per hari.

Menurut Maulan, lokasi TPA regional mencakup kebutuhan lintas daerah sehingga provinsi perlu turun tangan.

"TPA regional dulunya sudah pernah direncanakan di Kabupaten Bangka Tengah, namun belum terealisasi. Saat ini diusulkan berlokasi di Kabupaten Bangka. Ini yang perlu ditindaklanjuti segera untuk mengatasi permasalahan sampah," harap Maulan.

Penjabat (Pj) Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Suganda Pandapotan Pasaribu memastikan, pihaknya sudah meninjau langsung lokasi TPA Parit Enam, Pangkalpinang.

Baca juga: Kodim 0812 Lamongan Olah Sampah Plastik Jadi Paving Block

Dalam waktu dekat bakal diupayakan alat untuk pembakaran sampah di beberapa pasar sehingga tidak harus dibawa ke TPA.

Selain itu, bakal diadakan alat Refuse Derived Fuel (RDF) yang lebih besar, mengingat sampah warga Pangkalpinang yang masuk ke TPA Parit Enam sudah mencapai 170 ton per hari.

"Kami minta wali kota ajukan proposal secepatnya, akan kami berikan berupa dana bantuan, nanti kota yang akan membelikan alat-alat itu," beber Suganda.

Sementara solusi yang sudah berjalan yakni dengan memaksimalkan pengolahan chips PLN dengan memanfaatkan sampah organik TPA sebagai bahan bakar pembangkit listrik.

"Mendirikan TPA regional tidak bisa cepat, karena harus ada studi kelayakan dan detail engineering design (DED). Tapi yang terpenting kita bersama-sama menyelesaikan persoalan ini," janji Suganda.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Mau Proyek Sampah Jadi Energi Sukses? Kuncinya Duit, Transparansi, dan Kebijakan Jelas
Mau Proyek Sampah Jadi Energi Sukses? Kuncinya Duit, Transparansi, dan Kebijakan Jelas
Swasta
20 Kura-Kura Leher Ular Rote Dilepasliarkan, Agar Tak Lagi Jadi Terlangka di Dunia
20 Kura-Kura Leher Ular Rote Dilepasliarkan, Agar Tak Lagi Jadi Terlangka di Dunia
Pemerintah
FAO: Hutan Tetap Terancam meski Deforestasi Global Melambat dalam Satu Dekade Terakhir
FAO: Hutan Tetap Terancam meski Deforestasi Global Melambat dalam Satu Dekade Terakhir
Pemerintah
Papua Terancam Jadi Sumatera Kedua, Jadi Langganan Kebakaran Gambut
Papua Terancam Jadi Sumatera Kedua, Jadi Langganan Kebakaran Gambut
LSM/Figur
Demi NZE 2060, RI Tak Boleh Korbankan Hutan dan Gambut untuk Transisi Energi
Demi NZE 2060, RI Tak Boleh Korbankan Hutan dan Gambut untuk Transisi Energi
LSM/Figur
Cuaca Panas Masih Berlangsung, Suhu Karanganyar Capai 38,2 Derajat
Cuaca Panas Masih Berlangsung, Suhu Karanganyar Capai 38,2 Derajat
Pemerintah
Usai BRGM Dibubarkan, 26.000 Hektar Gambut Terbakar, Siapa Kini yang Bertanggung Jawab?
Usai BRGM Dibubarkan, 26.000 Hektar Gambut Terbakar, Siapa Kini yang Bertanggung Jawab?
LSM/Figur
Belantara Foundation Ingatkan Pentingnya Koeksistensi untuk Mitigasi Konflik Gajah dan Manusia
Belantara Foundation Ingatkan Pentingnya Koeksistensi untuk Mitigasi Konflik Gajah dan Manusia
LSM/Figur
KLH Usul Pemda Tarik Retribusi untuk Kelola Sampah Jadi Energi Listrik
KLH Usul Pemda Tarik Retribusi untuk Kelola Sampah Jadi Energi Listrik
Pemerintah
BRIN Wanti-wanti Hujan Mikroplastik Tak Hanya Terjadi di Jakarta
BRIN Wanti-wanti Hujan Mikroplastik Tak Hanya Terjadi di Jakarta
Pemerintah
Pemanfaatan Teknologi CCS Justru Berisiko Tingkatkan Emisi Karbon
Pemanfaatan Teknologi CCS Justru Berisiko Tingkatkan Emisi Karbon
LSM/Figur
Terang Lampu Surya Selamatkan Penyu, Kurangi Kasus Terjerat hingga 63 Persen
Terang Lampu Surya Selamatkan Penyu, Kurangi Kasus Terjerat hingga 63 Persen
LSM/Figur
PSN Merauke Dikritik Picu Deforestasi, Pemerintah Bilang Siap Reforestasi
PSN Merauke Dikritik Picu Deforestasi, Pemerintah Bilang Siap Reforestasi
Pemerintah
UNEP Kucurkan 100 Juta Dolar AS untuk Aksi Iklim, Indonesia Termasuk Penerima
UNEP Kucurkan 100 Juta Dolar AS untuk Aksi Iklim, Indonesia Termasuk Penerima
Pemerintah
Intervensi Pangan Berkelanjutan Perlu Libatkan Anak dan Remaja
Intervensi Pangan Berkelanjutan Perlu Libatkan Anak dan Remaja
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau