Namun, pertumbuhan ini bertabrakan dengan lembaga-lembaga yang ada dan proses-proses tidak jelas yang tidak dirancang untuk memanfaatkan permintaan yang tiba-tiba dan inovatif.
Selain itu, belum menyelesaikan perdebatan internal mengenai cara terbaik untuk mendefinisikan, mengukur, dan menilai “kredit berkualitas” berdasarkan iklimnya.
Sederhananya, VCM saat ini dibatasi oleh kondisi yang disebut “asimetri informasi” di mana data dan informasi mendasar tentang kredit yaitu kinerja dan riwayat transaksinya tetap terisolasi dan tidak terhubung di seluruh rantai nilai.
Karena data granular dan terkini mengenai kinerja kredit sulit diakses dan digunakan oleh pasar yang lebih luas dalam pengambilan keputusan, sebagian besar kredit diterbitkan dan diberi harga berdasarkan penilaian lulus/gagal atas klaim subjektif mengenai kinerjanya, dan bukan berdasarkan penilaian nyata.
Baca juga: Walhi: Peraturan Perdagangan Karbon Bukan Solusi Permasalahan Iklim
Tantangan dalam mengakses informasi kredit yang penting telah membuat VCM kesulitan menjalankan fungsi inti dari pasar yang efisien: memfasilitasi persaingan pasar dan mengarahkan modal ke proyek-proyek dengan manfaat tambahan yang terukur terhadap iklim dan ekuitas.
Tantangan dalam VCM memacu inovasi dan pertumbuhan, dengan banyaknya perusahaan baru yang bermunculan untuk menangani aspek unik dari lanskap pasokan, permintaan, dan transaksi.
Namun hanya sedikit solusi yang secara langsung dan sistematis mengatasi akar struktural dari masalah ini yakni inti asimetri informasi yang harus diatasi agar pasar dapat mempertahankan fungsi kepentingan publiknya.
Meskipun memerlukan waktu untuk membangun konsensus seputar peraturan pasar karbon, kita dapat dan harus membangun kemitraan, kerangka data, dan infrastruktur pasar pendukung yang dapat memberikan transparansi, keandalan, dan integritas yang sangat dibutuhkan bagi VCM.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya