Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 6 September 2023, 08:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Negara-negara Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara atau ASEAN dapat menjadi pusat pertumbuhan dunia atau epicentrum of growth jika mampu memenuhi empat syarat.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut, keempat syarat tersebut adalah kerja keras, kompak, berani, dan gesit.

Jokowi menuturkan, keempat syarat itu merupakan modal utama yang harus dipenuhi oleh setiap negara ASEAN supaya dapat mengantisipasi setiap tantangan di masa depan.

Baca juga: Para Aktivis Muda Desak Pemimpin ASEAN Rumuskan Kebijakan Iklim Terpadu

“Arah ASEAN jelas, menjadi epicentrum of growth. Modal ASEAN besar untuk meraihnya,” kata Presiden Jokowi pada sesi Pleno Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Selasa (5/9/2023).

Empat modal utama itu dapat disinergikan dengan strategi taktis jangka panjang sesuai dengan harapan masyarakat di masa mendatang.

Keempatnya juga bisa dimasukkan dalam pembahasan ASEAN Concord IV, sebagaimana dilansir dari siaran pers Tim Komunikasi dan Media KTT ke-43 ASEAN 2023.

“Mari kita bersama mewujudkan kerja sama yang setara dan saling menguntungkan untuk berlayar bersama menuju epicentrum of growth,” ujar Jokowi.

Baca juga: Capai SDGs di ASEAN, Perlu Kerja Sama Dagang Lintas Negara

Sementara itu, Direktur Pelaksana International Monetary Fund (IMF) Kristalina Georgieva merekomendasikan tiga langkah yang dapat diambil negara-negara ASEAN bertahan melalui tantangan ekonomi yang kompleks saat ini, termasuk tekanan inflasi dan pengetatan likuiditas.

Pertama, negara-negara anggota ASEAN untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan keuangan untuk memastikan kepercayaan konsumen dan investor.

Kedua, negara-negara anggota ASEAN lebih banyak berinvestasi dalam bidang pendidikan dan keterampilan.

Ketiga, negara-negara anggota ASEAN berinvestasi dalam konektivitas digital dan ekonomi hijau.

Baca juga: Indonesia Minta ASEAN Bersatu dalam Perdagangan Karbon

Georgieva mengatakan, negara-negara ASEAN cukup terpengaruh oleh pandemi Covid-19, terutama dalam hal pertumbuhan ekonominya.

“ASEAN cukup terpengaruh karena sebelum pandemi diproyeksikan tumbuh begitu kuat dan pertumbuhan ini telah turun separuhnya,” ujar Georgieva dalam ASEAN-Indo-Pacific-Forum (AIPF) di Hotel Mulia, Jakarta, Selasa.

“Akibatnya adalah hilangnya output potensial sebesar 8 persen. Jadi, ini adalah konsekuensi signifikan dari apa yang telah kita alami,” sambungnya.

Dia menambahkan, ASEAN juga telah mengalami gangguan dalam rantai pasok akibat pandemi dan perang di Ukraina.

Gangguan tersebut telah menyebabkan lebih banyak tekanan, krisis, dan inflasi di sebagian besar ekonomi maju dan pasar berkembang, termasuk negara-negara anggota ASEAN.

Baca juga: Greenpeace dan Tim 9 Desak ASEAN Lindungi Awak Kapal Perikanan Migran

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Biasanya Jadi Gula, Kini Pertamina Pikirkan Ubah Aren Jadi Bioetanol
Biasanya Jadi Gula, Kini Pertamina Pikirkan Ubah Aren Jadi Bioetanol
BUMN
Perusahaan RI Paling Banyak Raih Penghargaan Asia ESG Positive Impact Awards
Perusahaan RI Paling Banyak Raih Penghargaan Asia ESG Positive Impact Awards
Swasta
Pastikan Kawanan Gajah Aman, BKSDA Riau Pasang GPS pada Betina Pemimpinnya
Pastikan Kawanan Gajah Aman, BKSDA Riau Pasang GPS pada Betina Pemimpinnya
Pemerintah
Bukan Cuma Beri Peringatan, Taiwan Tetapkan Panas Ekstrem sebagai Bencana Alam
Bukan Cuma Beri Peringatan, Taiwan Tetapkan Panas Ekstrem sebagai Bencana Alam
Pemerintah
Ilmuwan Desak Pemimpin Global Batasi Biofuel Berbasis Tanaman
Ilmuwan Desak Pemimpin Global Batasi Biofuel Berbasis Tanaman
LSM/Figur
Gates Foundation Gelontorkan 1,4 Miliar Dollar AS untuk Bantu Petani Adaptasi Iklim
Gates Foundation Gelontorkan 1,4 Miliar Dollar AS untuk Bantu Petani Adaptasi Iklim
Swasta
Krisis Iklim dan Penggunaan Pestisida di Pertanian Ancam Populasi Kupu-Kupu
Krisis Iklim dan Penggunaan Pestisida di Pertanian Ancam Populasi Kupu-Kupu
LSM/Figur
Asia ESG PIA Digelar, Pertemukan 39 Perusahaan yang Berkomitmen Jalankan ESG
Asia ESG PIA Digelar, Pertemukan 39 Perusahaan yang Berkomitmen Jalankan ESG
Swasta
Perkuat Ekosistem Kendaraan Listrik, PLN Resmikan SPKLU Center Pertama di Yogyakarta
Perkuat Ekosistem Kendaraan Listrik, PLN Resmikan SPKLU Center Pertama di Yogyakarta
BUMN
Bumi Memanas, Hasil Panen di Berbagai Benua Menurun
Bumi Memanas, Hasil Panen di Berbagai Benua Menurun
Pemerintah
BMKG Peringatkan Potensi Hujan Lebat yang Bisa Picu Banjir Sepekan ke Depan
BMKG Peringatkan Potensi Hujan Lebat yang Bisa Picu Banjir Sepekan ke Depan
Pemerintah
4 Pemburu Satwa Liar di TN Merbabu Terancam 15 Tahun Penjara
4 Pemburu Satwa Liar di TN Merbabu Terancam 15 Tahun Penjara
Pemerintah
Dekan FEM IPB Terima Penghargaan Dean of the Year pada LEAP 2025
Dekan FEM IPB Terima Penghargaan Dean of the Year pada LEAP 2025
Pemerintah
Akademisi UI: Produksi Etanol untuk BBM Tak Ganggu Ketersediaan Pangan
Akademisi UI: Produksi Etanol untuk BBM Tak Ganggu Ketersediaan Pangan
LSM/Figur
Kata Walhi, RI dan Brasil Kontraproduktif Atasi Krisis Iklim jika Transisi Energi Andalkan Lahan
Kata Walhi, RI dan Brasil Kontraproduktif Atasi Krisis Iklim jika Transisi Energi Andalkan Lahan
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau