Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Money Matter", Gita Wirjawan: Pendidikan Vital bagi Perkembangan Ekonomi

Kompas.com, 13 September 2023, 17:17 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Gita Wirjawan dalam laporan "Money Matters: The Relationship between Democratization and Economic Growth in Southeast Asia" yang dirilis CSIS (Center for Strategic and International Studies) menyebut adanya kaitan antara pendidikan dan penanaman modal asing langsung atau FDI (Foreign Direct Investment).

Kecuali Singapura, ungkap Gita Wirjawan, mayoritas negara Asia Tenggara menghadapi tiga kendala utama dalam kinerja ekonomi dan kemampuan menarik Investasi Langsung Asing (FDI): tingkat pendidikan rendah, kurangnya kemepuan daya saing, dan kualitas kepemimpinan.

"Pendidikan memiliki arti penting sebagai pembebasan pikiran, yang sangat vital bagi ekonomi yang sedang berkembang. Kekurangan modal ekonomi, yang terlihat dari sumber daya moneter dan fiskal yang terbatas," tegas Gita.

Hal ini merupakan kelemahan struktural dalam upaya sebagian besar negara di Asia Tenggara untuk mencapai tingkat pendidikan lebih tinggi.

"Karena untuk sebagian besar negara di Asia Tenggara, yang terpenting adalah memenuhi kebutuhan makan sehari-hari, pendidikan seringkali terabaikan," ungkap Gita seperti dikutip dari laporan tersebut.

Meskipun begitu, lanjutnya, kita dapat menemukan contoh-contoh yang menjanjikan bagaimana investasi dalam pendidikan telah berdampak pada produktivitas keseluruhan dan kinerja ekonomi suatu negara.

Vietnam, sebagai contoh, telah sangat tekun dalam meningkatkan pendidikan dalam bidang bahasa dan sains, sebagaimana terbukti dengan peningkatan yang signifikan dalam skor Program Penilaian Siswa Internasional (PISA) mereka.

Baru-baru ini, hal ini telah berkorelasi positif dengan kemampuan Vietnam untuk mencapai FDI yang lebih tinggi per kapita, meningkatkan produktivitas marjinalnya, dan menjalin perjanjian kerja sama ekonomi multilateral.

Baca juga: Perempuan Berperan Penting untuk Gerakkan Ekonomi

STEM dan kemampuan bahasa asing

Gita Wirjawan menekankan pentingnya stabilitas politik dan keamanan sebagai dasar utama untuk membangun perekonomian suatu negara.

Menggunakan data korban jiwa akibat perang dan kekerasan, dia menunjukkan bahwa Asia Tenggara memiliki tingkat fatalitas yang jauh lebih rendah daripada Eropa selama 1500 tahun terakhir.

Hal ini menandakan pondasi yang kuat untuk stabilitas politik dan keamanan di kawasan tersebut dapat mendukung perkembangan ekonomi di masa depan.

Selanjutnya, Gita Wirjawan membahas pentingnya penanaman modal asing (FDI) sebagai indikator keberhasilan ekonomi negara liberal demokrasi. FDI per kapita di negara-negara ASEAN varian, dengan Singapura menjadi yang paling sukses dalam menarik investasi asing.

Kunci untuk menarik modal asing adalah kepastian hukum, yang memberikan kejelasan dalam bisnis dan perhitungan.

FDI adalah salah satu faktor penting dalam memperkuat sistem liberal demokrasi di Asia Tenggara jika didukung oleh upaya penegakkan hukum, transparansi, peningkatan izin usaha, dan stabilitas politik.

Kemudian, Gita Wirjawan menggarisbawahi pentingnya produktivitas marjinal dalam bersaing secara global.

Produktivitas tinggi diperlukan agar negara dapat bersaing di pasar global. Dia menyoroti peran sains dan teknologi dalam meningkatkan produktivitas, serta pentingnya pendidikan bidang STEM (Science, Technology, Engineering, and Technology) untuk mendukung pengembangan teknologi.

Selain itu, Gita Wirjawan juga menyoroti dua isu fundamental di Asia Tenggara: bahasa dan ketimpangan uang beredar.

Kurangnya kemampuan berbahasa asing dan mengartikulasikan ide dan gagasan menjadi tantangan utama dalam berhubungan dengan masyarakat global.

Di sisi lain, ketimpangan uang beredar antara negara maju dan negara berkembang dapat diatasi melalui berhutang, perdagangan, dan pencetakan uang, dengan syarat utama tidak ada korupsi.

Terakhir, Gita Wirjawan juga membahas isu kepemimpinan dan peran kepemimpinan dalam mewujudkan perubahan. Gita Wirjawan mengkritik fenomena sensasionalisasi dalam kepemimpinan era Post-truth.

Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Global Diprediksi Lebih Rendah dari Perkiraan

Ia menekankan pentingnya pemimpin yang melayani publik sebagai salah satu solusi untuk memilih pemimpin yang kompeten dan berkomitmen untuk melayani masyarakat.

Gita Wirjawan juga mengingatkan peran media sosial dalam pemilihan pemimpin dan pentingnya memilih pemimpin berdasarkan kemampuan mereka, bukan popularitas di media sosial.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Bentrok dengan Komitmen Iklim, Reklamasi Surabaya Ancam 900 Hektar Mangrove
Bentrok dengan Komitmen Iklim, Reklamasi Surabaya Ancam 900 Hektar Mangrove
LSM/Figur
Satu Dekade RI Gagal Capai Target Bauran Energi Terbarukan, Penasihat Presiden: Memang Kita Negara Berkembang
Satu Dekade RI Gagal Capai Target Bauran Energi Terbarukan, Penasihat Presiden: Memang Kita Negara Berkembang
LSM/Figur
Pemerintah Dinilai Tidak Kompak Dorong Energi Terbarukan
Pemerintah Dinilai Tidak Kompak Dorong Energi Terbarukan
LSM/Figur
Prospek Bagus, Penasehat Presiden Jawab Kritik soal Jualan Karbon di COP30
Prospek Bagus, Penasehat Presiden Jawab Kritik soal Jualan Karbon di COP30
Pemerintah
Angklung Digital, Cara Baru Ajak Dunia Merawat Tradisi Tanah Air
Angklung Digital, Cara Baru Ajak Dunia Merawat Tradisi Tanah Air
Pemerintah
Di COP30, Kemenhut Ungkap Komitmen Rehabilitasi 12,7 Juta Ha Lahan Hutan
Di COP30, Kemenhut Ungkap Komitmen Rehabilitasi 12,7 Juta Ha Lahan Hutan
Pemerintah
Komunitas Medis Global Desak Penghapusan Bahan Bakar Fosil di COP30
Komunitas Medis Global Desak Penghapusan Bahan Bakar Fosil di COP30
Pemerintah
Program Smartani Antar Sido Muncul Jadi Peringkat Pertama Indonesia's SDGs Action Awards 2025
Program Smartani Antar Sido Muncul Jadi Peringkat Pertama Indonesia's SDGs Action Awards 2025
BrandzView
UN Women Peringatkan, Kekerasan Digital Berbasis AI Ancam Perempuan
UN Women Peringatkan, Kekerasan Digital Berbasis AI Ancam Perempuan
Pemerintah
Kelaparan Global Bisa Diatasi dengan Kurang dari 1 Persen Anggaran Militer
Kelaparan Global Bisa Diatasi dengan Kurang dari 1 Persen Anggaran Militer
Pemerintah
Gunung Semeru Erupsi, Jalur Pendakian Ditutup dan Pendaki Diminta Turun
Gunung Semeru Erupsi, Jalur Pendakian Ditutup dan Pendaki Diminta Turun
Pemerintah
Korea Selatan Pensiunkan PLTU, Buka Peluang Investasi Energi Bersih RI
Korea Selatan Pensiunkan PLTU, Buka Peluang Investasi Energi Bersih RI
LSM/Figur
Rumput Laut RI Dilirik Investor Asing untuk Produksi Sedotan Ramah Lingkungan
Rumput Laut RI Dilirik Investor Asing untuk Produksi Sedotan Ramah Lingkungan
Pemerintah
Target Investasi Sektor Perikanan Rp 79 T, KKP Janji Permudah Izin
Target Investasi Sektor Perikanan Rp 79 T, KKP Janji Permudah Izin
Pemerintah
Kemenhut Resmikan Bioetanol dari Aren, Disebut Jadi Tonggak Transisi Energi
Kemenhut Resmikan Bioetanol dari Aren, Disebut Jadi Tonggak Transisi Energi
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau