Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Road to ICFBE 2023", FB PresUniv Dorong "Family Business" Terapkan Praktik Berkelanjutan

Kompas.com - 21/09/2023, 18:41 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Bisnis keluarga atau Family Business (fambiz) harus mulai menerapkan praktik-praktik bisnis yang berkelanjutan dan menavigasi kemajuan teknologi, termasuk mengadopsi konsep ekonomi sirkular.

Hal ini penting untuk membangun fambiz yang memiliki ketahanan dalam menghadapi tantangan global dan kondisi lingkungan yang begitu cepat berubah. Dengan mengadopsi teknologi, fambiz bukan hanya akan mampu bertahan menghadapi perubahan, namun bisa meningkatkan daya saing.

Hal ini menjadi kesimpulan dalam diskusi panel "Road to ICFBE 2023" yang diselenggarakan President University (PresUniv) di Gedung A Kampus Presuniv Jababeka, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat (21/9/2023).

ICFBE atau International Conference on Family Business and Entrepreneurship adalah ajang tahunan Fakultas Bisnis Presuniv yang diselenggarakan pertama kali pada tahun 2017 dan sudah memasuki tahun ke-7.

Ada yang istimewa dalam penyelenggaraan ICFBE 2023 yang akan digelar pada 30 November hingga 1 Desember 2023.

Sebelumnya semua penyelenggaraan konferensi internasional tersebut selalu diselenggarakan di Bali, Indonesia, kecuali tahun 2020 dan 2021 diselenggarakan secara daring akibat pandemi Covid-19.

Tahun ini, ICBFE go international dan diselenggarakan di Kuching, Sarawak, Malaysia.

“Pemilihan Kuching merupakan keputusan penting dan sekaligus menjadi lompatan penting bagi ICFBE," ungkap Maria Jacinta Arquisola, Wakil Rektor Presuniv Bidang Sumber Daya.

Apalagi, lanjut Maria Jacinta, pada ajang kali ini Presuniv akan mempromosikan pentingnya bisnis keluarga untuk menerapkan prinsip-prinsip bisnis yang ramah lingkungan, berkelanjutan, dan mengadopsi teknologi.

”Kuching berada di jantung kota Sarawak, kota yang terkenal dengan keanekaragaman hayatinya. Di sana ada hutan hujan tropis yang luas dan ekosistem yang unik," jelas Wakil Rektor Presuniv Bidang Sumber Daya.

Baca juga: Penjajakan Bisnis AIPF Tembus Rp 490,6 Triliun, Energi Hijau Favorit

"Kekayaan alam ini menciptakan suasana ideal bagi para peserta konferensi untuk memahami pentingnya praktik bisnis berkelanjutan dalam konteks melestarikan sumber daya alam,” tambah Jacinta.

Praktik bisnis keluarga berkelanjutan

 

Selain Maria Jacinta, dalam diskusi panel menjelang ICFBE 2023 tersebut turut hadir Iman Permana (Dekan Fakultas Bisnis), Jhanghiz Syahrivar (Dosen Prodi Manajemen yang juga Co-Chairperson ICFBE 2023), beberapa dosen dan sejumlah pembicara lain.

Ajang ICFBE 2023 akan mengusung tema "Moving Forward, Moving Upward: Resilience and Innovation for Family Business and SMEs" dan akan menghadirkan lima pembicara utama.

Mereka adalah Prof. Kim Ki-Chan (Chairman International Council of Small Business yang juga International Chancellor Presuniv), Tamas Gyulavari (Assc. Professor Corvinus University of Budapest, Hungaria), Uma Jogulu (Edith Cowan University, Australia), Hamrila binti Abdul Latief (Assc. Professor Universiti Malaysia Sarawak, Malaysia), dan Nurliza (Assc. Professor Universitas Tanjung Pura, Indonesia).

Ada 10 topik utama akan dibahas dalam konferensi internasional kali ini, yakni (1) agribisnis, sirkular ekonomi, (2) perubahan iklim, (3) green hospitality and tourism, (4) food waste, (5) safety, security, and marketing; (6) gender, (7) health and nutrition, (8) sustainable family business practices; (9) teknologi dan inovasi, (10) ketahanan masyarakat pasca Covid-19, dan isu-isu manajemen.

Dekan Fakultas Bisnis PresUniv Iman Permana menjelaskan, “sepuluh topik tersebut memiliki relevensi yang mendalam pada lanskap bisnis keluarga yang sangat dinamis pada saat ini."

Contohnya topik tentang limbah makanan, keselamatan dan keamanan, dan marketing. Isu ini sangat penting bagi bisnis keluarga untuk merancang strategi yang dapat meminimalkan pemborosan makanan, memastikan keamanan pangan, dan merumuskan taktik pemasaran yang efektif.

"Apalagi banyak perusahaan keluarga yang menggeluti bisnis makanan. Upaya semacam ini, penting bukan hanya untuk mendorong bisnis yang berkelanjutan, tetapi juga untuk menjaga kesehatan masyarakat," tegasnya.

Baca juga: Sektor Bisnis Berminat Kembangkan Energi Terbarukan, Perlu Kebijakan yang Konsisten

Mengenai topik praktek bisnis yang berkelanjutan dalam ICBFE kali ini, Jhanghiz Syahrivar mengungkapkan, bisnis keluarga memiliki posisi unik untuk memperjuangkan hal tersebut.

 

“Pada topik ini, kami akan mengeksplorasi berbagai pendekatan yang bertanggung jawab dari bisnis keluarga terhadap lingkungan dan sosial,” kata dia.

Isu-isu semacam itu, ungkap Jhanghiz, sekarang menjadi sangat mengemuka ketimbang isu-isu lama, seperti persoalan tata kelola dan perencanaan suksesi di perusahaan keluarga.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com