Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

“Karaeng Pattingalloang", Drama Tari Musikal Raja Cendekiawan Sulsel

Kompas.com, 1 Oktober 2023, 07:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Galeri Indonesia Kaya kembali menyuguhkan pertunjukan yang kental dengan ragam kebudayaan Nusantara. Kali ini drama tari musikal “Karaeng Pattingalloang”.

Senada dengan namanya, drama tari musikal ini akan yang akan menceritakan tentang Karaeng Pattingalloang (1600-1654) dari Makassar, Sulawesi Selatan.

Dia merupakan seorang tokoh paling dikenal oleh orang-orang Eropa dari kota-kota pelabuhan di jalur rempah Nusantara.

Baca juga: Lestarikan Budaya, Petrokimia Gresik Gelar Pertunjukkan Wayang Kulit

Sosok Karaeng Pattingalloang merupakan cendekiawan yang cinta ilmu pengetahuan alam dan teknologi dan tak hanya dihormati sebagai raja, tetapi juga secara internasional.

Dia adalah putra Raja Tallo VII Karaeng Matowaya (1573-1636) dengan Iwara, putri sulung Raja Gowa XII Tunijallo (1565-1590).

Penari, koreografer dan juga sutradara dalam pertunjukan ini Illenk Gentille Andilolo menuturkan, karya ini merupakan kolaborasi bersama Komunitas Seni Rojita, seniman penari kabupaten Barru Sulawesi Selatan dan Taufan Purbo.

"Ini merupakan salah satu upaya yang kami lakukan untuk mengenalkan dan melestarikan kebudayaan Sulawesi Selatan seperti lagu, tarian serta kisah rakyat ke hadapan para penikmat seni. Semoga penampilan kami dapat menginspirasi dan menghibur,” ujar Illenk.

Baca juga: KJRI Sydney Promosikan Budaya Indonesia di St. Mary College Australia

Pertunjukan yang berdurasi sekitar 60 menit ini, dibuka dengan tarian pakkarena bura’ne yang menjadi simbol dari penjaga kerajaan dan maritim dari kerajaan Sulawesi Selatan ketika hendak berlayar.

Setelah menyaksikan tarian pembuka, penikmat seni disuguhkan dengan suara merdu dari Taufan Purbo serta visual dari video yang menampilkan babak-babak ketika tokoh Karaeng berjelajah dari Makassar hingga ke Benua Biru yang juga dikenal sebagai Benua Eropa.

Kemudian penikmat seni disuguhkan kembali dengan dua tarian bertajuk Benua Biru dan Pakarena. Di pengujung acara, penikmat seni diajak untuk ikut bernyanyi bersama dengan menyanyikan lagu daerah dari Makassar bertajuk Angin Mamiri.

Program Director Galeri Indonesia Kaya Renitasari Adrian mengungkapkan, drama tari musikal “Karaeng Pattingalloang” menjadi sebuah pertunjukan spesial karena pertunjukan ini juga menjadi pratinjau episode terbaru dari program #MusikalDiRumahAja yang senantiasa menghadirkan kisah rakyat dari berbagai wilayah di Indonesia.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Negara di COP30 Sepakati Deklarasi Memerangi Disinformasi
Negara di COP30 Sepakati Deklarasi Memerangi Disinformasi
Pemerintah
3.099 Kasus Iklim Diajukan Secara Global hingga Pertengahan 2025
3.099 Kasus Iklim Diajukan Secara Global hingga Pertengahan 2025
Pemerintah
Seruan UMKM di COP30: Desak agar Tak Diabaikan dalam Transisi Energi
Seruan UMKM di COP30: Desak agar Tak Diabaikan dalam Transisi Energi
Pemerintah
Mendobrak Stigma, Menafsir Ulang Calon Arang lewat Suara Perempuan dari Panggung Palegongan Satua Calonarang
Mendobrak Stigma, Menafsir Ulang Calon Arang lewat Suara Perempuan dari Panggung Palegongan Satua Calonarang
LSM/Figur
Fragmentasi Regulasi Hambat Keberlanjutan Industri Sawit RI
Fragmentasi Regulasi Hambat Keberlanjutan Industri Sawit RI
Swasta
Terkendala Harga, ESDM Pilih Solar dengan Kandungan Sulfur Tinggi untuk Campuran B50
Terkendala Harga, ESDM Pilih Solar dengan Kandungan Sulfur Tinggi untuk Campuran B50
Pemerintah
Inovasi Keimigrasian di KEK Gresik, Langkah Strategis Perkuat Ekonomi Hijau dan Iklim Investasi Indonesia
Inovasi Keimigrasian di KEK Gresik, Langkah Strategis Perkuat Ekonomi Hijau dan Iklim Investasi Indonesia
Pemerintah
Pendidikan dan Digitalisasi Jadi Motor Pembangunan Manusia di Kalimantan Tengah
Pendidikan dan Digitalisasi Jadi Motor Pembangunan Manusia di Kalimantan Tengah
Pemerintah
Climate Policy: Pangkas Emisi Tak Cukup dengan Jualan Karbon
Climate Policy: Pangkas Emisi Tak Cukup dengan Jualan Karbon
LSM/Figur
COP30: Peta Jalan untuk Hentikan Iklan Bahan Bakar Fosil Disepakati
COP30: Peta Jalan untuk Hentikan Iklan Bahan Bakar Fosil Disepakati
Pemerintah
Ciptakan Lingkungan Kerja yang Bahagiakan Pegawainya, PLN Raih Sertifikasi Great Place to Work 2025
Ciptakan Lingkungan Kerja yang Bahagiakan Pegawainya, PLN Raih Sertifikasi Great Place to Work 2025
BUMN
Perusahaan Terbesar Dunia Lanjutkan Target Nol-Bersih Usai Sempat Berhenti
Perusahaan Terbesar Dunia Lanjutkan Target Nol-Bersih Usai Sempat Berhenti
Swasta
Hadapi 'Triple Planetary Crisis', Uni Eropa Gandeng ASEAN Lestarikan Hutan Mangrove
Hadapi "Triple Planetary Crisis", Uni Eropa Gandeng ASEAN Lestarikan Hutan Mangrove
LSM/Figur
Permintaan AC Diprediksi Meningkat Tiga Kali Lipat pada Tahun 2050
Permintaan AC Diprediksi Meningkat Tiga Kali Lipat pada Tahun 2050
LSM/Figur
Bappenas Ingatkan Dampak Ekspansi Sawit yang Terlalu Cepat dan Kesampingkan Keberlanjutan
Bappenas Ingatkan Dampak Ekspansi Sawit yang Terlalu Cepat dan Kesampingkan Keberlanjutan
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau