KOMPAS.com – Sebagai salah satu wilayah pulau, Provinsi Bali berharap adanya komunike bersama memperkuat mitigasi perubahan iklim dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Archipelagic and Island States (AIS) Forum 2023.
Hal tersebut disampaikan Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra dalam "Konferensi Pers Road to KTT AIS Forum 2023" secara daring, Jumat (6/10/2023).
Untuk diketahui, KTT AIS 2023 akan digelar di kawasan Nusa Dua, Bali pada 10-11 Oktober 2023 mendatang.
Baca juga: KTT AIS Forum Jadi Momentum Perbaiki Ekosistem Pesisir dan Laut
Salah satu isu yang akan dibahas dalam KTT AIS adalah kenaikan permukaan air laut akibat perubahan iklim yang mengancam kawasan pesisir, pulau, dan kepulauan.
Dewa menyampaikan, sebagai sebuah pulau, Bali juga telah mengalami abrasi di beberapa titik. Bali pun turut memiliki kepentingan dalam agenda-agenda yang dibahas delegasi negara dalam KTT AIS.
“Kami berharap KTT yang akan dilaksanakan di Bali ini menghasilkan satu komunike bersama yang menguatkan mitigasi perubahan iklim,” kata Dewa.
Dia menambahkan, KTT AIS sejalan dengan kepentingan Bali sebagai pulau dan bagian dari Indonesia yang merupakan negara kepulauan.
Baca juga: Studi Yale, 75 Persen Responden Tuntut Pemerintah Bisa Tangani Perubahan Iklim
“Kami di Bali sudah menyusun rencana adaptasi dan rencana mitigasi perubahan iklim yang sudah kami suarakan dan diskusikan di berbagai tempat. Kesempatan ini (KTT AIS) pasti akan kami sampaikan,” terang Dewa.
Sebelumnya, pada Rabu (4/10/2023) perwakilan AIS Youth Conference 2023 Engel Laisina mengatakan, upaya penanggulanan perubahan iklim harusnya berfokus pada kawasan pedesaan di pesisir, baik di area pulau dan kepulauan.
Pasalnya, desa-desa di pesisir merupakan wilayah yang paling terdampak oleh perubahan iklim.
Engel menekankan, pentingnya aksesibilitas yang mudah bagi kawasan pedesaan di pesisir, baik di area pulau dan kepulauan.
Baca juga: 40,7 Persen Spesies Amfibi Terancam Punah karena Perubahan Iklim
“Mengapa itu penting, karena kawasan pedesaan itu yang paling banyak menerima dampak dari perubahan iklim,” terang Engel, sebagaimana dilansir dari rilis Tim Komunikasi dan Media KTT AIS Forum 2023.
“Selama ini, upaya-upaya pencegahan atau penanggulangan perubahan iklim hanya ramai di kota-kota saja, sementara yang paling terdampak adalah desa-desa,” sambungnya.
Engel berharap perwakilan yang hadir dalam KTT tersebut bisa berbagi ilmu dan pengalaman dalam menghadapi serta mengatasi persoalan perubahan iklim yang semakin mengkhawatirkan.
Baca juga: Ketegangan Geopolitik Dunia Ancam Penanganan Perubahan Iklim
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya