Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kejar Indonesia Emas 2045, Ketahanan terhadap Bencana Perlu Disiapkan

Kompas.com, 13 Oktober 2023, 16:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Untuk mencapai Visi Indonesia Emas 2045, muncul usulan kebijakan penguatan pengelolaan risiko bencana kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Usulan tersebut disampaikan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).

Perencana Ahli Utama Bidang Pengembangan Regional Bappenas Supriyadi mengatakan, ketahanan terhadap bencana perlu disiapkan.

Baca juga: Kejar SDGs Desa, Desa Wisata dan Tanggap Bencana Masuk Program Kunci

”Sebagai bagian dari transformasi sosial budaya dan ekologi, resiliensi terhadap bencana dan perubahan iklim menjadi arah pembangunan yang ke-17 untuk menuju Indonesia Emas 2045,” kata Supriyadi dalam diskusi "Panduan Penyusunan Perencanaan Penanggulangan Bencana ke RPJMD" di Jakarta, Kamis (12/10/2023).

Bappenas mengusulkan dua kebijakan pengelolaan risiko bencana yakni penguatan sarana dan prasarana tahan bencana serta pengelolaan dan pengurangan risiko bencana.

Garis besar penguatan sarana dan prasarana tahan bencana adalah mengarusutamakan pembangunan sarana dan prasarana publik serta hunian masyarakat yang tahan bencana.

Untuk mencapai penguatan sarana dan prasarana, ada tiga poin yang dapat dilakukan oleh BNPB.

Baca juga: Bencana Akibat Perubahan Iklim Sebabkan 43,1 Juta Anak Mengungsi

Pertama, pelaksanaan penilaian bangunan tahan bencana. Kedua, pengarusutamaan pembangunan infrastruktur tahan bencana yang multifungsi.

Ketiga, penerapan insentif penanggulangan bencana terutama pada kawasan berisiko tinggi, sebagaimana dilansir Antara.

Di Pulau Jawa misalnya, berdasarkan kajian, perlu penguatan infrastruktur maupun pemahaman masyarakat di sepanjang pesisir Pantai Utara Jawa mengenai dampak perubahan iklim, seperti banjir rob dan abrasi.

Sedangkan untuk pengelolaan dan pengurangan risiko memiliki garis besar edukasi dan mitigasi risiko.

Baca juga: SBI Pabrik Narogong Gelar Pelatihan Desa Tangguh Bencana

Contohnya adalah literasi dan edukasi kebencanaan, pemberdayaan masyarakat, partisipasi segenap pelaku pembangunan dalam aksi kesiapsiagaan, peringatan dini, serta mitigasi struktural maupun non-struktural.

Supriyadi menegaskan pentingnya kolaborasi multipihak dan integrasi program penanggulangan bencana guna mewujudkan ketahanan dalam menghadapi bencana dan perubahan iklim.

"Seperti di Pulau Sumatera, pengelolaan risiko bencana perlu dilakukan lewat banyak hal,” terang Supriyadi.

“Mulai dari peningkatan kesiapsiagaan, penguatan kurikulum bencana di tiap satuan pendidikan, hingga edukasi langsung kepada masyarakat sebab letak geografis pulau itu memberi banyak risiko bencana,” sambungnya.

Baca juga: Perubahan Iklim Sebabkan Hujan Makin Lebat dan Cuaca Ekstrem, Bencana Mengintai

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Aset Dana Iklim Global Cetak Rekor 644 Miliar Dollar AS di Awal 2025
Aset Dana Iklim Global Cetak Rekor 644 Miliar Dollar AS di Awal 2025
Swasta
Maybank Indonesia Siapkan Rp 3,3 Triliun untuk Proyek Energi Bersih PLN Batam
Maybank Indonesia Siapkan Rp 3,3 Triliun untuk Proyek Energi Bersih PLN Batam
Swasta
The Habibie Center Gandeng OAC Taiwan Perkuat Tata Kelola Sampah Laut Indo-Pasifik
The Habibie Center Gandeng OAC Taiwan Perkuat Tata Kelola Sampah Laut Indo-Pasifik
LSM/Figur
TNFD dan UN SSE Rilis Alat Pelaporan Alam untuk Bursa Saham Global
TNFD dan UN SSE Rilis Alat Pelaporan Alam untuk Bursa Saham Global
Swasta
Krisis Plastik Kian Parah, Raksasa Bisnis Dunia Sepakat Desak Regulasi Baru
Krisis Plastik Kian Parah, Raksasa Bisnis Dunia Sepakat Desak Regulasi Baru
Swasta
Cek Kesehatan Gratis Ungkap, 95 Persen Orang Indonesia Kurang Gerak, 32 Persen Obesitas
Cek Kesehatan Gratis Ungkap, 95 Persen Orang Indonesia Kurang Gerak, 32 Persen Obesitas
Pemerintah
Fenomena Aneh: Hiu Paus Muda Makin Sering Terdampar di Indonesia, Naik Lima Kali Lipat Sejak 2020
Fenomena Aneh: Hiu Paus Muda Makin Sering Terdampar di Indonesia, Naik Lima Kali Lipat Sejak 2020
LSM/Figur
Perempuan Aceh dan Peran Budaya dalam Membangun Citra Tanah Rencong di Dunia
Perempuan Aceh dan Peran Budaya dalam Membangun Citra Tanah Rencong di Dunia
LSM/Figur
Kita Tak Bisa Menghindar Lagi, Suhu Bumi Naik Minimal 2,3 Derajat Celsius
Kita Tak Bisa Menghindar Lagi, Suhu Bumi Naik Minimal 2,3 Derajat Celsius
Pemerintah
Menhut Janjikan Pengakuan 1,4 Juta Ha Hutan Adat di Forum Internasional
Menhut Janjikan Pengakuan 1,4 Juta Ha Hutan Adat di Forum Internasional
Pemerintah
36 Tambang Ilegal di Merapi Ditindak, Kemenhut Siap Pulihkan Ekosistem
36 Tambang Ilegal di Merapi Ditindak, Kemenhut Siap Pulihkan Ekosistem
Pemerintah
Lestarikan Lagi Tenunan Berpewarna Alami, BCA Libatkan 32 Penenun Songket Melayu
Lestarikan Lagi Tenunan Berpewarna Alami, BCA Libatkan 32 Penenun Songket Melayu
Swasta
COP 30: Dagang Karbon Kuno dan Terbukti Gagal, Indonesia Perlu Strategi Baru
COP 30: Dagang Karbon Kuno dan Terbukti Gagal, Indonesia Perlu Strategi Baru
LSM/Figur
Pemerintah Dinilai Punya Skema Pendanaan untuk Pensiunkan PLTU
Pemerintah Dinilai Punya Skema Pendanaan untuk Pensiunkan PLTU
LSM/Figur
Atasi Batu Sandungan Emisi Sektor Energi, Pensiunkan PLTU Jadi Solusi
Atasi Batu Sandungan Emisi Sektor Energi, Pensiunkan PLTU Jadi Solusi
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau