Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/10/2023, 12:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Dunia saat ini menghadapi gejala perubahan iklim yang semakin parah, ditandai dengan naiknya suhu Bumi dan kacaunya pola cuaca.

Perubahan iklim adalah perubahan jangka panjang dalam pola fenomena alam mulai dari iklim lokal, regional, hingga global, sebagaimana dilansir situs web National Oceanic and Atmospheric Administration (NOOA).

Penyebab perubahan iklim juga tak lepas dari berbagai aktivitas manusia yang berlebihan, terutama pembakaran bahan bakar fosil yang meningkatkan emisi gas rumah kaca (GRK).

Baca juga: Perubahan Iklim Berdampak Buruk terhadap Kesehatan Mental Anak dan Remaja

Perubahan iklim juga memicu berubahnya fenomena alam lainnya seperti El Nino, La Nina, Pacific Decadal Oscillation, mencairnya es kutub, dan lain-lain.

Selan itu, perubahan iklim juga memicu meningkatnya cuaca ekstrem seperti angin topan, gelombang panas, kebakaran hutan, kekeringan, banjir, dan curah hujan.

Selain berdampak terhadap lingkungan, perubahan iklim juga berdampak langsung terhadap kesehatan manusia.

Bahkan, jurnal ilmiah The Lancet menyebut perubahan iklim adalah ancaman kesehatan global terbesar yang dihadapi dunia pada abad ke-21.

Dilansir dari Fortune, berikut enam contoh dampak perubahan iklim terhadap kesehatan manusia.

Baca juga: Perubahan Iklim Sebabkan Produksi Listrik PLTA Menurun karena Kekeringan

1. Penyakit jantung

Ilustrasi penyakit jantung. Dok. SHUTTERSTOK Ilustrasi penyakit jantung.

Berbagai penelitian telah menyimpulkan, kondisi panas ekstrem memiliki kaitan dengan peningkatan serangan jantung, stroke, dan penyakit kardiovaskular lainnya.

Panas ekstrem membuat tubuh berkeringat lebih banyak, dehidrasi, dan kehilangan garam dalam sistem tubuh.

Bila cairan tubuh banyak yang keluar, darah menjadi lebih kental dan menyebabkan jantung bekerja lebih keras.

Panas juga memicu peradangan, yang dapat berdampak buruk pada jantung menurut Kai Chen, asisten profesor di Yale School of Public Health dan Direktur Penelitian Yale Center on Climate Change and Health.

Baca juga: Pendidikan Lingkungan Hidup Penting Jadi Dasar Upaya Perlawanan Perubahan Iklim

2. Penyakit menular

Baca juga: Bencana Akibat Perubahan Iklim Sebabkan 43,1 Juta Anak Mengungsi

Perubahan iklim membuat pola cuaca berubah. Musim bisa datang lebih cepat atau lambat. Situasi ini meningkatkan risiko penyakit menular sebesar 58 persen.

Chen mencatat, pemanasan iklim telah memungkinkan nyamuk, kutu, dan serangga pembawa penyakit lainnya memperluas jangkauan geografis mereka.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

AS Keluar Perjanjian Paris, Pendanaan Transisi Energi RI Bisa Terganggu

AS Keluar Perjanjian Paris, Pendanaan Transisi Energi RI Bisa Terganggu

LSM/Figur
Trump Tarik AS dari Perjanjian Paris, Investasi Hijau Bisa Lari ke Negara Lain

Trump Tarik AS dari Perjanjian Paris, Investasi Hijau Bisa Lari ke Negara Lain

Pemerintah
Serba-serbi PLTA Jatigede: Terbesar Kedua di Indonesia, Pangkas Emisi 415.800 ton

Serba-serbi PLTA Jatigede: Terbesar Kedua di Indonesia, Pangkas Emisi 415.800 ton

Pemerintah
Jelang 100 Hari Prabowo-Gibran, Janji Transisi Energi Didesak Diwujudkan

Jelang 100 Hari Prabowo-Gibran, Janji Transisi Energi Didesak Diwujudkan

LSM/Figur
Hilirisasi Nikel Belum Sediakan Green Jobs Sesuai Potensinya

Hilirisasi Nikel Belum Sediakan Green Jobs Sesuai Potensinya

Pemerintah
BRI RO Lampung Salurkan Bantuan kepada Korban Terdampak Banjir

BRI RO Lampung Salurkan Bantuan kepada Korban Terdampak Banjir

BUMN
Pengiriman Kendang Jimbe Blitar ke China Tandai Ekspor Perdana UKM Jatim di Tahun 2025

Pengiriman Kendang Jimbe Blitar ke China Tandai Ekspor Perdana UKM Jatim di Tahun 2025

Swasta
Inggris Siapkan Dana Rp 359 Miliar untuk Konservasi Laut Indonesia

Inggris Siapkan Dana Rp 359 Miliar untuk Konservasi Laut Indonesia

Pemerintah
Dua Pertiga Bisnis Dunia Tingkatkan Anggaran Keberlanjutan pada 2025

Dua Pertiga Bisnis Dunia Tingkatkan Anggaran Keberlanjutan pada 2025

Swasta
'Bahan Kimia Abadi' PFAS Mengancam Kita, Eropa Berencana Melarangnya

"Bahan Kimia Abadi" PFAS Mengancam Kita, Eropa Berencana Melarangnya

Pemerintah
Mahasiswa Desa Lingkar Tambang Raih Beasiswa MHU: Menuju Masa Depan Cerah dan Berkelanjutan

Mahasiswa Desa Lingkar Tambang Raih Beasiswa MHU: Menuju Masa Depan Cerah dan Berkelanjutan

Swasta
Trump Tarik AS dari Perjanjian Paris, Perlawanan Perubahan Iklim Hadapi Pukulan Besar

Trump Tarik AS dari Perjanjian Paris, Perlawanan Perubahan Iklim Hadapi Pukulan Besar

Pemerintah
Menilik Inovasi Dekarbonasi Generasi Muda di Toyota Eco Youth Ke-13

Menilik Inovasi Dekarbonasi Generasi Muda di Toyota Eco Youth Ke-13

BrandzView
China Luncurkan Kereta Komuter Serat Karbon, Kecepatannya 140 Km/Jam

China Luncurkan Kereta Komuter Serat Karbon, Kecepatannya 140 Km/Jam

Pemerintah
Kembangkan Rumput Laut, Start Up Banyu Raih pendanaan dari Intudo Ventures

Kembangkan Rumput Laut, Start Up Banyu Raih pendanaan dari Intudo Ventures

Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau