BANGKA, KOMPAS.com - Sejumlah bahan pangan menjadi penyebab inflasi di Kepulauan Bangka Belitung, Provinsi Bangka Belitung. Salah satunya berasal dari komoditas sayur-sayuran.
Oleh karena itu, Bank Indonesia (BI) terus berupaya mengatasi hal ini, dengan melibatkan perempuan untuk menanam sayuran.
Asisten Direktur Kantor Perwakilan BI Bangka Belitung Agus Taufik mengatakan, beberapa jenis sayuran tercatat menyumbang inflasi di Pangkalpinang. Pada September 2023 kangkung misalnya, menyumbang angka inflasi sebesar 0,0859 persen.
"Kami membentuk piloting program Kelurahan Tanggap Inflasi di Kota Pangkalpinang dengan kelompok wanita tani. Menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok masyarakat melalui peningkatan ketersediaan pasokan pangan termasuk komoditas hortikultura dan sayur mayur," kata Taufik pada awak media, Selasa (24/10/2023).
Baca juga: Patriarki Sebabkan Keterwakilan Perempuan dalam Politik Tak Maksimal
Taufik menuturkan, kebun percontohan dengan sistem hidroponik dilakukan di Kelurahan Sinar Bulan dan Kelurahan Bukit Besar.
Program ini merupakan bagian dari implementasi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), hasil sinergi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Pangkalpinang dan kantor perwakilan Bank Indonesia Kepulauan Bangka Belitung.
Program ini ditujukan untuk meningkatkan keterlibatan berbagai elemen masyarakat. Diresmikan pada 13 Maret 2023, kebun ramah lingkungan tersebut mulai bisa dipanen.
"Budidaya sayuran dengan metode hidroponik telah menghasilkan panen komoditas sawi, selada, dan kangkung. Komoditas-komoditas tersebut seringkali menjadi penyumbang inflasi di Bangka Belitung," beber Taufik.
Pada 10 Oktober 2023 telah dilaksanakan panen selada sebanyak 17,6 kilogram di SDN 30 Pangkalpinang.
Dilanjutkan panen kangkung di Kelompok Wanita Tani (KWT) Kemuning dan KWT Sinar Bulan masing-masing sebanyak 28,8 kilogram dan 18 kilogram pada 19 Oktober 2023.
"Meskipun hasil panen relatif masih kecil, namun jika dilakukan secara massal dapat mendukung program ketahanan pangan di Bangka Belitung. Harapannya program tersebut dapat direplikasi di daerah-daerah lain," ucap Taufik.
Baca juga: Perempuan Indonesia Jadi Penopang dan Pemberdaya Ekonomi
Selain produksi hortikultura, kedua kelurahan tersebut juga melakukan budidaya ikan air tawar, yaitu ikan lele dan nila.
Budidaya ikan air tawar dilakukan sebagai alternatif subsitusi konsumsi ikan air laut, yang kerap muncul sebagai komoditas penyumbang inflasi di Bangka Belitung.
Upaya-upaya yang telah dilakukan TPID kota Pangkalpinang, BI Bangka Belitung, dan seluruh mitra strategis lainnya mampu menurunkan angka inflasi kota Pangkalpinang dari 7,78 persen (yoy) pada September 2022 menjadi 2,70 persen (yoy) pada September 2023.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya