"Semoga seluruh upaya yang kita lakukan dapat menyelamatkan generasi kita menuju generasi emas pada tahun 2045," ujarnya.
Baca juga: Konsumsi Tablet Tambah Darah Sejak Remaja, Cegah Bayi Lahir Stunting Kemudian Hari
Di tempat yang sama, External Communications Manager Tanoto Foundation Patrick Hutajulu menambahkan, berdasar Surveo Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, angka stunting di Indonesia telah turun menjadi 21,6 persen.
"Namun tugas kita belum selesai. Masih banyak pekerjaan rumah yang menunggu di depan. Mulai dari target 14,4 persen yang dicanangkan pemerintah untuk tahun 2024, hingga ancaman gagalnya bonus demografi di tahun 2045 bila stunting tidak segera diatasi," kata Patrick.
Untuk itu dibutuhkan percepatan penurunan stunting. Terutama di daerah-daerah prioritas, termasuk NTT.
Pemerintah sendiri telah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2021 tetang percepatan penurunan stunting, yang turunannya adalah Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting atau RAN PASTI.
RAN PASTI mencakup tiga pendekatan yaitu pendekatan keluarga berisiko, intervensi gizi, dan kolaborasi pentahelix antara pemerintah dengan swasta, institusi pendidikan, masyarakat, dan media.
Oleh karena itu, untuk mendukung percepatan penurunan dan program-program dari pemerintah, Tanoto Foundation yang merupakan lembaga filantropi independen di bidang pendidikan yang didirikan oleh Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei Tanoto pada tahun 1981, berkomitmen penuh mendukung pemerintah dalam penurunan stunting.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya