KOMPAS.com – Firma pengembang carbon offset South Pole memutus kerja sama dengan proyek hutan di Zimbabwe karena bermasalah.
Proyek pelestarian hutan di Zimbabwe tersebut bernama Kariba REDD+ yang dimiliki dan dikembangkan oleh Carbon Green Investment (CGI).
REDD+ adalah singkatan dari Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation alias Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Hutan, salah satu proyek skema carbon offset terbesar di dunia.
Baca juga: Cegah Greenwashing Kredit Karbon, Ini Strategi BEI
Proyek ini menghasilkan sekitar 36 juta sertifikat karbon atau kredit karbon yang bisa dijual sebagai kompensasi kelebihan emisi perusahaan dalam skema carbon offset sejak 2011.
South Pole menyampaikan, proyek hutan Kariba REDD+ milik CGI tidak memenuhi standar yang ditetapkan, sebagaimana dilansir Reuters.
Sebelumnya, berbagai organisasi lingkungan global dan sejumlah media sudah melaporkan dan menyuarakan keraguannya.
Berbagai laporan menyebutkan keraguannya bahwa poyek tersebut tidak melestarikan hutan sebanyak yang mereka klaim dan tidak memberikan manfaat ke komunitas setempat sebesar yang mereka sebutkan.
Baca juga: Mahasiswa UGM Ciptakan Alat Penangkap Karbon, Dipantau Real Time
South Pole menyebutkan, proyek Kariba REDD+ telah mengikuti semua pedoman untuk mengeluarkan kredit karbon dari firma penerbit carbon offset terkemuka dunia, Verra.
Akan tetapi, South Pole menyampaikan kekhawatirannya mengenai salah urus manajemen proyek Kariba REDD+.
“Semua kegiatan yang berkaitan dengan sertifikasi karbon dan kredit karbon dari proyek Kariba REDD+ kini akan menjadi tanggung jawab CGI, tulis South Pole dalam sebuah pernyataan.
Seorang juru bicara South Pole menyampaikan, firma tersebut kecewa terhadap berbagai aspek pengelolaannya lapangan.
“Meskipun secara material mematuhi persyaratan standar Verra dan Iklim, Komunitas, dan Keanekaragaman Hayati yang relevan di semua tahap proyek, kami kecewa dengan aspek bagaimana proyek tersebut dikelola di lapangan oleh pemilik proyek,” kata juru bicara South Pole.
Baca juga: Grup ANJ dan SUN Energy Bangun PLTS, Reduksi 422 Ton Emisi Karbon Tahunan
Di sisi lain, Direktur CGI Steve Wentzel membantah segala tuduhan salah urus manajemen di proyek tersebut.
Dari 36 karbon kredit atau sertifikat karbon yang telah dikeluarkan dari proyek tersebut, baru 21 juta sertifikat karbon yang terjual.
Artinya, kata Wentzel, masih ada sekitar 15 juta sertifikat karbon yang bisa ditarik kembali jika mengalami kelebihan penerbitan.
“Proyek REDD+ Kariba akan berjalan tanpa keraguan, sesuai dengan undang-undang Zimbabwe, peraturan Verra, dan dengan komitmen teguh kepada para pemangku kepentingan kami,” kata Wentzel melalui email kepada Reuters.
Pekan lalu, Verra mengatakan pihaknya telah menghentikan penerbitan kredit dari proyek tersebut saat pihaknya melakukan penyelidikan.
Baca juga: Mengenal Lamun, Gudang Karbon Masa Depan Indonesia
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya