Pada tahun ini, sejak Juni hingga Oktober juga telah memecahkan rekor suhu panas bulanan.
Menurut C3S, suhu rata-rata tahun ini diprediksi 1,43 derajat celsius di atas tingkat pra-industri, mendekati ambang batas 1,5 derajat celsius yang disepakati dalam Perjanjian Paris.
Rata-rata suhu yang selalu memecahkan rekor dalam beberapa bulan terakhir turut menimbulkan kekhawatiran dunia seiring dengan semakin cepatnya pemanasan global.
Baca juga: 10 Kota/Kabupaten Terpanas di Indonesia Hari Ini, Majalengka 37,8 Derajat Celsius
Ilmuwan iklim dan profesor di University of Reading di Inggris Hannah Cloke memperingatkan ancaman bencana dari naiknya suhu Bumi ini.
“Kita sudah melihat dampaknya dalam bentuk badai yang lebih dahsyat, hujan lebat dan banjir, serta gelombang panas yang lebih intens, lebih sering dan lebih lama, kekeringan dan kebakaran hutan,” ucap Cloke kepada CNN.
Selain daratan, suhu di lautan terus meningkat. Menurut C3S, temperatur lautan secara konsisten berada pada tingkat tertinggi sejak awal Mei.
Hal tersebut dapat memicu perkembangan badai yang eksplosif di seluruh planet ini, termasuk Badai Otis, yang melanda Meksiko Selatan bulan lalu.
Es laut Antartika juga berada pada rekor terendah selama enam bulan berturut-turut, menurut laporan C3S.
“Jika dijelaskan dengan sangat jelas, angka suhu udara, suhu laut, es laut, dan lainnya pada tahun 2023 tampak seperti sesuatu yang keluar dari film bencana,” kata Direktur Eksekutif Edinburgh Climate Change Institute David Reay.
Baca juga: September 2023 Terpanas Sepanjang Catatan Sejarah
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya