Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/10/2023, 13:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.comSeptember tahun ini dilaporkan menjadi September terpanas sepanjang sejarah pencatatan yang dilakukan oleh lembaga kelautan dan atmosfer AS, National Oceanic and Atmospheric Administration (NOOA), dalam 174 tahun.

Ahli iklim NOAA Ellen Bartow-Gillies mengatakan, suhu rata-rata September tahun ini mengalahkan rekor-rekor sebelumnya.

“Ini adalah rekor bulan September terpanas, namun juga mengalahkan rekor bulan September sebelumnya, yaitu pada tahun 2020, sebesar 0,46 derajat celsius,” kata Bartow-Gillies, sebagaimana dilansir NPR, Sabtu (14/10/2023).

Baca juga: Suhu Naik Terus, 2023 Bakal Jadi Tahun Terpanas Sepanjang Sejarah

Selain itu, suhu September 2023 lebih hangat bila dibandingkan dengan rata-rata bulan Juli pada tahun 2001 hingga 2010.

Bartow-Gillies menyampaikan, ada dua faktor utama yang menyebabkan Ssptember 2023 menjadi September terpanas sepangang sejarah.

Kedua faktor utama tersebut adalah perubahan iklim dan fenomena El Nino.

Suhu panas pada September memengaruhi orang-orang di seluruh dunia, bahkan di belahan bumi selatan yang sedang mengalami musim dingin, bukan musim panas.

Baca juga: 10 Kota Terpanas di Indonesia Hari Ini, Semarang 36,6 Derajat Celsius

NOAA melaporkan, beberapa wilayah yakni Amerika Utara, Amerika Selatan, Eropa, dan Afrika mengalami rekor suhu terpanas di bulan September.

Laporan terbaru dari World Weather Attribution Group juga menemukan adanya keterkaitan antara panas yang terjadi di Amerika Selatan dan perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia.

World Weather Attribution Group adalah sebuah organisasi penelitian yang bermitra dengan Imperial College dan Royal Dutch Meteorological Institute.

“Di seluruh dunia, kita melihat tren panas ini bertahan lebih lama dari yang seharusnya secara klimatologis,” kata Bartow-Gillies.

Baca juga: 98 Persen Manusia di Bumi Rasakan 3 Bulan Terpanas Sepanjang Sejarah

Laporan NOAA juga menemukan bahwa Antarktika mengalami suhu terpanas pada September hingga saat ini, sehingga menyebabkan es laut mengalami rekor terendahnya.

Dan laporan tersebut menemukan bahwa suhu permukaan laut sangat tinggi.

Lautan yang lebih hangat turut memicu badai yang lebih hebat dari New York City, AS hingga Libya, dimana jebolnya bendungan menyebabkan ribuan kematian.

Panasnya suhu pada September mengejutkan banyak orang, termasuk ilmuwan iklim Bernadette Woods Placky dari Climate Central yang tidak terlibat dalam penelitian ini.

Baca juga: NASA: Juli 2023 Jadi Bulan Terpanas Sejak 1880

“Laporan seperti ini benar-benar menunjukkan pentingnya memajukan aksi iklim kita,” kata Placky.

Dia menggarisbawahi bahwa cara utama yang perlu dilakukan adalah memangkas emisi, termasuk beralih dari bahan bakar fosil ke energi terbarukan, serta mengubah cara masyarakat mengelola lahan.

“Kita sudah memiliki beberapa solusi iklim luar biasa dan beberapa orang hebat yang berupaya mengatasi hal ini di seluruh dunia,” ujar Placky.

“Kita hanya perlu melakukannya lebih cepat, dan kita perlu melakukannya lebih besar,” sambungnya.

Baca juga: Juli 2023 Dinobatkan Sebagai Bulan Terpanas, Darat dan Laut Dilanda Suhu Tinggi

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

CDP: Setengah Perusahaan Dunia Tak Gunakan Listrik Terbarukan

CDP: Setengah Perusahaan Dunia Tak Gunakan Listrik Terbarukan

LSM/Figur
PLN Jalin Kolaborasi dengan Pemain EBT Global untuk Transisi Energi

PLN Jalin Kolaborasi dengan Pemain EBT Global untuk Transisi Energi

Pemerintah
BP Taskin dan Genta Pangan Dorong Ketahanan Pangan Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan

BP Taskin dan Genta Pangan Dorong Ketahanan Pangan Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan

Pemerintah
Sistem Pangan Berkelanjutan Cegah 300 Juta Orang Kekurangan Gizi

Sistem Pangan Berkelanjutan Cegah 300 Juta Orang Kekurangan Gizi

Pemerintah
IFRS Foundation Terbitkan Panduan soal Keberlanjutan dalam Laporan Keuangan

IFRS Foundation Terbitkan Panduan soal Keberlanjutan dalam Laporan Keuangan

Swasta
WWF: Penurunan Populasi Satwa Liar Bisa Berdampak ke Ekonomi

WWF: Penurunan Populasi Satwa Liar Bisa Berdampak ke Ekonomi

LSM/Figur
Jakarta Dihantui Banjir Rob, Pemprov Bakal Bangun Tanggul Pantai

Jakarta Dihantui Banjir Rob, Pemprov Bakal Bangun Tanggul Pantai

Pemerintah
Perubahan Iklim Berakibat Kasus DBD Global Naik 19 Persen Tahun Ini

Perubahan Iklim Berakibat Kasus DBD Global Naik 19 Persen Tahun Ini

Pemerintah
5 Kerja Sama PLN untuk Transisi Energi pada COP29

5 Kerja Sama PLN untuk Transisi Energi pada COP29

Pemerintah
UMKM Butuh Dukungan 789 Miliar Dollar AS untuk Peluang Pertumbuhan Hijau

UMKM Butuh Dukungan 789 Miliar Dollar AS untuk Peluang Pertumbuhan Hijau

Pemerintah
Pemerintah Didesak Setop Perdagangan Karbon pada COP29

Pemerintah Didesak Setop Perdagangan Karbon pada COP29

LSM/Figur
Tanoto Foundation Gelar Simposium Perkuat Komitmen Kebijakan PAUD-HI

Tanoto Foundation Gelar Simposium Perkuat Komitmen Kebijakan PAUD-HI

LSM/Figur
90 Persen Pemimpin Bisnis Percaya AI Berdampak Positif pada Keberlanjutan

90 Persen Pemimpin Bisnis Percaya AI Berdampak Positif pada Keberlanjutan

Pemerintah
Sistem Penyimpanan Jadi Kunci Ketahanan Energi Terbarukan di Asia Tenggara

Sistem Penyimpanan Jadi Kunci Ketahanan Energi Terbarukan di Asia Tenggara

LSM/Figur
Bentuk Karakter Anak, KemenPPPA akan Hadirkan Ruang Bersama Merah Putih

Bentuk Karakter Anak, KemenPPPA akan Hadirkan Ruang Bersama Merah Putih

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau