Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Umat Manusia Rasakan 12 Bulan Terpanas Sejak 125.000 Tahun Lalu

Kompas.com - 13/11/2023, 16:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Suhu bumi semakin meningkat dari waktu ke waktu. Menurut pengamatan yang dilakukan para ilmuwan, suhu Bumi saat ini sudah meningkat di atas 1 derajat celsius dibandingkan temperatur pada masa pra-industri.

Menurut studi terbaru yang dikeluarkan Climate Central, periode November 2022 hingga Oktober 2023 menjadi 12 bulan terpanas sepanjang catatan sejarah.

Suhu rata-rata pada periode ini mencapai 1,32 derajat celsius dibandingkan suhu pra-industri.

Baca juga: Jakarta Alami Hari Terpanas dan Terpanjang Beruntun Selama 17 Hari

Dilansir dari CNN, 12 terakhir bahkan menjadi bulan terpanas yang dirasakan manusia setidaknya sejak 125.000 tahun lalu.

Selain perubahan iklim, fenomena El Nino juga turut berdampak terhadap meningkatnya suhu Bumi selama periode ini.

Di sisi lain, tren pemanasan global yang kuat dan berjangka panjang utamanya disebabkan oleh pembakaran bahan bakar fosil yang memanaskan bumi.

Wakil Presiden Bidang Sains Climate Central Andrew Pershing mengatakan, fenomena yang terjadi saat ini sangat tidak normal.

“Ini adalah suhu yang tidak seharusnya kita alami. Kita mengalaminya hanya karena kita telah mengeluarkan terlalu banyak karbon dioksida ke atmosfer,” kata Pershing sebagaimana dilansir CNN, Kamis (9/11/2023).

Baca juga: 2023 Diproyeksikan Jadi Tahun Terpanas, Suhu Naik Hampir 1,5 Derajat Celsius

Para peneliti menemukan, sebagian besar umat manusia terkena dampak panas yang tidak biasa selama periode 12 bulan ini.

Sekitar 7,3 miliar orang atau 90 persen dari populasi global mengalami setidaknya 10 hari suhu udara yang tinggi yang disebabkan oleh pemanasan global.

Di India, 1,2 miliar orang atau 86 persen dari populasinya mengalami suhu tinggi setidaknya selama 30 hari. Kondisi ini tiga kali lebih mungkin terjadi akibat perubahan iklim.

Temuan Climate Central muncul setelah analisis lain yang diterbitkan oleh Copernicus Climate Change Service (C3S).

Layanan pemantau iklim bentukan Uni Eropa tersebut menyampaikan, tahun 2023 hampir pasti menjadi tahun terpanas yang pernah tercatat.

Baca juga: Oktober 2023 Jadi yang Terpanas Sejak Era Industri

Prediksi tersebut muncul setelah Oktober 2023 menjadi Oktober terpanas yang pernah tercatat dengan selisih yang signifikan.

Suhu rata-rata pada Oktober 2023 tercatat 1,7 derajat celsius, mengalahkan rekor sebelumnya yang terjadi pada 2019 dengan selisih 0,4 derajat celsius.

Pada tahun ini, sejak Juni hingga Oktober juga telah memecahkan rekor suhu panas bulanan.

Menurut C3S, suhu rata-rata tahun ini diprediksi 1,43 derajat celsius di atas tingkat pra-industri, mendekati ambang batas 1,5 derajat celsius yang disepakati dalam Perjanjian Paris.

Rata-rata suhu yang selalu memecahkan rekor dalam beberapa bulan terakhir turut menimbulkan kekhawatiran dunia seiring dengan semakin cepatnya pemanasan global.

Baca juga: 10 Kota/Kabupaten Terpanas di Indonesia Hari Ini, Majalengka 37,8 Derajat Celsius

Ilmuwan iklim dan profesor di University of Reading di Inggris Hannah Cloke memperingatkan ancaman bencana dari naiknya suhu Bumi ini.

“Kita sudah melihat dampaknya dalam bentuk badai yang lebih dahsyat, hujan lebat dan banjir, serta gelombang panas yang lebih intens, lebih sering dan lebih lama, kekeringan dan kebakaran hutan,” ucap Cloke kepada CNN.

Selain daratan, suhu di lautan terus meningkat. Menurut C3S, temperatur lautan secara konsisten berada pada tingkat tertinggi sejak awal Mei.

Hal tersebut dapat memicu perkembangan badai yang eksplosif di seluruh planet ini, termasuk Badai Otis, yang melanda Meksiko Selatan bulan lalu.

Es laut Antartika juga berada pada rekor terendah selama enam bulan berturut-turut, menurut laporan C3S.

“Jika dijelaskan dengan sangat jelas, angka suhu udara, suhu laut, es laut, dan lainnya pada tahun 2023 tampak seperti sesuatu yang keluar dari film bencana,” kata Direktur Eksekutif Edinburgh Climate Change Institute David Reay.

Baca juga: September 2023 Terpanas Sepanjang Catatan Sejarah

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Masyarakat Jabodetabek Butuh Hutan Sebagai Penyangga, Tapi Alih Fungsi Lahan Kian Masif

Masyarakat Jabodetabek Butuh Hutan Sebagai Penyangga, Tapi Alih Fungsi Lahan Kian Masif

Pemerintah
Eksekutif Perusahaan Setuju Aktivitas Keberlanjutan Bisa Dongkrak Penjualan

Eksekutif Perusahaan Setuju Aktivitas Keberlanjutan Bisa Dongkrak Penjualan

Swasta
Walhi Laporkan 47 Perusahaan yang Diduga Rusak Lingkungan ke Kejagung

Walhi Laporkan 47 Perusahaan yang Diduga Rusak Lingkungan ke Kejagung

Pemerintah
RUU Masyarakat Adat: Janji Politik atau Ilusi Hukum?

RUU Masyarakat Adat: Janji Politik atau Ilusi Hukum?

Pemerintah
Jakarta Jadi Pionir Penyelenggaraan Nilai Ekonomi Karbon

Jakarta Jadi Pionir Penyelenggaraan Nilai Ekonomi Karbon

Pemerintah
Jakarta dan Hangzhou Alami Dampak Paling Parah akibat Perubahan Cuaca Ekstrem

Jakarta dan Hangzhou Alami Dampak Paling Parah akibat Perubahan Cuaca Ekstrem

Pemerintah
Pemasangan Panel Surya Global Dinginkan Bumi Hingga 0,13 Derajat C

Pemasangan Panel Surya Global Dinginkan Bumi Hingga 0,13 Derajat C

LSM/Figur
Pemerintah Wacanakan Bangun Hutan Wakaf untuk Ibadah dan Pelestarian Alam

Pemerintah Wacanakan Bangun Hutan Wakaf untuk Ibadah dan Pelestarian Alam

Pemerintah
Pemerintah Akan Evaluasi PLTSa, dari 12 Kota Hanya 2 yang Beroperasi

Pemerintah Akan Evaluasi PLTSa, dari 12 Kota Hanya 2 yang Beroperasi

Pemerintah
Sedekah Sampah Ala Hanan Attaki, Masyarakat Bisa Jual Plastik di Masjid

Sedekah Sampah Ala Hanan Attaki, Masyarakat Bisa Jual Plastik di Masjid

LSM/Figur
Jakarta Kembali Masuk 10 Besar Ibu Kota Paling Berpolusi di Dunia Sepanjang 2024

Jakarta Kembali Masuk 10 Besar Ibu Kota Paling Berpolusi di Dunia Sepanjang 2024

LSM/Figur
Indonesia Disebut Berpeluang Pasarkan Jasa Penyimpanan Karbon ke Luar Negeri

Indonesia Disebut Berpeluang Pasarkan Jasa Penyimpanan Karbon ke Luar Negeri

Pemerintah
Pemerintah Targetkan 30 Kota Kelola Sampah Jadi Listrik 4 Tahun Lagi

Pemerintah Targetkan 30 Kota Kelola Sampah Jadi Listrik 4 Tahun Lagi

Pemerintah
Terbukti Cemari Lingkungan, Pengelola TPA Ilegal Dikenakan Pidana

Terbukti Cemari Lingkungan, Pengelola TPA Ilegal Dikenakan Pidana

Pemerintah
Mikroplastik Hambat Fotosintesis Tanaman, Jutaan Orang Terancam Kelaparan

Mikroplastik Hambat Fotosintesis Tanaman, Jutaan Orang Terancam Kelaparan

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau