Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Agus Suntoro
Peneliti BRIN

Penulis adalah Koordinator Kelompok Riset Hukum Lingkungan, Sumber Daya Alam dan Perubahan Iklim, pada Pusat Riset Hukum Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Transisi Energi, Menagih Janji Negara Maju dan Memperkuat Aliansi Baru

Kompas.com, 14 November 2023, 10:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Negara-negara Asia bisa menjadi mitra setrategis Indonesia, misalnya Korea Selatan menjadi pihak dalam mendukung komitmen Indonesia menuju NZE 2060.

Beberapa opsi tersebut dilakukan dengan pertimbangan kondisi dalam negeri dikalkulasikan dengan tuntutan global.

Pertama, proyek investasi dalam PLTU masih menjadi tulang punggug Indonesia mencapai 80 persen memasok kebutuhan nasional.

Oleh karena itu, perlunya teknologi yang super critical menjadi dasar adaptasi perubahan iklim di sektor ketenagalistrikan. Sembari mendorong peningkatan bauran bahan baku yang renewable.

Korea menjadi mitra yang perlu didorong karena investasinya cukup besar di Indonesia seperti di PLTU Jawa 9-10, Suralaya, Banten. Proyek itu dibangun PT Indoraya Tenaga, perusahaan gabungan PT Indonesia Power—anak usaha PT PLN (Persero), dengan Doosan Heavy, dan Korea Midland Power senilai 3,5 milyar dollar AS dari pendanaan Korean Exim.

Demikian juga di PLTU Kanci 1 dan 2 yang pemegang saham terbesar dari Korea Selatan melalui Korea Midlane Power Co dan Samtan Korea bekerja sama dengan Indika Energi yang diperkirakan secara total mencapai 2 miliar dollar AS.

Khusus PLTU Kanci 1 direncakan akan dilakukan phase out sebagai pilot project pertama kalinya penghentian PLTU berbasis batu bara di Indonesia pada 2037 atau 15 tahun lebih cepat dari masa operasi.

Penghentian ini dilakukan dengan pendanaan dari Asian Development Bank sekitar 200-350 juta dollar AS.

Kedua, Korea Selatan memiliki kebijakannya South Korea The Green New Deal yang berfokus pada pengembangan energi terbarukan, infrastruktur ramah lingkungan, dan sektor industri.

Beberapa program dimulai dengan subsidi mobil ramah lingkungan hingga 17 juta dollar AS kepada masyarakat yang membeli mobil listrik pada 2021 dan hingga 33,5 juta dollar AS untuk kendaraan listrik sel bahan bakar hidrogen.

Selain itu pada 2022, menyerahkan NDC dan setrategi netralitas karbon pada 2050 atau satu dekade lebih maju dibandingkan Paris Agreement.

Indonesia memulai kampanye dengan mobil listrik, penguatan transpaortasi publik berbahan bakar renewable energy, hilirisasi produk pertambangan dan berbagai pengembangan lain.

Meskipun kita masih belum memiliki kerangka yang jelas mengenai kebijakan legislasi nasional bidang energi baru dan terbarukan.

Ketiga, Korea Selatan mengambil opsi yang soft terkait transisi energi dengan tetap mengandalkan sumber daya yang dimiliki, yakni dengan mengembangkan nuklir sebesar 30 persen untuk bauran energi, penguatan produksi hidrogen biru dan amonia bebasis LNG untuk pembakaran batu bara yang tersisa sampai program NZE 2050 tercapai.

Jadi tidak secara ugal-ugalan untuk menghentikan seluruh energi fosil, tetapi setahap demi setahap dengan pengembangan teknologi, kesiapan masyarakat dan fundamental industri dalam negeri.

Indonesia perlu membandingkan karena kita adalah negara dengan penghasil sumber daya alam dan perlu sifthing yang tepat agar persoalan ketenagakerjaan, pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional tetap dapat dipertahankan.

Berkaca dari hal tersebut, maka kunci untuk mencapai transisi energi yang berkadilan adalah kolaborasi dan memperkuat aliansi baik global, bilateral dan nasional serta pelibatan aktif pihak swasta dan masyarakat.

Sebab transisi energi memerlukan teknologi, organisasi, proses baru serta pemerintahan efektif untuk menjadi lokomotif dalam perubahan tersebut.

Maka ketika satu hambatan muncul – pemerintah perlu memikirkan berbagai alternatif lainnya karena bumi dan alam ini adalah titipan anak cucu (intergenerational equity) yang harus dijaga dan dipelihara karena mereka adalah masa depan kita.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Tren Global Rendah Emisi, Indonesia Bisa Kalah Saing Jika Tak Segera Pensiunkan PLTU
Tren Global Rendah Emisi, Indonesia Bisa Kalah Saing Jika Tak Segera Pensiunkan PLTU
LSM/Figur
JSI Hadirkan Ruang Publik Hijau untuk Kampanye Anti Kekerasan Berbasis Gender
JSI Hadirkan Ruang Publik Hijau untuk Kampanye Anti Kekerasan Berbasis Gender
Swasta
Dampak Panas Ekstrem di Tempat Kerja, Tak Hanya Bikin Produktivitas Turun
Dampak Panas Ekstrem di Tempat Kerja, Tak Hanya Bikin Produktivitas Turun
Pemerintah
BMW Tetapkan Target Iklim Baru untuk 2035
BMW Tetapkan Target Iklim Baru untuk 2035
Pemerintah
Lebih dari Sekadar Musikal, Jemari Hidupkan Harapan Baru bagi Komunitas Tuli pada Hari Disabilitas Internasional
Lebih dari Sekadar Musikal, Jemari Hidupkan Harapan Baru bagi Komunitas Tuli pada Hari Disabilitas Internasional
LSM/Figur
Material Berkelanjutan Bakal Diterapkan di Hunian Bersubsidi
Material Berkelanjutan Bakal Diterapkan di Hunian Bersubsidi
Pemerintah
Banjir Sumatera: Alarm Keras Tata Ruang yang Diabaikan
Banjir Sumatera: Alarm Keras Tata Ruang yang Diabaikan
Pemerintah
Banjir Sumatera, Penyelidikan Hulu DAS Tapanuli Soroti 12 Subyek Hukum
Banjir Sumatera, Penyelidikan Hulu DAS Tapanuli Soroti 12 Subyek Hukum
Pemerintah
Banjir Sumatera, KLH Setop Operasional 3 Perusahaan untuk Sementara
Banjir Sumatera, KLH Setop Operasional 3 Perusahaan untuk Sementara
Pemerintah
Berkomitmen Sejahterakan Umat, BSI Maslahat Raih 2 Penghargaan Zakat Award 2025
Berkomitmen Sejahterakan Umat, BSI Maslahat Raih 2 Penghargaan Zakat Award 2025
BUMN
Veronica Tan Bongkar Penyebab Pekerja Migran Masih Rentan TPPO
Veronica Tan Bongkar Penyebab Pekerja Migran Masih Rentan TPPO
Pemerintah
Mengapa Sumatera Barat Terdampak Siklon Tropis Senyar Meski Jauh? Ini Penjelasan Pakar
Mengapa Sumatera Barat Terdampak Siklon Tropis Senyar Meski Jauh? Ini Penjelasan Pakar
LSM/Figur
Ambisi Indonesia Punya Geopark Terbanyak di Dunia, Bisa Cegah Banjir Terulang
Ambisi Indonesia Punya Geopark Terbanyak di Dunia, Bisa Cegah Banjir Terulang
Pemerintah
Saat Hutan Hilang, SDGs Tak Lagi Relevan
Saat Hutan Hilang, SDGs Tak Lagi Relevan
Pemerintah
Ekspansi Sawit Picu Banjir Sumatera, Mandatori B50 Perlu Dikaji Ulang
Ekspansi Sawit Picu Banjir Sumatera, Mandatori B50 Perlu Dikaji Ulang
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau