BANGKA, KOMPAS.com - Rencana pembangunan pembangkit nuklir berbahan thorium atau Pembangkit Listrik Tenaga Thorium (PLTT) di Indonesia semakin nyata.
Nota kesepakatan ditandatangani, Senin (20/11/2023) di Hotel Soll Marina antara Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, Kepulauan Bangka Belitung sebagai lokasi pembangkit dan PT ThorCon Power Indonesia selaku pelaksana.
Menurut rencana, PLTT bakal dibangun terapung di lepas pantai Pulau Kelasa (Gelasa) di daerah Batu Beriga, Lubuk Besar, Bangka Tengah.
Dinding pulau yang berupa tebing tinggi dinilai mampu melindungi reaktor dari hantaman badai.
Baca juga: Menggantung Asa Pembangunan Nuklir Thorium di Bangka Belitung
Bupati Bangka Tengah Algafry Rahman mengatakan, kerja sama dengan PT ThorCon Power sebagai tindak lanjut dari rekomendasi Kementerian Dalam Negeri terkait pelayanan publik yang menggunakan energi terbarukan. Energi baru tersebut berbasis teknologi molten salt reactor (TMSR500).
"Teknologi ini untuk menjawab kebutuhan energi yang merupakan inovasi pembangkit listrik tenaga nuklir dengan sumber energi non intermiten yang bebas karbon," kata Algafry, Senin.
Selanjutnya, Pemkab Bangka Tengah akan menyosialisasikan pada warga terkait manfaat pembangunan PLTT.
Baca juga: Butuh 9 Tahun Bangun Pembangkit Nuklir Tenaga Thorium, Ini Tahapannya
"TMSR500 ini berbiaya rendah dengan faktor keselamatan yang tinggi dan tentunya mengurangi ketergantungan dengan energi fosil," ujar Algafry.
Direktur Operasional PT ThorChon Power Bob S Effendi mengatakan, kerja sama dengan pemkab akan mempermudah edukasi dan sosialisasi pada masyarakat.
Selama ini, banyak informasi yang simpang siur sehingga PLTT dianggap mengkhawatirkan.
Oleh karena itu, pihaknya terus melakukan persiapan belum proyek, masih banyak kajian yang harus dilakukan karena nuklir.
Baca juga: Bakal Jadi Percontohan se-Asia, Pembangkit Nuklir Thorium Rp 12 Triliun Dibangun di Babel
'Banyak informasi yang simpang siur kurang akurat, kami juga sudah sosialisasi dengan pak Pj Gubernur, Bupati, Bapeten dan ESDM. Kita harus bisa memastikan juga masyarakat terdekat itu menerima manfaat dari proyek ini ke depannya," ungkap Bob.
Diperkirakan, ada sekitar 500 pekerja yang akan direkrut untuk mendukung operasional PLTT.
Saat ini PT ThorChon telah memiliki logistic base di luar Pulau Kelasa. Untuk itu harus ada pelatihan dan sertifikasi bagi warga setempat sehingga bisa dilibatkan dalam kegiatan.
"Tanpa ada dukungan nasional, provinsi dan daerah, proyek bersejarah ini tidak akan terjadi. Untuk itu perlu informasi yang akurat sampai ke masyarakat," ucap Bob.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya