Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
360info

360info adalah layanan informasi publik nirlaba independen yang berkantor pusat di Monash University, Melbourne. 360info berkolaborasi dengan banyak pakar, peneliti, jurnalis, dan akademisi dengan beragam keahlian yang relevan.

Rumah Bali Begitu Dicintai, Memperkuat Interaksi Manusia dan Alam

Kompas.com, 28 November 2023, 06:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

RUMAH tradisional Bali mengikuti panduan arsitektural kuno yang memberikan manfaat psikologis. 

Di rumah-rumah tradisional Bali, penghuni bangun pada pagi hari yang sejuk di kamar tidur pribadi, berjalan melalui taman tropis yang berdesir ke dapur untuk menyiapkan sarapan.

Kemudian menikmatinya bersama di paviliun terbuka saat matahari terbit di langit, udara hangat di sekitar mereka, dan hari pun dimulai.

Rumah-rumah ini memanfaatkan kearifan lokal dan pengetahuan tentang lingkungan sekitar untuk mengatur suhu, menyediakan akses ke tanaman hijau, dan mempromosikan privasi dan kehidupan komunal.

Desain rumah-rumah tersebut mendukung kenyamanan fisik dan kesehatan mental penghuninya. Ini adalah cetak biru untuk generasi desain hijau berikutnya secara global.

Baca juga: Gedung Pemerintahan di IKN Terapkan Prinsip Hijau dan Cerdas

Secara tradisional, rumah-rumah di pulau Bali merupakan bagian dari sebuah kompleks yang digunakan bersama oleh beberapa keluarga yang memiliki hubungan kekerabatan.

Kompleks ini mencakup paviliun terpisah untuk kamar pribadi, ruang keluarga dan kegiatan upacara, ditambah dapur, lumbung, dan tempat pemujaan keluarga di mana penghuninya dapat memuja leluhur. Ruang hijau terletak di antara berbagai bangunan.

Desain ini berkontribusi pada rasa memiliki dan kebersamaan, dan telah dipertahankan dari generasi ke generasi.

Rasa memiliki yang sama menghubungkan desain rumah dan kesehatan mental: ruang yang membuat penghuninya merasa seperti di rumah akan meningkatkan relaksasi dan kesejahteraan.

Kehidupan komunal dan hubungan dengan tempat tinggal juga berkontribusi pada rasa memiliki. Memiliki tempat untuk kembali akan merangsang perasaan kesinambungan, stabilitas, dan keabadian.

Privasi juga penting: memberikan penghuni rasa pengendalian atas lingkungan mereka dan mendorong kemudahan dan relaksasi.

Baca juga: Pembangunan Rendah Karbon Bisa Ciptakan 15,3 Juta Pekerjaan Hijau

Pada tahun 2050, sekitar 280 miliar meter persegi di seluruh dunia akan ditutupi oleh bangunan, dan sebagian besar dari bangunan ini akan berada di Asia.

Bangunan-bangunan baru tersebut akan berbentuk vertikal dan terkonsentrasi di daerah perkotaan.

Gedung-gedung bertingkat cenderung menciptakan perasaan kesepian, karena desainnya mengurangi interaksi sosial antar penghuninya.

Seiring dengan semakin banyaknya orang yang menghabiskan lebih banyak waktu di rumah, desain bangunan menjadi penting.

Tidak hanya dalam menyediakan akses ke keamanan, kehangatan dan kenyamanan, namun juga dalam meningkatkan kesejahteraan penghuninya.

Daripada hanya berfokus pada efisiensi energi dan air, desainer bangunan berkelanjutan dapat mempertimbangkan kesehatan, kesejahteraan, dan pengalaman manusia.

Rumah-rumah tradisional di Bali telah mempertahankan gayanya selama bertahun-tahun dengan menggunakan material yang disesuaikan dengan kondisi setempat.

Baca juga: Pemerintah Tetapkan Standar Bangunan Gedung Cerdas dan Hijau

Rumah terdiri dari beberapa bangunan yang diatur di sekitar natah, ruang terbuka atau halaman dalam. Desain halaman dan ruang antara bangunan memungkinkan aliran udara yang memadai dan meningkatkan suhu dalam ruangan yang nyaman-sangat bermanfaat bagi kesehatan mental penghuninya karena Bali sering panas dan lembab.

Setiap hari desain rumah mempromosikan siklus positif. Suhu udara yang lebih dingin di pagi hari dan malam hari dipertahankan di sekitar bangunan.

Saat udara menghangat di siang hari, udara mengalir dari dalam ruangan ke luar dan keluar ke atas, menjaga suhu di dalam ruangan tetap dingin.

Pada sore hari, dinding, lantai dan ruangan yang mengelilingi halaman menjadi hangat, memberikan kenyamanan saat suhu di luar ruangan turun.

Paviliun di depan kamar-kamar tertutup hanya memiliki sedikit atau bahkan tidak ada dinding, sehingga memungkinkan masuknya banyak cahaya alami dan mendorong konektivitas tanpa batas antara bagian dalam dan luar.

Penempatan bangunan di dalam kompleks memungkinkan ruang di antara mereka untuk taman. Pemandangan hijau ini meningkatkan kesehatan mental melalui hubungan visual dengan lingkungan alam.

Baca juga: Apa yang Menarik dari Tallinn, Ibu Kota Hijau Eropa?

Celah antara dinding bangunan dan dinding perimeter kompleks mengurangi polusi suara dari lalu lintas di depan rumah.

Desain lansekap dan vegetasi yang baik secara signifikan mengurangi tingkat kebisingan di dalam bangunan dan juga di halaman di dalam kompleks.

Bangunan menghadap ke dalam ke arah halaman, menciptakan komposisi tertutup yang memberikan rasa aman dari pengaruh negatif di luar kompleks.

Gerbang kecil dan tembok rendah di depan gerbang juga memberikan keamanan dan keselamatan bagi penghuni kompleks, penting dalam hal privasi dan kesehatan mental.

Sebelum strategi bangunan sehat modern diterapkan, penting untuk meninjau kembali presedennya. Belajar dari masa lalu bukan berarti menafsirkan kembali pendekatan arsitektur sebelumnya, melainkan mengumpulkan informasi untuk strategi saat ini.

Pengetahuan lokal yang bersejarah, bersama dengan perkembangan teknologi, tidak hanya akan menambah nilai estetika tetapi juga berkontribusi pada hunian yang lebih sehat, penghuni yang lebih sehat, dan populasi yang lebih sehat.

Penulis:

Ni Wayan Meidayanti Mustika adalah dosen Jurusan Arsitektur Universitas Warmadewa, Bali, Indonesia, sekaligus anggota Green Professional dari Green Building Council Indonesia.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Ekonomi Hijau Diprediksi Capai 7 Triliun Dolar AS per Tahun pada 2030
Ekonomi Hijau Diprediksi Capai 7 Triliun Dolar AS per Tahun pada 2030
Pemerintah
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Pemerintah
Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...
Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...
LSM/Figur
Refleksi Filsafat Ekologis, Tempat Keramat dan Etika Lingkungan
Refleksi Filsafat Ekologis, Tempat Keramat dan Etika Lingkungan
Pemerintah
RI Sulit Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Jika Andalkan Sektor Pertanian
RI Sulit Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Jika Andalkan Sektor Pertanian
LSM/Figur
DAMRI Jalankan 286 Bus Listrik, Potensi Kurangi 72.000 Ton Emisi per Tahun
DAMRI Jalankan 286 Bus Listrik, Potensi Kurangi 72.000 Ton Emisi per Tahun
BUMN
Miangas hingga Wamena, FiberStar Genjot Akselerasi Digital di Wilayah 3T
Miangas hingga Wamena, FiberStar Genjot Akselerasi Digital di Wilayah 3T
Swasta
Pelaku Bisnis Luncurkan Program Sertifikasi Produksi Kaca Rendah Karbon
Pelaku Bisnis Luncurkan Program Sertifikasi Produksi Kaca Rendah Karbon
Pemerintah
Perubahan Iklim Diprediksi Tekan Pendapatan Dunia hingga 17 Persen
Perubahan Iklim Diprediksi Tekan Pendapatan Dunia hingga 17 Persen
LSM/Figur
ISSB Usulkan Pelaporan Emisi Metana Scope 1 untuk Perusahaan Energi
ISSB Usulkan Pelaporan Emisi Metana Scope 1 untuk Perusahaan Energi
LSM/Figur
Konflik Agraria di Balik Banjir Sumatera, Mayoritas Disebut Dipicu Perkebunan Sawit
Konflik Agraria di Balik Banjir Sumatera, Mayoritas Disebut Dipicu Perkebunan Sawit
Pemerintah
Ketika Motor Listrik Jadi Andalan Ojol untuk Cari Rezeki
Ketika Motor Listrik Jadi Andalan Ojol untuk Cari Rezeki
Pemerintah
Sampel Udara Berusia 35 Tahun Tunjukkan Perubahan Ritme Alam akibat Iklim
Sampel Udara Berusia 35 Tahun Tunjukkan Perubahan Ritme Alam akibat Iklim
LSM/Figur
Hadapi Regulasi Anti-Deforestasi UE, Sawit dan Kayu Indonesia Dilacak hingga ke Kebunnya
Hadapi Regulasi Anti-Deforestasi UE, Sawit dan Kayu Indonesia Dilacak hingga ke Kebunnya
Swasta
IBF dan AKCI Resmi Jalin Kolaborasi Perdana untuk Pelestarian Ekosistem di Lombok
IBF dan AKCI Resmi Jalin Kolaborasi Perdana untuk Pelestarian Ekosistem di Lombok
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau