KOMPAS.com - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) memperkirakan, pembangunan rendah karbon untuk mewujudkan ekonomi hijau dapat menciptakan 15,3 juta pekerjaan baru.
Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan Bappenas Maliki mengatakan, pembangunan rendah karbon bisa menciptakan belasan juta lapangan kerja hijau atau green jobs sampai 2045.
"Ini merupakan kesempatan baik bagi kita," kata Maliki dalam Indonesia's Green Jobs Conference 2023 di Jakarta, Jumat (24/11/2023) sebagaimana dilansir Antara.
Baca juga: Mayoritas Mahasiswa Kurang Familiar Dampak Pekerjaan Hijau, Butuh Sosialisasi Masif
Potensi pekerjaan hijau yang begitu besar dan jumlah angkatan kerja yang cukup banyak di Indonesia harus mampu dioptimalkan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan dan ekonomi hijau.
Namun, peluang peningkatan pekerjaan hijau tersebut masih menghadapi sejumlah tantangan, salah satunya yakni sumber daya manusia (SDM) yang didominasi lulusan SMP ke bawah.
Tantangan lainnya yaitu ketidaksesuaian keahlian antara lulusan pendidikan dengan kebutuhan pasar tenaga kerja dan informasi pasar tenaga kerja juga masih belum menjadi intelijen pasar kerja yang baik.
Selain itu, pasar kerja Indonesia belum mampu merespons perubahan cepat jenis lapangan kerja, kebutuhan keahlian, struktur pendidikan serta pola budaya kerja, serta industri yang belum menerapkan prinsip berkelanjutan menyebabkan penciptaan lapangan kerja hijau belum tumbuh pesat.
Baca juga: Green Jobs, Bidang Pekerjaan Layak yang Menjawab Masalah Lingkungan
"Peningkatan kapasitas SDM Indonesia sudah selayaknya harus diikuti dengan semangat keberlanjutan di dalam menjaga lingkungan yang lestari," ujar Maliki.
Maliki menyampaikan, Kementerian PPN/Bappenas berkomitmen untuk memimpin dan terus mengawal perjalanan promosi pekerjaan hijau tersebut.
Dalam mengawal pekerjaan hijau, Maliki menyampaikan Kementerian PPN/Bappenas didukung proyek kerja sama Indonesia dan Jerman, Innovation and Investment for Inclusive Sustainable Economic Development (ISED).
Proyek tersebut mempromosikan pentingnya mencetak SDM berkualitas, produktif, dan berdaya saing dalam mendorong pertumbuhan ekonomi hijau dan mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan.
Baca juga: 1 Juta Pekerjaan Batu Bara Bakal Lenyap pada 2050
Pengembangan pekerjaan hijau di Indonesia melalui proyek ISED diimplementasikan dengan kolaborasi lintas sektor.
Implementasi lainnya adalah menyusun definisi pekerjaan hijau dalam konteks lokal, dua Peta Okupasi, Peta Jalan Pengembangan SDM yang Mendukung Pekerjaan Hijau, serta kebijakan yang menjadi pedoman implementasi.
Contoh pekerjaan hijau yang dimaksud seperti inspektor bidang pertanian dan tanaman organik di bidang pertanian, spesialis bangunan hijau di bidang konstruksi, dan green productivity master specialist di bidang manufaktur.
Baca juga: 14 Juta Pekerjaan Diprediksi Hilang Lima Tahun Mendatang
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya