Stasiun CORS adalah stasiun penerima sinyal dari satelit Global Navigation Satellite System (GNSS), seperti Global Positioning System (GPS).
Stasiun CORS ini dirancang untuk secara terus-menerus (continuous) mengukur sinyal dari satelit-satelit tersebut dengan tingkat akurasi tinggi.
Dengan akurasi yang tinggi dan pengukuran secara terus menerus tersebut, maka pergerakan tanah ke samping maupun ke bawah hingga satuan millimeter dapat terdeteksi.
Sementara itu, data geospasial yang dihasilkan dari stasiun pasang surut yang dimiliki oleh BIG dapat digunakan untuk mendeteksi ketinggian pasang maksimal pada suatu kawasan.
Data ini dapat digunakan untuk menyusun peta rawan banjir rob, dioverlay dengan data detail digital elevation model dan data detail tutupan lahan.
Stasiun pasang surut BIG menyajikan data real time, data dikirim ke server setiap 5 detik, berisi ketinggian muka air laut tiap detik. Sangat detail.
Di pesisir utara Pulau Jawa yang sebagian merupakan daerah rawan banjir rob, terdapat lebih dari 15 stasiun pasang surut. Stasiun tersebut antara lain di Cilegon, Jakarta Utara, Cirebon, Pekalongan, Semarang, Jepara, Rembang, Tuban, Lamongan, Surabaya, dan Probolinggo.
Tentu ketersediaan data geospasial berupa stasiun CORS dan stasiun pasang surut dapat dimanfaatkan untuk menyusun peta kerentanan banjir rob dan subsidence.
Peta kerawanan ini penting, apalagi dengan adanya fenomena perubahan iklim, di mana kenaikan muka air laut diprediksi akan terjadi lebih tinggi.
Antisipasi dini perlu dilakukan sebelum terlambat. Peta kerawanan dapat digunakan untuk mendukung program mitigasi bencana dan program perencanaan tata ruang pesisir.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya