Penerbangan tersebut dilakukan setelah dilakukan pengujian selama satu tahun.
Para ilmuwan akan menilai emisi non-karbon dari penerbangan tersebut, termasuk berbagai partikel dan dampaknya terhadap pemanasan global yang belum sepenuhnya dipahami namun diyakini signifikan.
Di sisi lain, sejumlah aktivis iklim mengatakan, pemerintah dan maskapai penerbangan membuat klaim yang menyesatkan mengenai penerbangan tersebut.
Baca juga: Raup Pendanaan Seri A Rp 202,4 Miliar, JALA Perkuat Budidaya Udang Berkelanjutan
Khususnya, saat Kementerian Transportasi Inggris menuturkan bahwa SAF akan mewujudkan penerbangan “tanpa rasa bersalah”.
Direktur Kebijakan Aviation Environment Federation Cait Hewitt mengatakan, pernyataan tersebut sama saja sebuah lelucon.
Dia mengatakan produksi SAF akan sangat sulit untuk ditingkatkan secara berkelanjutan.
“Mudah-mudahan, kita akan memiliki solusi teknologi yang lebih baik di masa depan, tetapi, untuk saat ini, satu-satunya cara untuk mengurangi CO2 dari penerbangan adalah dengan mengurangi jumlah penerbangan,” ucap Hewitt.
Baca juga: Kontribusi Koperasi dalam Ekologi Berkelanjutan
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya