KOMPAS.com – Tak seperti kesehatan fisik yang kerap diprioritaskan, sebagian masyarakat masih memandang kesehatan mental sebelah mata.
Padahal, kesehatan mental bisa terjadi pada siapa saja, terutama pada remaja dan anak muda. Penyebabnya pun bervariasi, mulai dari masalah keluarga, sekolah, hingga putus cinta.
Gangguan kesehatan mental tidak bisa diabaikan begitu saja, dan harus mendapatkan perhatian yang serius.
Salah satu masalah utamanya adalah kurangnya kesadaran untuk mencegah kesehatan mental sejak dini. Sering kali masyarakat menunggu hingga muncul gejala yang parah baru mencari bantuan ke medis.
Baca juga: Psikolog: Peran Kampus Sangat Penting dalam Mendukung Kesehatan Mental Mahasiswa
Kesehatan mental juga berhubungan erat dengan kesehatan fisik. Misalnya, ketika seseorang mengalami masalah kesehatan mental atau yang berkaitan dengan gangguan psikologis, seperti kecemasan, perubahan mood, gangguan psikotik, tak jarang menjadi faktor terganggunya kesehatan fisik, mulai dari gangguan makan, hingga asam lambung.
Berdasarkan penelitian Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, lebih dari 19 juta orang Indonesia yang berusia di atas 15 tahun mengalami gangguan mental emosional. Selain itu, lebih dari 12 juta orang dalam rentang usia yang sama diketahui menderita depresi.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan bahwa kesehatan mental adalah hak dasar setiap individu. Artinya, setiap orang berhak bebas dari masalah mental untuk mencapai kehidupan yang baik.
Orang dengan kesehatan mental yang baik bisa belajar, mengatasi tekanan, bekerja efektif, dan memberikan kontribusi positif pada komunitasnya.
Baca juga: Berani Komunikasikan Kesehatan Mental di Ruang Profesional
Akan tetapi sekarang, akses ke layanan kesehatan mental di Indonesia masih menjadi tantangan karena keterbatasan. Ini menjadi alasan sebagian orang tak memahami cara menjaga menjaga kesehatan mental atau cara memperbaikinya.
Dana yang dialokasikan pemerintah untuk kesehatan mental, termasuk untuk kapasitas rumah sakit jiwa dan fasilitas rawat jiwa di rumah sakit umum pun, masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Namun, di antara tantangan tersebut, perihal merawat kesehatan mental tetap bisa dilakukan. Terlebih, saat ini, ada kelompok yang peduli terhadap kesehatan mental di Indonesia dan membentuk komunitas untuk mendukung kesehatan mental masyarakat. Simak informasi lengkapnya berikut.
Komunitas yang dibentuk pada Mei 2013 ini berfokus pada advokasi, kajian, dan edukasi mengenai pencegahan bunuh diri dan kesehatan jiwa.
Dengan moto "Hapus Stigma, Peduli Sesama, Sayangi Jiwa," Into The Light Indonesia meluncurkan program-program, seperti diskusi publik, pelatihan, kampanye, dan penelitian untuk mengurangi stigma bunuh diri dan meningkatkan kesadaran pencarian bantuan pada seseorang yang mengalami gangguan kesehatan mental.
Untuk informasi tentang Into The Light Indonesia, kunjungi website intothelightid.org.
KPSI memberikan edukasi dan pelayanan kepada individu dengan skizofrenia, termasuk dukungan aspek legal dan hukum.
Komunitas ini menyediakan layanan konsultasi, kelompok dukungan, dan pendampingan untuk pasien dan keluarganya, menciptakan interaksi positif dan dukungan satu sama lain.
Jika ingin mengetahui KPSI lebih jauh, Anda bisa menghubungi (021) 2204 3440 atau kunjungi skizofrenia.org.
Fokus komunitas ini adalah pada bipolar, yakni gangguan mental yang melibatkan perubahan drastis pada suasana hati seseorang. Selain mewadahi orang dengan bipolar, mereka juga mendukung pengasuh dan siapa pun yang peduli dengan gangguan ini melalui edukasi, dukungan, dan berbagai aktivitas seperti psikoedukasi, kelompok dukungan "BipoTalk," dan art therapy.
Anda bisa mengunjungi Instagram @bipolarcare.indonesia untuk mengetahui informasi lebih lanjut.
Yayasan ini konsisten memberikan layanan konseling, terapi, rehabilitasi, serta pelatihan dan seminar terkait kesehatan mental. Dengan tujuan di bidang kesehatan jiwa, yayasan ini terletak di wilayah Bandung.
Komunitas ini menyediakan sarana sosialisasi dan edukasi mengenai kesehatan mental di Indonesia. Mereka menawarkan layanan konseling, terapi, psikoedukasi, kelompok dukungan, dan art therapy, serta aktif mengadakan berbagai kegiatan seperti diskusi publik, pelatihan, dan kampanye.
Itulah lima komunitas yang berkaitan dengan kesehatan mental. Seluruhnya bisa jadi wadah bagi kamu yang sedang mengalami kesehatan mental atau peduli dengan isu ini.
Dengan upaya bersama, masyarakat bisa mengubah paradigma masyarakat terhadap kesehatan mental dan menciptakan lingkungan yang lebih inklusif serta mendukung bagi setiap individu. Mari bersama-sama membangun negeri yang peduli terhadap kesehatan mental.
Jika ingin tahu lebih jauh tentang Get Happy, kunjungi Instagram @gethappy.id.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya