KOMPAS.com - Diperlukan sebuah institusi atau lembaga khusus untuk menangani bangunan yang bisa mengantisipasi gempa atau longsor.
Saran tersebut disampaikan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Kepala PVMBG Badan Geologi ESDM Hendra Gunawan di Bandung, Sabtu (9/12/2023), mengatakan, Jawa Barat merupakan daerah yang cukup banyak memiliki potensi terjadinya gempa dan longsor.
Baca juga: Analisis BMKG Gempa Swarm di Kabupaten Bogor
Menurut para ahli, rumah atau bangunan berbahan dasar kayu seperti yang digunakan orang zaman dahulu relatif lebih tahan gempa dan memperbaikinya lebih mudah.
"Ke depannya bukan hanya pusat vulkanologi, ada pusat lain yang menangani masalah geoteknik dalam perekayasaan, bagaimana mengantisipasi bangunan di daerah gempa atau di daerah longsor," ujar Hendra, sebagaimana dilansir Antara.
Lebih lanjut, Hendra mengatakan sepanjang 2023, di Jawa Barat terjadi 447 pergerakan tanah, termasuk longsor, yang menyebabkan 105 orang meninggal dunia.
Baca juga: Gempa Darat M 4,0 Bogor Terasa di Sukabumi, Puluhan Rumah Rusak
Dia menambahkan, ada tiga daerah yang rentan mengalami pergerakan tanah di Jawa Barat yakni Sukabumi, Sumedang. dan Majalengka.
"Kawasan tersebut memiliki creeping atau gerakan tanah yang lamban dan tidak disadari," ucapnya.
Berdasarkan data PVMBG, dari 447 kejadian pergerakan tanah, selain menyebabkan 105 orang meninggal dunia, juga mengakibatkan 35 orang luka-luka.
Kemudian, 528 rumah rusak, 81 rumah hancur, 167 rumah dalam kondisi terancam, serta 178 infrastruktur terdampak dan 2.288 jalan mengalami rusak.
Baca juga: Analisis Gempa M 4,0 yang Guncang Sukabumi dan Bogor Pagi Ini
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya