Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/12/2023, 15:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Sekretaris Jenderal OPEC Haitham Al Ghais mendesak OPEC+ untuk menolak usulan teks negosiasi apa pun dalam KTT iklim COP28 yang menargetkan energi fosil.

OPEC merupakan organisasi negara-negara pengekspor minyak yang beranggotakan Aljazair, Angola, Arab Saudi, Gabon, Ekuatorial Guinea, Iran, Irak, Kongo, Kuwait, Libya, Nigeria, Uni Emirat Arab (UEA), dan Venezuela.

Sedangkan OPEC+ adalah negara anggota OPEC ditambah negara mitra nonanggota yakni Rusia, Kazakhstan, Azerbaijan, Meksiko, Oman, Bahrain, Brunei, Sudan Selatan, Sudan, dan Malaysia.

Baca juga: COP28: Aktivis Muda Muak dengan Janji-janji Iklim

Desakan dari Ghais tersebut tertuang dalam sebuah surat tertanggal Rabu (6/12/2023) dan dilihat oleh Reuters pada hari Jumat (8/12/2023).

Surat tersebut mengacu pada rancangan teks negosiasi yang dirilis badan iklim PBB United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCC) untuk negosiasi penghapusan bahan bakar fosil dalam COP28.

“Tampaknya tekanan yang tidak semestinya dan tidak proporsional terhadap bahan bakar fosil dapat mencapai titik kritis dengan konsekuensi yang tidak dapat diubah, karena rancangan keputusan tersebut masih memuat opsi untuk menghentikan penggunaan bahan bakar fosil secara bertahap,” bunyi surat itu.

Surat tersebut mendesak delegasi OPEC+ di COP28 untuk secara proaktif menolak teks atau formula apa pun yang menargetkan energi, misalnya bahan bakar fosil, bukan emisi.

Baca juga: Sangat Menghancurkan Jiwa, Keterwakilan Perempuan di COP28 Kurang 10 Persen

Tiga sumber mengonfirmasi keaslian surat itu kepada Reuters. Sedangkan OPEC tidak membenarkan atau menyalahkan surat tersebut kepada Reuters.

OPEC berujar, pihaknya tidak mau mengomentari komunikasi resmi dengan negara-negara anggotanya dan menyatakan akan terus memberikan saran kepada anggota beserta mitranya.

Dalam penyataannya kepada Reuters, Ghais menyampaikan OPEC akan terus menganjurkan pengurangan emisi, bukannya memilih sumber energi.

“Dunia membutuhkan investasi besar dalam semua energi, termasuk hidrokarbon, semua teknologi, dan pemahaman mengenai kebutuhan energi semua orang,” ucap Ghais.

Baca juga: COP28: Dana Kerugian dan Kerusakan Terkumpul 700 Juta Dollar AS, tapi Belum Cukup

Negara-negara anggota OPEC sudah mempunyai sikap yang sebagian besar menentang pernyataan keras mengenai penghapusan bahan bakar fosil secara bertahap.

UEA, salah satu anggota OPEC sekaligus tuan rumah COP28, sebelumnya sudah menyerukan apa transisi energi yang lebih realistis.

Mereka menyerukan bahan bakar fosil akan tetap berperan dalam mengamankan pasokan energi sementara industri melakukan dekarbonisasi.

Baca juga: Di COP28, Menteri ESDM Targetkan Emisi Energi Turun 358 Juta Ton

Dalam beberapa hari ke depan, delegasi dari berbagai negara diharapkan berfokus dalam pembahasan seputar bahan bakar fosil, dengan harapan mencapai konsensus sebelum COP28 berakhir pada 12 Desember.

“Dimasukkannya beberapa opsi yang berfokus pada perlunya tindakan untuk menghentikan penggunaan bahan bakar fosil pada dekade kritis ini adalah sebuah langkah ke arah yang benar,” kata Direktur Program Iklim Dan Energi Center for International Environmental Law Nikki Reisch.

“Tetapi pernyataan yang menyerukan peningkatan besar-besaran teknologi penangkapan dan pembuangan karbon yang berisiko dan spekulatif berisiko membuka celah dalam paket energi dan harus dihilangkan,” sambungnya.

Baca juga: Neutura Raup Pendanaan Angel COP28 untuk 2 Proyek Penyerap Karbon

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau