JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, saat ini pembangunan perkotaan tidak hanya membangun fisik, tetapi juga ruhnya sebagai wadah dari kegiatan sosial-budaya yang inklusif dan kegiatan produktif-ekonomi semua manusia yang tinggal di dalamnya.
Menurutnya, Pemerintah harus mampu mendesain kota yang memiliki hubungan erat dengan manusia/warga kota di dalamnya, termasuk dengan lingkungannya.
"Antara lain, produktivitas dan kenyamanan merupakan indikator yang sangat dibutuhkan dalam pembangunan perkotaan,” kata Basuki saat menghadiri pengukuhan Bambang Susantono sebagai profesor kehormatan Universitas Diponegoro.
Dengan pertumbuhan penduduk yang semakin cepat ke depannya, tambah dia, Pemerintah harus menyiapkan kota yang benar-benar aman dan nyaman untuk ditinggali.
Baca juga: 57,91 Persen Anak Usia Dini Tinggal di Rumah Tak Layak Huni
Jadi, livable city tidak hanya mengusung unsur modernitas pembangunan perkotaan saja, tetapi juga harus berkelanjutan, unsur ketahanan terhadap berbagai risiko bencana.
Dengan adanya krisis iklim, perkotaan yang dibangun juga harus tahan dan tangguh terhadap kekeringan atau banjir. Karena keberlanjutan sangat berhubungan dengan environment.
"Jadi konsepnya adalah kota yang tangguh menghadapi perubahan iklim dan nyaman bagi warganya untuk tinggal, beraktivitas dan berproduksi,” pungkas Basuki.
Rektor Universitas Diponegoro, Prof. Dr. Yos Johan Utama, S.H., M.Hum. mengucapkan selamat atas gelar Profesor Kehormatan yang diberikan kepada Prof. (H.C. Undip) Ir. Bambang Susantono, MCP, MSCE, Ph.D.
Dengan gelar akademik tertinggi bagi ilmuwan praktisi non dosen tersebut, Universitas Diponegoro berharap Bambang Susantono senantiasa memiliki integritas dan keberanian dalam menegakkan kebenaran, serta terus berbuat yang terbaik bagi bangsa, negara dan agama.
“Selamat dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Prof Bambang Susantono karena telah berhasil meraih jabatan tertinggi akademik. Kami harap ke depan dapat terus menghasilkan karya ilmiah bermutu dan terbarukan, serta mampu menjaga integritas sebagai manusia, praktisi dan pengajar,” kata Prof. Dr. Yos Johan Utama, S.H., M.Hum
Baca juga: Jadi Kota Paling Layak Huni di Dunia 8 Kali, Ini Rahasia Wina
Dalam pidato pengukuhannya, Bambang Susantono juga berharap ke depannya pembangunan kota fokus pada kelayakan kota (livability) agar mampu menangani berbagai dinamika permasalahan di masa mendatang. Sehingga selain menjadi kota yang livable dan berkelanjutan, juga menjadi kota yang loveable.
“Penganugerahan ini merupakan suatu kehormatan dan tanggung jawab yang besar bagi saya. Dan tentu akan saya jalani dengan penuh tanggung jawab. Saya juga ingin menyampaikan terima kasih saya kepada Menteri PUPR yang berkenan hadir dalam kesempatan ini,” tandas Bambang.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya