Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sun Energy Akselerasi Program Elektrifikasi "Satu MWp untuk Satu Desa"

Kompas.com - 11/12/2023, 20:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sun Energy, perusahaan pengembang panel surya terus berkomitmen meningkatkan angka elektrifikasi desa melalui program Sun Solar Electrification.

Dalam menjalankan program ini, perusahaan bekerja sama dengan Yayasan Sinar Utama Nusantara (Yayasan SUN) sebagai rangkaian tanggung jawab sosial atau corporate social responsibility (CSR).

Tujuan program ini adalah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) melalui kehadiran sumber listrik berkelanjutan.

Salah satu program Sun Solar Electrification yang tengah dijalankan adalah 'Satu MWp untuk Satu Desa'. Setiap satu MWp kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang telah diinstalasi Sun Energy bersama para mitra, akan mengelektrifikasi satu desa 3T.

Baca juga: Sun Energy Incar Pendapatan Rp 600 Miliar Tahun 2024, Ini Strateginya

"Program elektrifikasi desa ini terus berlanjut demi kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat Indonesia melalui kehadiran tenaga listrik yang bersumber dari energi terbarukan," ujar Deputy CEO Sun Energy Dionpius Jefferson, di Jakarta, Senin (11/12/2023).

Menurut Dion, sepanjang tahun 2023, Yayasan SUN telah melaksanakan program elektrifikasi di 40 desa di seluruh Indonesia.

"Mengingat ada target 100 MWp tahun 2023, kami akan terus mengakselerasi sisa 60 desa lain, tahun ini dan tahun depan," imbuh Dion.

Contoh implementasi elektrifikasi desa 3T berada di Desa Wekeke, dan Kampung Laja di Nusa Tenggara Timur, berupa pompa air bertenaga surya, serta elektrifikasi di Pulau Ndana, juga di NTT, yang berhadapan langsung dengan Australia.

Selain itu, perusahaan juga menjalankan Solar Technician Program, yakni sebuah program yang dilaksanakan di tingkat SMK untuk menciptakan lulusan siap kerja yang mampu mendukung kebutuhan sumber daya manusia (SDM) di sektor energi surya.

Dan yang terbaru adalah program Solar Energy Goes to You, sebagai upaya pengembangan komunitas dan edukasi, mulai dari siswa sekolah dasar hingga mahasiswa, dan masyarakat umum.

"Yayasan SUN bersama Sun Energy telah melakukan program ini di 20 lokasi, termasuk Universitas Indonesia, Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta, Universitas Paramadina, Institut Teknologi Sumatera, Universitas Islam Indonesia dan Institut Teknologi Surabaya," pungkas Dion.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

AI Bisa Prediksi Kemungkinan Migrasi yang Disebabkan Iklim

AI Bisa Prediksi Kemungkinan Migrasi yang Disebabkan Iklim

LSM/Figur
Kesenjangan Gender di Sektor Pendidikan STEM Masih Tinggi

Kesenjangan Gender di Sektor Pendidikan STEM Masih Tinggi

Pemerintah
Kasus “Greenwashing” Turun untuk Pertama Kalinya dalam 6 Tahun

Kasus “Greenwashing” Turun untuk Pertama Kalinya dalam 6 Tahun

Swasta
Di Masa Depan, Peluang Pekerjaan Berbasis Kelestarian Lingkungan Sangat Besar

Di Masa Depan, Peluang Pekerjaan Berbasis Kelestarian Lingkungan Sangat Besar

LSM/Figur
Bumi Makin Banyak Tunjukkan Tanda-Tanda Krisis Iklim

Bumi Makin Banyak Tunjukkan Tanda-Tanda Krisis Iklim

Pemerintah
Proyek Pompa Hidram MMSGI di Kolam Pascatambang Jadi Sumber Air Bersih untuk Warga

Proyek Pompa Hidram MMSGI di Kolam Pascatambang Jadi Sumber Air Bersih untuk Warga

Swasta
IESR: Transisi Energi Jadi Kunci Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

IESR: Transisi Energi Jadi Kunci Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

LSM/Figur
Ekonomi Restoratif Dinilai Paling Tepat untuk Indonesia, Mengapa?

Ekonomi Restoratif Dinilai Paling Tepat untuk Indonesia, Mengapa?

LSM/Figur
Populasi Satwa Liar Global Turun Rata-rata 73 Persen dalam 50 Tahun

Populasi Satwa Liar Global Turun Rata-rata 73 Persen dalam 50 Tahun

LSM/Figur
Logam Berat di Lautan Jadi Lebih Beracun akibat Perubahan Iklim

Logam Berat di Lautan Jadi Lebih Beracun akibat Perubahan Iklim

Pemerintah
Tak Hanya Tekan Abrasi, Mangrove juga Turut Dorong Perputaran Ekonomi Masyarakat

Tak Hanya Tekan Abrasi, Mangrove juga Turut Dorong Perputaran Ekonomi Masyarakat

LSM/Figur
Konsumsi Daging Berkontribusi terhadap Kerusakan Lingkungan, Kok Bisa?

Konsumsi Daging Berkontribusi terhadap Kerusakan Lingkungan, Kok Bisa?

Pemerintah
Selenggarakan CSR Berkelanjutan, PT GNI Dapat Penghargaan di PKM CSR Award 2024

Selenggarakan CSR Berkelanjutan, PT GNI Dapat Penghargaan di PKM CSR Award 2024

Swasta
Kisah Warga Desa Mayangan yang Terancam Abrasi dan Inisiatif Kompas.com Tanam Mangrove

Kisah Warga Desa Mayangan yang Terancam Abrasi dan Inisiatif Kompas.com Tanam Mangrove

LSM/Figur
Langkah Hijau Kompas.com, Penanaman Mangrove untuk Selamatkan Pesisir Subang

Langkah Hijau Kompas.com, Penanaman Mangrove untuk Selamatkan Pesisir Subang

Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau