Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/12/2023, 08:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Direktur Eksekutif IESR Fabby Tumiwa mengatakan, di dalam IETO mencatat tidak terdapat kenaikan yang signifikan untuk kapasitas energi terbarukan dan kontribusi pada bauran energi terbarukan.

Pemanfaatan energi terbarukan hanya mencapai 1 gigawatt (GW) pada 2023 dari target RUPTL 2021-2030 yang menetapkan 3,4 GW pada periode yang sama.

Baca juga: Bukan Hanya Ketenagalistrikan, Transisi Energi Perlu Dilakukan Menyeluruh

Fabby menjelaskan, agar transisi energi berjalan cepat, perlu adanya kesamaan visi transisi energi yang hemat biaya atau cost effective oleh presiden dan pembuat kebijakan kunci di Indonesia.

Kesamaan visi akan menentukan keberlanjutan komitmen politik dan peta jalan yang optimal.

Selain itu, dia juga menyoroti lambatnya transisi energi di Indonesia yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti lemahnya kepemimpinan politik, kurangnya kapasitas aktor, dan beban kebijakan masa lalu.

Untuk itu, dia menekankan perlunya kebijakan yang sudah dipastikan akan memberikan manfaat sosial ekonomi menyeluruh, terlepas dari perubahan yang mungkin terjadi, dan reformasi anggaran publik dan reformasi PLN untuk mempercepat proses transisi energi.

Baca juga: Generasi Muda Berperan Penting dalam Transisi Energi di Indonesia

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com