KOMPAS.com – Kapasitas energi terbarukan global perlu ditingkatkan hingga tiga kali lipat pada 2030 agar dunia selaras dengan Perjanjian Paris yang mencegah suhu Bumi naik 1,5 derajat celsius.
Selain itu, efisiensi energi juga perlu dilipatgandakan pada 2030 menurut International Renewable Energy Agency (IRENA).
Dalam laporan terbarunya, IRENA menegaskan kedua langkah tersebut merupakan upaya yang paling realistis, mudah diakses, dan hemat biaya untuk selaras dengan Perjanjian Paris.
Baca juga: Ini Alasan Investor Ogah-ogahan Kembangan Energi Terbarukan di Indonesia
Dunia sudah menyaksikan peningkatan kapasitas energi terbarukan yang signifikan pada 2022.
Akan tetapi, skala dan luas penerapan energi terbarukan di berbagai sektor dan wilayah tidak merata, sehingga tidak selaras dengan Perjanjian Paris.
Dalam COP28, negara-negara juga sepakat untuk meningkatkan kapasitas energi terbarukan global sebanyak tiga kali lipat.
Di negara-negara G20 saja, kapasitas pembangkit listrik energi terbarukan perlu ditingkatkan dari kurang dari 3 terawatt (TW) pada 2022 menjadi 9,4 TW pada 2030.
Baca juga: Capres-Cawapres Harus Paparkan Strategi Energi Terbarukan Secara Masif
Negara berkembang, terutama negara kurang berkembang dan negara berkembang kepulauan kecil, berencana untuk meningkatkan kapasitas energi terbarukan.
Target yang mereka pasang adalah meningkatkan kapasitas energi terbarukan menjadi lebih dari 110 gigawatt (GW) pada 2030.
lebih dari setengahnya bergantung pada dukungan internasional dalam bentuk pembiayaan, bantuan teknis, transfer teknologi, atau peningkatan kapasitas.
Baca juga: Jambi Punya Potensi Surya Melimpah, Target Energi Terbarukan Bisa Digenjot
Sebagai bagian dari Perjanjian Paris tahun 2015, negara-negara juga berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) melalui rencana aksi iklim bernama Nationally Determined Contributions (NDC).
Hingga akhir Oktober 2023, sudah ada 195 NDC yang diserahkan. 178 di antaranya baru atau sedang dalam tahap pembaruan.
Meski demikian, hanya 108 NDC yang menunjukkan peningkatan ambisi dalam hal target pengurangan emisi.
Sehubungan dengan energi terbarukan, 148 negara mempunyai target energi terbarukan yang terukur dalam NDC mereka.
Baca juga: Portugal Sukses Gunakan 100 Persen Energi Terbarukan 6 Hari Berturut-turut
Dari jumlah tersebut, 113 negara memasukkan target ketenagalistrikan dan hanya 33 negara yang memiliki target untuk sektor penggunaan akhir seperti pemanasan dan transportasi.
Ambisi energi terbarukan dalam NDC-NDC tersebut dinilai tidak cukup untuk mencegah suhu naik 1,5 derajat celsius.
IRENA menegaskan, ambisi energi terbarukan dalam NDC negara-negara kurang berkomitmen terhadap Perjanjian Paris.
Komitmen yang dibuat dalam NDC hanya mencakup kurang dari separuh komitmen yang diperlukan untuk menyelaraskan janji tiga kali lipat energi terbarukan.
Baca juga: Dokumen Rencana Investasi JETP Diluncurkan, Bauran Energi Terbarukan Ditarget 44 Persen
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya