Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Negara Penghasil Emisi Terbesar dari Penggunaan Lahan, Indonesia Peringkat 2

Kompas.com, 18 Desember 2023, 12:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Indonesia menempati peringkat kedua sebagai penghasil emisi terbesar di dunia dari sektor penggunaan lahan.

Laporan tersebut tertuang dalam laporan Global Carbon Budget 2023 yang penyusunannya dikoordinasikan oleh Global Carbon Project.

Rata-rata emisi dari penggunaan lahan Indonesia mencapai 930 juta ton, menyumbang 19,9 persen dari total emisi alih fungsi lahan dunia.

Bersama dengan Brasil dan Republik Demokratik (RD) Kongo, Indonesia menyumbang 55 persen dari total emisi sektor lahan dunia.

Baca juga: Kadin Indonesia Dorong Tabel Kadar Emisi Ada dalam Kemasan Produk

Dilansir dari siaran bersama organisasi masyarakat sipil yang mengutip laporan Global Carbon Budget 2023, puncak emisi di Indonesia terjadi pada 1997 akibat kebakaran gambut di Indonesia.

Berikut 10 negara penghasil emisi terbesar dari penggunaan lahan menurut laporan Global Carbon Budget 2023.

  1. Brasil: 1,08 miliar ton karbon dioksida per tahun
  2. Indonesia: 930 juta ton karbon dioksida per tahun
  3. RD Kongo: 570 juta ton karbon dioksida per tahun
  4. Malaysia: 150 juta ton karbon dioksida per tahun
  5. Tanzania: 140 juta ton karbon dioksida per tahun
  6. Vietnam: 140 juta ton karbon dioksida per tahun
  7. Myanmar: 120 juta ton karbon dioksida per tahun
  8. Meksiko: 110 juta ton karbon dioksida per tahun
  9. Angola: 110 juta ton karbon dioksida per tahun
  10. Etiopia: 100 juta ton karbon dioksida per tahun

Baca juga: Indonesia Peringkat 2 Penghasil Emisi Terbesar dari Penggunaan Lahan

Brasil menempati peringkat pertama sebagai negara penghasil emisi terbesar di dunia dari sektor penggunaan lahan dengan rata-rata emisi 1,08 miliar ton karbon dioksida per tahun.

Dengan emisi sebesar itu, Brasil berkontribusi terhadap 23,1 persen dari total emisi alih fungsi lahan dunia.

Di peringkat tiga ada RD Kongo dengan rata-rata emisi 570 juta ton karbon dioksida per tahun dari penggunaan lahan.

Baca juga: Komitmen Indonesia Capai Nol Emisi Dinilai hanya Mimpi

Negara di Benua Afrika tersebut berkontribusi 12,2 persen dari total emisi alih fungsi lahan dunia.

Direktur Eksekutif Madani Berkelanjutan Nadia Hadad menyampaikan, besarnya emisi yang dihasilkan Indonesia tersebut memperlihatkan adanya kontradiksi antara data pemerintah dan ilmuwan.

Dia mendesak transparansi data dari pemerintah yang disandingkan dengan data dari berbagian kajian global dan data yang dimiliki masyarakat sipil.

Baca juga: Petrokimia Gresik Klaim Mampu Kurangi Emisi 1,2 Juta Ton Per Tahun

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Menteri LH Sebut Gelondongan Kayu Terseret Banjir Sumatera Bisa Dimanfaatkan
Menteri LH Sebut Gelondongan Kayu Terseret Banjir Sumatera Bisa Dimanfaatkan
Pemerintah
Bioetanol dari Sorgum Disebut Lebih Unggul dari Tebu dan Singkong, tapi..
Bioetanol dari Sorgum Disebut Lebih Unggul dari Tebu dan Singkong, tapi..
LSM/Figur
Asia Tenggara Catat Kenaikan 73 Persen pada Hasil Obligasi ESG
Asia Tenggara Catat Kenaikan 73 Persen pada Hasil Obligasi ESG
Pemerintah
4 Penambang Batu Bara Ilegal di Teluk Adang Kalimantan Ditangkap, Alat Berat Disita
4 Penambang Batu Bara Ilegal di Teluk Adang Kalimantan Ditangkap, Alat Berat Disita
Pemerintah
Drone Berperan untuk Pantau Gajah Liar Tanpa Ganggu Habitatnya
Drone Berperan untuk Pantau Gajah Liar Tanpa Ganggu Habitatnya
Swasta
6 Kukang Sumatera Dilepasliar di Lampung Tengah
6 Kukang Sumatera Dilepasliar di Lampung Tengah
Pemerintah
RI dan UE Gelar Kampanye Bersama Lawan Kekerasan Digital terhadap Perempuan dan Anak
RI dan UE Gelar Kampanye Bersama Lawan Kekerasan Digital terhadap Perempuan dan Anak
Pemerintah
UNCTAD Peringatkan Sistem Perdagangan Dunia Rentan Terhadap Risiko Iklim
UNCTAD Peringatkan Sistem Perdagangan Dunia Rentan Terhadap Risiko Iklim
Pemerintah
Tak Perbaiki Tata Kelola Sampah, 87 Kabupaten Kota Terancam Pidana
Tak Perbaiki Tata Kelola Sampah, 87 Kabupaten Kota Terancam Pidana
Pemerintah
Bencana di Sumatera, Menteri LH Akui Tak Bisa Rutin Pantau Jutaan Unit Usaha
Bencana di Sumatera, Menteri LH Akui Tak Bisa Rutin Pantau Jutaan Unit Usaha
Pemerintah
DP World: Rantai Pasok Wajib Berubah untuk Akhiri Krisis Limbah Makanan
DP World: Rantai Pasok Wajib Berubah untuk Akhiri Krisis Limbah Makanan
LSM/Figur
KLH Periksa 8 Perusahaan terkait Banjir Sumatera, Operasional 4 Perusahaan Dihentikan
KLH Periksa 8 Perusahaan terkait Banjir Sumatera, Operasional 4 Perusahaan Dihentikan
Pemerintah
TN Way Kambas Sambut Kelahiran Bayi Gajah Betina, Berat 64 Kilogram
TN Way Kambas Sambut Kelahiran Bayi Gajah Betina, Berat 64 Kilogram
LSM/Figur
Menteri LH Sebut Kayu Banjir Bukan dari Hulu Batang Toru
Menteri LH Sebut Kayu Banjir Bukan dari Hulu Batang Toru
Pemerintah
TPA Suwung Bali Ditutup 23 Desember 2025, Ini Alasannya
TPA Suwung Bali Ditutup 23 Desember 2025, Ini Alasannya
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau