Dalam metode konversi termal, sampah yang ada dimanfaatkan langsung untuk menghasilkan energi panas.
Energi panas yang dihasilkan dapat dimanfaatkan pembangkitan listrik. Konversi termal meliputi insinerasi, gasifikasi, gasifikasi plasma, dan pirolisis.
Baca juga: Dukung Ekonomi Sirkular, Kemenkeu Resmikan Program Pengelolaan Sampah
Metode konversi bio-elektrokimia meliputi microbial fuel cells (MFC) dan microbial electrolysis cells (MEC).
MFC melibatkan proses aerobik dan anaerobik yang menggunakan bakteri sebagai katalis. Berbagai sampah organik seperti sampah rumah tangga atau kotoran hewan dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam proses ini.
Sedangan cara kerja MEC adalah proses elektrokimia yang memanfaatkan bakteri untuk mengubah sampah menjadi hidrogen dan bahan kimia lainnya.
Metode bio-elektrokimia merupakan metode terbaru dari mengubah sampah jadi energi yang memanfaatkan peran mikroba untuk menghasilkan bahan bakar hidrogen dan listrik.
Baca juga: Potret Sampah 6 Kota, Ini Paparan Litbang Kompas dan Net Zero Waste Management Consortium
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya