Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 26 Desember 2023, 17:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

KOMPAS.com - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) baru saja menertbitkan Laporan Pembangunan Berkelanjutan Global 2023 dengan tajuk “Times of Crisis, Times of Change: Science for Accelerating Transformations to Sustainable Development", sehari pasca-Natal, Selasa (26/12/2023).

Laporan Pembangunan Berkelanjutan Global (GSDR) tahun 2023 menemukan bahwa pada saat kritis, perubahan bertahap dan terfragmentasi tidak cukup untuk mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) dalam tujuh tahun tersisa.

Implementasi Agenda 2030 memerlukan mobilisasi aktif dari kepemimpinan politik dan ambisi untuk melakukan transformasi berbasis ilmu pengetahuan.

Hal ini harus dicapai secara global, tidak meninggalkan negara, masyarakat, atau orang lain. Laporan ini merupakan ajakan untuk melakukan transformasi dengan urgensi yang diperlukan untuk mempercepat kemajuan menuju SDGs.

Baca juga: Punya Komitmen terhadap SDGs di Indonesia, QNET Raih 2 Award di Ajang ISDA 2023

GSDR 2023 menyoroti transformasi-transformasi penting yang diperlukan di berbagai sektor dan memberikan temuan-temuan penting dari literatur, contoh-contoh praktis, dan alat-alat untuk kemajuan menuju SDGs.

Panduan ini memberikan model yang disesuaikan untuk membantu mengungkap dan memahami proses transformasi dari waktu ke waktu dan menguraikan peran berbagai pengungkit dalam memfasilitasi berbagai tahapan transformasi melalui pendekatan yang sistematis dan terstruktur.

Sebagaimana telah ditunjukkan oleh sejarah, transformasi tidak bisa dihindari, dan laporan ini menekankan bahwa transformasi dirancang dengan baik, sangat diperlukan.

GSDR 2023 merupakan hasil konferensi Rio+20 tentang pembangunan berkelanjutan, ketika Negara-negara Anggota meletakkan dasar bagi SDGs 2030 dan 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan terkait.

Para perunding mengetahui bahwa Agenda 2030 merupakan agenda yang kompleks dan memiliki ambisi yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan bahwa pendekatan pembangunan yang tertutup tidak akan cukup.

Mereka mengakui kekuatan ilmu pengetahuan untuk memahami dan mengarahkan hubungan antara tujuan pembangunan sosial, lingkungan hidup dan ekonomi, sehingga menyerukan adanya laporan untuk memperkuat hubungan antara ilmu pengetahuan dan kebijakan.

Baca juga: Aksi Bersama untuk SDGs”, Aeon Mall Indonesia Angkat Isu Tujuan SDGs Ke-12

Pada tahun 2016, Negara-negara anggota PBB memutuskan bahwa laporan tersebut harus dibuat setiap empat tahun sekali, sebagai bahan pertimbangan dalam pembahasan tinjauan SDGs empat tahunan (KTT SDGs) di Majelis Umum, dan bahwa laporan tersebut harus ditulis oleh Kelompok Ilmuwan Independen yang ditunjuk oleh Sekretaris Umum.

Mereka mengamanatkan bahwa kelompok ini akan terdiri dari 15 ahli yang mewakili berbagai latar belakang, disiplin ilmu dan lembaga, untuk memastikan keseimbangan geografis dan gender.

Sekretaris Jenderal PBB Antinio Guterres menuturkan, ketika para pemimpin dunia mengadopsi Agenda 2030, mereka berkomitmen untuk “Mentransformasi Dunia Kita” demi manusia, planet, dan kesejahteraan.

Meskipun ada keterlibatan yang mengesankan dalam SDGs, dunia masih jauh dari jalur yang benar. Untuk itu, diperlukan lebih banyak upaya, investasi, dan perubahan sistemik.

Pandemi Covid-19, meningkatnya konflik, dan krisis biaya hidup global telah memperburuk dampak perubahan iklim yang sudah tidak ada habisnya dan tidak adil, serta melemahkan komitmen untuk tidak meninggalkan siapa pun.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
AGII Dorong Implementasi Standar Keselamatan di Industri Gas
AGII Dorong Implementasi Standar Keselamatan di Industri Gas
LSM/Figur
Tak Niat Atasi Krisis Iklim, Pemerintah Bahas Perdagangan Karbon untuk Cari Cuan
Tak Niat Atasi Krisis Iklim, Pemerintah Bahas Perdagangan Karbon untuk Cari Cuan
Pemerintah
Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan, Blibli Tiket Action Gelar 'Langkah Membumi Ecoground 2025'
Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan, Blibli Tiket Action Gelar "Langkah Membumi Ecoground 2025"
Swasta
PGE Manfaatkan Panas Bumi untuk Keringkan Kopi hingga Budi Daya Ikan di Gunung
PGE Manfaatkan Panas Bumi untuk Keringkan Kopi hingga Budi Daya Ikan di Gunung
BUMN
PBB Ungkap 2025 Jadi Salah Satu dari Tiga Tahun Terpanas Global
PBB Ungkap 2025 Jadi Salah Satu dari Tiga Tahun Terpanas Global
Pemerintah
Celios: RI Harus Tuntut Utang Pendanaan Iklim Dalam COP30 ke Negara Maju
Celios: RI Harus Tuntut Utang Pendanaan Iklim Dalam COP30 ke Negara Maju
LSM/Figur
Kapasitas Tanah Serap Karbon Turun Drastis di 2024
Kapasitas Tanah Serap Karbon Turun Drastis di 2024
Pemerintah
TFFF Resmi Diluncurkan di COP30, Bisakah Lindungi Hutan Tropis Dunia?
TFFF Resmi Diluncurkan di COP30, Bisakah Lindungi Hutan Tropis Dunia?
Pemerintah
COP30: Target Iklim 1,5 Derajat C yang Tak Tercapai adalah Kegagalan Moral
COP30: Target Iklim 1,5 Derajat C yang Tak Tercapai adalah Kegagalan Moral
Pemerintah
Trend Asia Nilai PLTSa Bukan EBT, Bukan Opsi Tepat Transisi Energi
Trend Asia Nilai PLTSa Bukan EBT, Bukan Opsi Tepat Transisi Energi
LSM/Figur
4.000 Hektare Lahan di TN Kerinci Seblat Dirambah, Sebagiannya untuk Sawit
4.000 Hektare Lahan di TN Kerinci Seblat Dirambah, Sebagiannya untuk Sawit
Pemerintah
Muara Laboh Diperluas, Australia Suntik Rp 240 Miliar untuk Geothermal
Muara Laboh Diperluas, Australia Suntik Rp 240 Miliar untuk Geothermal
Pemerintah
Bisa Suplai Listrik Stabil, Panas Bumi Lebih Tahan Krisis Iklim Ketimbang EBT Lain
Bisa Suplai Listrik Stabil, Panas Bumi Lebih Tahan Krisis Iklim Ketimbang EBT Lain
Swasta
BCA Ajak Penenun Kain Gunakan Pewarna Alami untuk Bidik Pasar Ekspor
BCA Ajak Penenun Kain Gunakan Pewarna Alami untuk Bidik Pasar Ekspor
Swasta
Investasi Energi Terbarukan Capai Rp 21,64 Triliun, REC Dinilai Bisa Percepat Balik Modal
Investasi Energi Terbarukan Capai Rp 21,64 Triliun, REC Dinilai Bisa Percepat Balik Modal
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau