Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Moch N Kurniawan
Dosen

Dosen Ilmu Komunikasi Swiss German University | Praktisi Kehumasan | Mantan Jurnalis Energi, Lingkungan, Olahraga

Membumikan Keberlanjutan

Kompas.com - 02/01/2024, 11:20 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Ketika menilai signifikansi dampak, ukurannya adalah tingkat keparahan (severity) dan kemungkin terjadi (likelihood) untuk dampak negatif; skala (scale), ruang lingkup (scope) serta kemungkinan terjadi (likelihood) untuk dampak positif.

Setelah tersusun ranking-nya, proses berlanjut dengan memprioritaskan dampak-dampak yang paling signifikan alias topik material yang perlu disetujui oleh manajemen puncak, berikut dengan langkah-langkah pengelolaannya.

Keseluruhan proses ini sebenarnya mirip dengan manajemen risiko, yang sudah dipraktikkan oleh banyak organisasi.

Sehingga melihat garis besar prosesnya, hal-hal tersebut tentu tidak terjadi pada saat akan membuat laporan keberlanjutan, melainkan pada waktu menyusun & melaksanakan strategi keberlanjutan.

Pada akhir tahun, laporan keberlanjutan seharusnya hanyalah cerminan dari strategi dan inisiatif keberlanjutan yang telah ditempuh oleh organisasi.

Manfaat bagi publik akan makin besar jika perkembangan inisiatif keberlanjutan organisasi disampaikan tidak hanya setahun sekali lewat laporan keberlanjutan, namun regular setiap bulan atau beberapa bulan sekali melalui berbagai platform seperti website, media sosial, media massa, atau pertemuan regular dengan berbagai kelompok pemangku kepentingan.

Artinya komunikasi strategis keberlanjutan berjalan paralel dengan inisiatif keberlanjutan (Kurniawan, 2023), sehingga terdapat sinkronisasi pemahaman tentang inisiatif keberlanjutan antara organisasi dan para pemangku kepentingan.

Sebagai simulasi, seandainya beberapa smelter nikel hasil investasi dari China telah mengidentifikasi bahwa dampak-dampak negatif kegiatannya adalah kecelakaan kerja, kecemburuan sosial antara pekerja lokal dan asing, lunturnya budaya lokal, pencemaran udara, deforestasi, dan pencemaran air.

Sedangkan dampak-dampak positifnya adalah penciptaan lapangan kerja, pengurangan kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, peningkatan kualitas hidup dan peningkatan pendidikan masyarakat setempat.

Maka identifikasi & penilaian signifikansi dampak-dampak tersebut harus dikonfirmasikan dengan para pemangku kepentingan terkait dan ahli, agar terjadi kesesuaian persepsi.

Jika sudah dicapai, kelanjutannya adalah menentukan prioritas dampak yang paling signifikan (topik material), langkah-langkah pengelolaan dan implementasinya.

Anggaplah tiga topik material dari dampak negatif, yakni kecelakaan kerja, kecemburuan sosial dan pencemaran udara, serta tiga topik material dari dampak positif, yakni penciptaan lapangan kerja, pengurangan kemiskinan, dan pertumbuhan ekonomi kabupaten setempat, telah disepakati dan disetujui manajemen puncak.

Rencana pengelolaan topik material tersebut beserta implementasi-nya juga harus diinformasikan lagi ke para pemangku kepentingan. Contohnya perbaikan kualitas peralatan perusahaan & prosedur terkait keselamatan kerja, peningkatan paket kesejahteraan karyawan lokal, dan meminimalisasi pencemaran udara melalui penggunaan teknologi tertentu adalah langkah-langkah untuk menangani topik material dari dampak negatif.

Sedangkan penanganan topik material dari dampak positif, misalnya, rekrutmen & peningkatan kapasitas pekerja lokal, program tanggung jawab sosial perusahaan untuk peningkatan ekonomi masyarakat setempat dan nilai tambah barang yang dihasilkan terus dilanjutkan.

Tujuan akhir dari semua tahapan pengelolaan dampak yang harus dilakukan tersebut tidak lain adalah keberlanjutan dari sisi bisnis, ekonomi, lingkungan dan sosial.

Singkatnya, jika kita memandang dampak itu penting, maka kelolalah. Dengan begitu, keberlanjutan bukan hanya suatu istilah yang keren saja, tapi benar-benar menjejak kebumi.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Peta Nasional Padang Lamun Bakal Diluncurkan Akhir Tahun Ini

Peta Nasional Padang Lamun Bakal Diluncurkan Akhir Tahun Ini

Pemerintah
Perhutanan Sosial Bisa Menjadi Tulang Punggung Swasembada Pangan

Perhutanan Sosial Bisa Menjadi Tulang Punggung Swasembada Pangan

Pemerintah
Dunia Diprediksi Tak Mampu Tanggulangi Sampah Plastik dalam 10 Tahun Lagi

Dunia Diprediksi Tak Mampu Tanggulangi Sampah Plastik dalam 10 Tahun Lagi

Pemerintah
Dukung Energi Bersih Nasional, BCE Kembangkan Dua PLTA di Sukabumi

Dukung Energi Bersih Nasional, BCE Kembangkan Dua PLTA di Sukabumi

Swasta
Ekonomi Restoratif Disebut Bisa Tekan Angka Kemiskinan

Ekonomi Restoratif Disebut Bisa Tekan Angka Kemiskinan

Pemerintah
Penggunaan Amonia untuk Bahan Bakar Hijau Kapal Hadapi Tantangan

Penggunaan Amonia untuk Bahan Bakar Hijau Kapal Hadapi Tantangan

Pemerintah
Komisi UE Perkirakan Investasi Obligasi Hijau Bisa Kurangi Emisi 55 Juta Ton Per Tahun

Komisi UE Perkirakan Investasi Obligasi Hijau Bisa Kurangi Emisi 55 Juta Ton Per Tahun

Pemerintah
Program Nusantara Peduli Stunting di Makassar Terus Berlanjut, Beri Dampak yang Lebih Luas

Program Nusantara Peduli Stunting di Makassar Terus Berlanjut, Beri Dampak yang Lebih Luas

Swasta
Lewat Program APGreen, APG Lestarikan Lingkungan Pulau Pramuka dengan Aksi Kolektif

Lewat Program APGreen, APG Lestarikan Lingkungan Pulau Pramuka dengan Aksi Kolektif

Swasta
Dorong Peran Aktif Generasi Muda dalam Ketahanan Pangan Nasional, Pupuk Kaltim Sukses Gelar PKT-GAMA BCC 2024

Dorong Peran Aktif Generasi Muda dalam Ketahanan Pangan Nasional, Pupuk Kaltim Sukses Gelar PKT-GAMA BCC 2024

BUMN
Kura-kura Rote Makin Terancam Punah, Apa Penyebabnya?

Kura-kura Rote Makin Terancam Punah, Apa Penyebabnya?

Pemerintah
Peta Bencana Diluncurkan untuk Bantu Nelayan Tradisional

Peta Bencana Diluncurkan untuk Bantu Nelayan Tradisional

LSM/Figur
Separuh Ladang Penggembalaan Dunia Rusak karena Eksploitasi Berlebih

Separuh Ladang Penggembalaan Dunia Rusak karena Eksploitasi Berlebih

LSM/Figur
Ekonom: Negara Berkembang Butuh Pendanaan Iklim yang Tak Bebani Ekonomi

Ekonom: Negara Berkembang Butuh Pendanaan Iklim yang Tak Bebani Ekonomi

LSM/Figur
Pentingnya Pengakuan Hak Masyarakat Adat dalam Pengelolaan Hutan

Pentingnya Pengakuan Hak Masyarakat Adat dalam Pengelolaan Hutan

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau