KOMPAS.com - Selama periode April hingga Agustus 2023, salah satu organisasi yang bergerak pada kegiatan konservasi, Sahabat Penyu di Sulawesi Barat, telah melepasliarkan 11.243 tukik.
"Termasuk yang dirilis saat Festival Penyu pada Juni 2023," kata Ketua Sahabat Penyu Sulbar Muhammad Yusri, dikutip dari Antara, Selasa (2/1/2024).
Sahabat Penyu merupakan organisasi yang bergerak pada kegiatan konservasi seperti pelestarian penyu, mangrove, dan penanganan mamalia laut. Mereka juga fokus pada isu lingkungan dan pemberdayaan masyarakat.
Baca juga:
Pelepasliaran tukik pada 2023 tersebut meningkat dibanding tahun sebelumnya.
Yusri menambahkan, pada tahun 2022 lalu, Sahabat Penyu Sulbar melepasliarkan sebanyak 5.037 tukik.
"Alhamdulillah tahun ini ada peningkatan dari tahun sebelumnya, baik itu jumlah penyu yang mendarat maupun jumlah tukik yang dilepasliarkan ke laut juga meningkat," imbuh Yusri.
Pendiri sekaligus Ketua Sahabat Penyu Sulbar itu mengungkapkan, Pantai Mampie di Kecamatan Wonomulyo Kabupaten Polewali Mandar, menjadi tempat penyu bertelur dengan peningkatan jumlah mendarat dari tahun sebelumnya.
Kesadaran dan kepedulian masyarakat setempat memiliki peran besar dalam peningkatan pelepasliaran tukik tersebut.
"Angka ini juga ada kaitannya dengan tingkat kesadaran masyarakat. Bisa jadi tahun sebelumnya juga banyak penyu yang bertelur, tapi anggota yang bergerak untuk patroli setiap malam sangat terbatas, sehingga kemungkinan ada penyu yang bertelur tidak terdata," terang Yusri.
Baca juga: Cuaca Panas Ekstrem Dapat Pengaruhi Kelangsungan Hidup Satwa
Meskipun menghadapi beberapa kendala seperti fasilitas yang rusak akibat abrasi dan keterbatasan alat monitoring, pihaknya berkomitmen untuk terus mendekati masyarakat agar upaya konservasi bisa semakin baik.
Ia berharap pemerintah dapat memberikan dukungan melalui pembinaan dan kolaborasi yang baik.
"Angka bukanlah salah satu tujuan dalam upaya menjaga dan melestarikan penyu, tetapi yang paling utama adalah kesadaran masyarakat ikut meningkat baik itu yang ada di Pantai Mampie secara khusus, dan Sulbar secara umum," ujar Yusri.
Baca juga: WWF Indonesia Tegaskan Satwa Liar Bukanlah Hewan Peliharaan
Sementara itu, Kepala Dusun Mampie Darwis mengapresiasi upaya pelestarian yang dilakukan Sahabat Penyu Sulbar tersebut.
Selain melestarikan satwa langka dan dilindungi tersebut, Darwis mengatakan bahwa kegiatan konservasi di Rumah Penyu Mampie yang dilakukan Sahabat Penyu Sulbar juga menjadi daya tarik wisata yang dapat meningkatkan kunjungan ke daerah sekitar.
"Semoga saja Mampie ini terus ramai dikunjungi untuk berwisata dengan adanya kegiatan di Rumah Penyu. Secara tidak langsung juga menambah pemasukan warga yang ada di sini," ujar Darwis.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya