Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Genjot Produktivitas Pertanian, Inagro Manfaatkan Data Satelit

Kompas.com - 06/01/2024, 09:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pertanian merupakan salah satu sektor utama dari perekonomian Indonesia selama beberapa dekade.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) berdasarkan harga berlaku (ADHB) tahun 2022 mencapai 12,4 persen. Angka tersebut turun 0,88 persen dibanding tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).

Hal tersebut erat kaitannya dengan produktivitas industri yang masih tergolong rendah. Meskipun Indonesia menjadi produsen padi terbesar di ASEAN, namun produktivitas padi nasional masih berada di bawah negara-negara Asia Tenggara lain seperti Vietnam dan Thailand.

Indonesia adalah produsen kelapa sawit terbesar di dunia, dengan 17 juta hektar lahan yang dikelola, serta peningkatan fokus pada pengembangan perkebunan biomassa untuk energi dan karbon yang berkelanjutan.

Beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya produktivitas pertanian di Indonesia antara lain adalah teknologi pertanian yang masih tergolong tertinggal dan pengelolaan lahan yang tidak optimal.

Baca juga: Petani Bali Manfaatkan Eco Enzyme untuk Pertanian Organik, Lebih Hemat dan Ramah Lingkungan

Mayoritas petani dan pelaku industri di Indonesia belum menggunakan teknologi modern yang dapat memengaruhi keberhasilan panen mereka.

Hal ini perlu didukung dengan berbagai peningkatan di sektor pertanian, antara lain dengan kerja sama antar pihak, seperti peningkatan kesadaran petani dan pelaku industri tentang pentingnya penggunaan teknologi pertanian terkini dan optimasi pengelolaan lahan.

PT Inagro Cipta Nusantara bermitra dengan DataFarming yang merupakan perusahaan agriteknologi yang berbasis di Australia, memanfaatkan data satelit untuk meningkatkan produktivitas pertanian.

Dengan Geographic Information System (GIS) miliknya, DataFarming memungkinkan PT Inagro Cipta Nusantara untuk memberikan solusi guna pegembangan dan pengelolaan lahan serta metode pertanian presisi yang lebih baik.

DataFarming menciptakan Digital Agronomist, sebuah platform yang dirancang untuk petani dan para agronomis, menyediakan peta pertanian dari satelit dengan NDVI.

Ini merupakan indeks vegetasi yang menggambarkan tingkat kehijauan tanaman yang menargetkan masalah dan memantau lahan pertanian atau perkebunan dengan citra yang diperbarui setiap lima hari.

Baca juga: Menuju Pertanian Berkelanjutan, OIKN Siapkan Kelompok Kerja Petani

Teknologi ini dapat menemukan masalah di lapangan, kekeringan, dan kualitas lahan, yang memberikan wawasan penting dari data spasial dan peta pertanian.

Pengguna dapat menghemat waktu dan biaya dengan mengetahui di mana harus melakukan pengujian lahan atau tanah, dan menargetkan solusi seperti pupuk atau air dengan lebih optimal.

Untuk perusahaan besar dan mitra industri, DataFarming memiliki platform serupa yang disebut Agri-Intelligence.

Direktur Utama DataFarming Tim Neale mengatakan, dengan banyaknya satelit yang mengelilingi bumi saat ini, kami dapat melihat banyak hal dari atas, sampai ke hal-hal mendetail sekalipun.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

COP16 Riyadh: Perusahaan Didesak Perkuat Investasi Kesehatan Lahan

COP16 Riyadh: Perusahaan Didesak Perkuat Investasi Kesehatan Lahan

Swasta
Pertanian Tak Berkelanjutan Sebabkan Degradasi Lahan, Arab Saudi Luncurkan Agenda Aksi Riyadh

Pertanian Tak Berkelanjutan Sebabkan Degradasi Lahan, Arab Saudi Luncurkan Agenda Aksi Riyadh

Pemerintah
Desa Sejahtera Astra Boja Farm Berhasil Ekspor Hasil Pertanian Organik

Desa Sejahtera Astra Boja Farm Berhasil Ekspor Hasil Pertanian Organik

Pemerintah
Desa Sejahtera Astra, Dukung Ekonomi Masyarakat yang Ramah Lingkungan

Desa Sejahtera Astra, Dukung Ekonomi Masyarakat yang Ramah Lingkungan

Swasta
Australia Berpotensi Jadi Pemimpin Dunia dalam Industri Besi Hijau

Australia Berpotensi Jadi Pemimpin Dunia dalam Industri Besi Hijau

Pemerintah
COP16 Riyadh: Kesehatan Tanah Jadi Cermin Kualitas Makanan

COP16 Riyadh: Kesehatan Tanah Jadi Cermin Kualitas Makanan

LSM/Figur
Di Forum Dunia, Petani Gurem Dapat Perhatian Serius

Di Forum Dunia, Petani Gurem Dapat Perhatian Serius

LSM/Figur
Hampir Semua Es Laut Arktik Diperkirakan Bisa Mencair pada Musim Panas 2027

Hampir Semua Es Laut Arktik Diperkirakan Bisa Mencair pada Musim Panas 2027

LSM/Figur
Bisakah Serangga Jadi Solusi Limbah Plastik Dunia?

Bisakah Serangga Jadi Solusi Limbah Plastik Dunia?

Pemerintah
Pegiat Lingkungan Raih Penghargaan Kehati Award 2024

Pegiat Lingkungan Raih Penghargaan Kehati Award 2024

LSM/Figur
Perubahan Iklim Bisa Rugikan Stadion FIFA hingga 800 Juta Dollar AS

Perubahan Iklim Bisa Rugikan Stadion FIFA hingga 800 Juta Dollar AS

Pemerintah
Pengelolaan Lahan dan Air Berkelanjutan Perlu Investasi Rp 4,8 Kuadriliun Per Tahun

Pengelolaan Lahan dan Air Berkelanjutan Perlu Investasi Rp 4,8 Kuadriliun Per Tahun

LSM/Figur
Tantangan Konservasi di Indonesia, Mulai dari Pendanaan hingga Kebakaran

Tantangan Konservasi di Indonesia, Mulai dari Pendanaan hingga Kebakaran

Pemerintah
42 Perusahaan Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2024

42 Perusahaan Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2024

Pemerintah
Anggaran Konservasi Turun Rp 300 Miliar dalam APBN 2025

Anggaran Konservasi Turun Rp 300 Miliar dalam APBN 2025

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau