Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen dan Mahasiswa Untag Surabaya Kembangkan Mobil Listrik Sancaka

Kompas.com - 11/01/2024, 11:00 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tim dosen dan mahasiswa Program Studi Diploma Tiga (D3) Teknologi Manufaktur Fakultas Vokasi Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya mengembangkan mobil listrik Sancaka sebagai upaya menjaga lingkungan dan meminimalisasi jejak karbon.

Ketua Program Studi (Prodi) Teknologi Manufaktur Untag Surabaya Yusuf Eko Nurcahyo menuturkan, mobil ini merupakan generasi kedua dari mobil listrik Aurora yang dibuat pada tahun 2017 oleh dosen yang bersinergi dengan mahasiswa Prodi Teknik Elektro, Teknologi Listrik, dan Teknologi Manufaktur.

"Mobil listrik Sancaka generasi kedua ini memberikan inovasi dan pengembangan dalam konsep rancangan mobil listrik," kata Eko, dikutip dari Antara, Kamis (11/1/2024). 

Baca juga: Berapa Lama Usia Baterai Mobil Listrik?

Penyempurnaan spesifikasi juga dilakukan mulai dari perancangan sistem kemudi yang menggunakan steering gear rack, perancangan sistem pengereman menggunakan empat piston pada keempat roda sehingga gaya pengereman (deselerasi) lebih besar.

Lalu, menggunakan baterai LiFeP04 yang dapat meminimalkan berat mobil listrik, hingga ruang pengemudi yang menyesuaikan dengan kenyamanan pengemudi.

Pengembangan mobil listrik Sancaka

Perancangan keamanan dan keselamatan juga dilakukan agar memenuhi keamanan kendaraan seperti memakai emergency switch, alat pemadam api ringan (APAR), dan pemakaian kabel yang sesuai.

"Secara umum, pengembangan mobil listrik Sancaka ini meliputi berat mobil 180 kilogram dari berat awal 225 kilogram, mengganti teknologi baterai dari Lithium Ion menjadi baterai LiFeP04, meningkatkan piston cakram pada sistem pengereman, membuat bodi mobil menjadi aerodinamis menggunakan fiber karbon, sistem pengereman menggunakan gear rack untuk meringankan putaran setir, sistem kontrol dan rangka mobil," paparnya. 

Yusuf menambahkan, mobil listrik Sancaka tidak menggunakan teknologi power steering dengan alasan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan baterai mobil.

"Mobil listrik Sancaka mengalami perubahan pada sistem steering dengan beralih menggunakan steering gear rack, bukan sistem power steering, guna meningkatkan efisiensi penggunaan baterai," katanya.

Baca juga:

Melalui hibah yang diperoleh dari Untag Surabaya, Yusuf menargetkan pengembangan mobil listrik Sancaka dapat mengikuti Kontes Mobil Hemat Energi (KMHE) pada tahun ini dan Formula Student Electric (FSE).

"Ke depan kami menargetkan pengembangan dan merancang bodi untuk kompetisi KMHE dan FSE melalui hibah yang diperoleh dari Untag Surabaya,” ujar dia.

Keterlibatan mahasiswa

Pengembangan mobil listrik Sancaka juga turut menggandeng mahasiswa semester lima untuk meningkatkan kreativitas mereka.

Empat mahasiswa yang tergabung dalam pengembangan mobil listrik Sancaka, yakni Muhammad Akbar Syahputra dari Prodi Teknologi Manufaktur, Yohanis Fransiskus Toni dari Prodi Teknologi Manufaktur, Arga Dias Apriansyah dari Prodi Teknologi Listrik, dan Siti Lutfiana dari Prodi Teknologi Listrik.

Baca juga: Pemerintah Targetkan 2 Juta Mobil Listrik Mengaspal pada 2030

Dengan pengembangan yang sudah dilakukan, Akbar menargetkan dapat berkompetisi dan menjuarai kompetisi yang akan datang.

Ia juga berharap pengembangan mobil listrik Sancaka dapat meningkatkan kecepatan maksimal yang lebih dari batas sebelumnya.

"Kami berharap pada persiapan pengembangan ini, top speed mobil dapat ditingkatkan lebih dari sebelumnya. Selain itu, kami juga berharap bisa meraih prestasi di bidang kompetisi mobil listrik," pungkasnya.

 

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com