Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 17 Oktober 2023, 07:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - ABeam Consulting, perusahaan konsultan global di bidang sistem TI, merilis laporan terbarunya bertajuk, “Revving Up the Transition to Battery Electric Vehicles in Indonesia".

Laporan ini membahas tentang status terkini penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai atau Battery Electric Vehicles (BEV) dan garis besar strategi utama untuk mendorong peningkatan penggunaan kendaraan listrik di pasar yang sedang berkembang.

Indonesia, sebagai pasar mobil terbesar ke-14 di dunia, mencapai tonggak sejarah yang luar biasa pada tahun 2022 dengan angka penjualan lebih dari satu juta mobil.

Hal ini menandai peningkatan sebesar 18 persen di tengah situasi pemulihan Covid-19 yang penuh tantangan. Pencapaian ini memantapkan posisi Indonesia sebagai pasar mobil terbesar di antara negara-negara Asia Tenggara.

Baca juga: Kejar Nol Emisi Karbon, Dukungan Sektor Kendaraan Listrik Diperlukan

Namun, meski terdapat pencapaian yang luar biasa, nyatanya jumlah pengguna BEV di Indonesia masih hanya sebesar satu persen dari total penjualan.

Angka ini jauh di bawah tingkat pengguna BEV global yang mencapai 14 persen dan hanya sedikit di bawah tingkat pengguna di Asia Tenggara yang sebesar 2 persen.

Melihat masih kecilnya jumlah pengguna BEV, laporan terbaru ABeam Consulting menggarisbawahi potensi besar untuk mempercepat peralihan masyarakat ke penggunaan BEV di Indonesia. Negara ini memiliki sumber daya alam yang melimpah dan permintaan mobil yang terus meningkat, menjadikannya kandidat utama untuk revolusi kendaraan listrik.

Beberapa poin utama yang disampaikan dalam laporan “Revving Up the Transition to Battery Electric Vehicles in Indonesia" ini antara lain:

Baca juga: Perubahan Iklim Sebabkan Produksi Listrik PLTA Menurun karena Kekeringan

Penilaian Status Penggunaan BEV saat ini: ABeam Consulting memberikan gambaran komprehensif mengenai kondisi penggunaan BEV di Indonesia saat ini, dengan menekankan pada faktor-faktor yang berkontribusi terhadap lambatnya tingkat peralihan ke BEV.

Analisis Faktor Pendamping Utama: Laporan ini menggali faktor-faktor penting yang dapat memfasilitasi peningkatan penetrasi BEV, dengan mempertimbangkan dinamika pasar Indonesia yang unik, kebijakan pemerintah, tantangan infrastruktur, dan preferensi konsumen.

Rekomendasi dan Tindakan Yang Bisa Dilakukan: ABeam Consulting menawarkan saran konkrit dan langkah-langkah yang dapat ditindaklanjuti bagi setiap pemangku kepentingan dalam ekosistem, termasuk pemerintah, produsen mobil, penyedia energi, dan konsumen, untuk mempercepat peningkatan penggunaan BEV di Indonesia.

Automotive Senior Consultant ABea Consulting Indonesia Denny Perdana mengatakan, seiring dengan upaya Indonesia untuk memperkuat posisinya sebagai pemimpin global dalam industri otomotif, transisi ke Kendaraan Listrik Berbasis Baterai merupakan peluang penting.

"Hal ini untuk mendorong pertumbuhan berkelanjutan, mengurangi emisi gas rumah kaca, dan mendorong inovasi di sektor otomotif," tuntas Denny.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Uni Eropa Tindak Tegas 'Greenwashing' Maskapai yang Tebar Janji Keberlanjutan
Uni Eropa Tindak Tegas "Greenwashing" Maskapai yang Tebar Janji Keberlanjutan
Pemerintah
Kemenhut Godok 4 Regulasi Baru untuk Dongkrak Pasar Karbon Internasional
Kemenhut Godok 4 Regulasi Baru untuk Dongkrak Pasar Karbon Internasional
Pemerintah
Energi Terbarukan Global Meningkat Tiga Kali Lipat, China Memimpin
Energi Terbarukan Global Meningkat Tiga Kali Lipat, China Memimpin
Pemerintah
Proyek Konservasi Dunia Diam-diam Gagal, Target Alam Global Terancam
Proyek Konservasi Dunia Diam-diam Gagal, Target Alam Global Terancam
Pemerintah
40 Saksi Diperiksa dalam Kasus Kontaminasi Cesium-137 di Cikande
40 Saksi Diperiksa dalam Kasus Kontaminasi Cesium-137 di Cikande
Pemerintah
Kemenhut Ungkap Tersangka Penambang Batu Bara Ilegal Bukit Soeharto di IKN
Kemenhut Ungkap Tersangka Penambang Batu Bara Ilegal Bukit Soeharto di IKN
Pemerintah
2 Ekor Pesut Mahakam Mati Diduga karena Lonjakan Aktivitas Tongkang Batu Bara
2 Ekor Pesut Mahakam Mati Diduga karena Lonjakan Aktivitas Tongkang Batu Bara
LSM/Figur
KLH Akui Belum Tahu Asal Muasal Radioaktif yang Kontaminasi Cengkih Ekspor
KLH Akui Belum Tahu Asal Muasal Radioaktif yang Kontaminasi Cengkih Ekspor
Pemerintah
Jayapura Tetapkan Perda Perlindungan Danau Sentani, Komitmen Jaga Alam Papua
Jayapura Tetapkan Perda Perlindungan Danau Sentani, Komitmen Jaga Alam Papua
Pemerintah
Indonesia Masih Nyaman dengan Batu Bara, Transisi Energi Banyak Retorikanya
Indonesia Masih Nyaman dengan Batu Bara, Transisi Energi Banyak Retorikanya
LSM/Figur
KLH: Cengkih Ekspor Asal Lampung Terkontaminasi Radioaktif dari Pemakaman
KLH: Cengkih Ekspor Asal Lampung Terkontaminasi Radioaktif dari Pemakaman
Pemerintah
PR Besar Temukan Cara Aman Buang Limbah Nuklir, Iodin-129 Bisa Bertahan 15 Juta Tahun
PR Besar Temukan Cara Aman Buang Limbah Nuklir, Iodin-129 Bisa Bertahan 15 Juta Tahun
LSM/Figur
WVI Luncurkan WASH BP 2.0, Strategi 5 Tahun Percepat Akses Air dan Sanitasi Aman
WVI Luncurkan WASH BP 2.0, Strategi 5 Tahun Percepat Akses Air dan Sanitasi Aman
LSM/Figur
Dunia Sepakat Hapus Tambalan Gigi Merkuri pada 2034
Dunia Sepakat Hapus Tambalan Gigi Merkuri pada 2034
Pemerintah
Fokus Perdagangan Karbon, Misi RI di COP 30 Dinilai Terlalu Jualan
Fokus Perdagangan Karbon, Misi RI di COP 30 Dinilai Terlalu Jualan
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau