KOMPAS.com - Target pemerintah untuk mencapai porsi energi baru terbarukan (EBT) 23 persen dalam bauran energi nasional pada tahun depan atau 2025 hampir mustahil tercapai.
Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno dalam webinar bertajuk "Strategi Penciptaan Nilai Panas Bumi Sebagai Langkah Mendukung Net Zero Emission 2060" yang digelar oleh Reforminer Institute yang dipantai secara daring, Senin (15/1/2024).
Dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional (KEN), pemerintah menargetkan porsi EBT mencapai 23 persen pada 2025.
Baca juga: Revisi Kebijakan Energi Nasional Dikebut, EBT 19 Persen Tahun 2025
Akan tetapi, Eddy menuturkan target tersebut hampir mustahil tercapai mengingat capaian saat ini.
"Dibutuhkan investasi yang besar, dana yang besar, dan waktu yang tidak sebentar untuk mencapai target tersebut," kata Eddy.
Dia pun mendukung rencana Dewan Energi Nasional (DEN) yang merevisi KEN untuk menyusun ulang target porsi EBT yang lebih realistis.
Sementara itu Anggota DEN Satya Widya Yudha mengatakan, target bauran EBT bakal diatur ulang dalam revisi KEN yang baru.
"Angka (bauran EBT) 23 persen sudah dipahami banyak pihak, tapi pencapaiannya belum sepeti yang diharapkan walau upaya yang yang dilakukan sudah signifikan," terang Yudha.
Baca juga: EBT Berkontribusi 100 Persen Internet Pulau Lepar Bangka Selatan
Menurutnya, revisi KEN diperlukan karena adanya kondisi ekonomi yang tidak sesuai dengan proyeksi. Bahkan saat Covid-19, ekonomi Indonesia mengalami kontraksi hingga minus 2 persen.
Target-target dalam PP KEN yang lama pada 2025 sulit tercapai karena mengasumsikan pertumbuhan makronya antara 7 sampai 8 persen.
Realitasnya, di tengah jalan pertumbuhan ekonomi justru melambat dan tidak sampai 7 persen.
"Dengan adanya perubahan revisi KEN akan mengubah semua dimensi, termausk dimensi kebutuhan energi ke depan," kata Satya.
Dalam draf revisi KEN yang baru, bauran EBT ditarget 17 persen untuk skenario rendah dan 19 persen untuk skenario tinggi pada 2025.
Baca juga: Harga Listrik EBT Makin Murah, Siap Bersaing dengan Fosil
Sedangkan pada 2060, porsi EBT dalam bauran energi nasional ditarget 70 persen untuk skenario rendah dan 72 persen untuk skenario tinggi dalam draf revisi KEN terbaru.
Di sisi lain, target-target porsi EBT dalam bauran energi nasional selama beberapa tahun terakhir memang tidak pernah mencapai target.
Menurut catatan DEN, pada 2021 realisasi bauran EBT hanya 12,32 persen dari target 14,52 persen.
Sedangkan pada 2022, realisasi bauran EBT malah turun dari tahun sebelumnya yakni 12,30 persen. Sementara target bauran EBT pada 2022 adalah 15,69 persen.
Pada 2023, realisasi bauran EBT diproyeksikan baru mencapai 12,54 persen dari target 17,87 persen.
Baca juga: Kebijakan Kurang Memadai Hambat Investor Kembangkan EBT di Indonesia
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya