Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/01/2024, 16:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Polandia berencana untuk menetapkan tenggat waktu untuk memensiunkan semua pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu baranya.

Pengumuman tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri untuk Urusan Iklim Polandia Urszula Zielinska pada Senin (15/1/2024),

Hal tersebut menandai perubahan dari sikap pemerintah sebelumnya terhadap perubahan iklim.

Baca juga: Di Sela COP28, Indonesia dan ADB Sepakati Pensiun Dini PLTU

Pemilu Polandia pada bulan Oktober 2023 mengakhiri delapan tahun kekuasaan partai Hukum dan Keadilan (PiS) dan memunculkan pemerintahan baru.

Zielinska menyampaikan, pemerintahan Polandia yang baru akan meningkatkan upaya kelestarian lingkungan, termasuk memensiunkan PLTU batu bara.

"Hanya dengan tanggal akhir yang bisa kita rencanakan dan hanya dengan tanggal akhir yang bisa dibuat oleh industri, maka masyarakat bisa membuat rencana," kata Zielinska sebagaimana dilansir AFP, Senin (15/1/2024).

"Jadi ya, tentu saja, kami akan berupaya untuk menetapkan tanggal akhirnya (pensiun PLTU batu bara)," sambungnya.

Baca juga: 2 Tahun Berturut-turut Pembangunan PLTU Batu Bara Dunia Menurun

Sejauh ini, PLTU batu bara masih mendominasi sektor ketenagalistrikan Polandia dengan kontribusi sekitar 70 persen.

Di sisi lain, negara tersebut telah meningkatkan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) dalam beberapa tahun terakhir.

Pemerintahan sebelumnya menyetujui perjanjian dengan serikat pekerja untuk tetap menambang batu bara hingga 2049.

Namun, para ilmuwan mengatakan pengurangan besar emisi dari pembakaran batu bara diperlukan pada dekade ini untuk menghindari perubahan iklim yang parah.

Baca juga: Transisi Energi Bukan Sekadar Memensiunkan PLTU Batu Bara

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah mendesak semua negara yang tergabung dalam Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) untuk menghentikan penggunaan batu bara pada 2030.

Zielinska, yang dilantik pada Desember 2023, berujar bahwa pemerintah baru sedang meninjau rencana iklim dan energi Polandia.

Dia memambahkan, setiap perubahan yang dilakukan akan dibarengi dukungan terhadap pekerja dan industri yang terkena dampak.

"Semuanya sedang direvisi dan dengan tujuan untuk meningkatkan upaya, namun juga untuk melindungi masyarakat yang paling terkena dampak, termasuk industri, untuk memastikan bahwa industri benar-benar bertransisi dengan lancar ke bidang baru yang ramah lingkungan," tutur Zielinska.

Baca juga: Pertama di Dunia, Satelit yang Mampu Pantau Karbon Dioksida PLTU Captive Diluncurkan

Komentarnya merupakan perubahan dari Polandia. Pemerintahan Polandia sebelumnya bahkan menggugat Uni Eropa (UE) ke pengadilan tahun lalu dalam upaya untuk membatalkan kebijakan iklim UE.

Zielinska mengatakan, Polandia juga siap untuk mencapai target UE untuk mengurangi emisi sebesar 90 persen pada 2040, dan akan berupaya memastikan dampaknya terhadap masyarakat dapat diatasi.

Namun, dalam komentar yang dipublikasikan pada Senin malam di platform media sosial X (dulu Twitter), dia tampaknya melunakkan nadanya.

"Namun, hal ini tidak berarti bahwa kita sudah memiliki deklarasi yang jelas mengenai target penurunan emisi tahun 2040 pada tahap awal," tulisnya.

"Hari ini, kami mendeklarasikan keterbukaan terhadap negosiasi dan pengumuman pendekatan konstruktif Polandia terhadap kebijakan iklim. Posisi pemerintah terhadap target iklim 2040 akan dikembangkan setelah proposal rinci Komisi diumumkan," sambungnya.

Baca juga: 2 PLTU di Sumatera Barat Ditutup 2060, Beralih ke EBT

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com