Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Audit Kasus Stunting Dinilai Jawab Akar Permasalahan Kesehatan

Kompas.com - 17/01/2024, 10:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Audit kasus stunting yang dilakukan hingga tingkat desa atau kelurahan dapat menjawab akar permasalahan kesehatan di dalam masyarakat.

Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo dalam acara "Kick Off Audit Kasus Stunting" pada Selasa (16/1/2024).

Dia menyampaikan, ketika audit stunting sukses, maka bisa menggali kasus-kasus secara individual beserta penyebabnya dan mengungkap permasalahan kesehatan.

Baca juga: Anemia hingga Pernikahan Dini, Penyebab Lahirnya Bayi Stunting

"Jadi ada masalah kesehatan apa yang terjadi di masyarakat," kata Hasto, sebagaimana dilansir Antara.

Ia menjelaskan, setelah menemukan permasalahan kesehatan di suatu wilayah, selanjutnya bisa dibuat rekomendasi yang bersifat individu dan rekomendasi bersifat publik atau masyarakat, yang mencakup perbaikan yang ada di lingkungan itu.

"Mungkin masalah sanitasi atau penyakit menular yang ada di masyarakat sehingga audit kasus stunting akan memberikan dua rekomendasi tersebut, sehingga dapat ditindaklanjuti baik oleh Kementerian Kesehatan atau provider (rumah sakit)," ujar dia.

Hasto turut mengapresiasi seluruh jajaran yang telah mencapai audit kasus stunting dengan baik, karena pada 2023 terjadi peningkatan dibandingkan dengan 2022.

Baca juga: Deteksi Stunting, Alat Ukur Tubuh Perlu Dioptimalkan Puskesmas

"Tahun 2023 terselenggara sebanyak 85,3 persen, sebelumnya pada 2022 hanya sekitar 60 persen," ucapnya.

Dia berharap, setelah 2023, audit kasus stunting sukses untuk meningkatkan cakupan yang masih dalam indikator-indikator kuantitatif.

Selanjutnya, pada 2024 rekomendasi yang diberikan dapat benar-benar representatif terhadap permasalahan-permasalahan yang ada di daerah.

"Kalau daerah itu memang populasi secara epidemiologi bisa ditelusuri bahwa memang banyak tuberkulosis (TB) sehingga rekomendasi audit kasus stuntingnya juga akan muncul kasus TB itu, sehingga rekomendasinya tidak missed," kata dia.

Baca juga: Optimistis Stunting Jadi 14 Persen, Pemerintah Percepat Penyediaan Air Bersih

Hasto juga mengemukakan tentang kasus lingkungan yang menjadi salah satu penyebab stunting.

"Begitu juga karena kasus lingkungan, misalnya sanitasi yang kurang bagus tetapi ada proses biologis yang dibangun dalam audit kasus stunting ini mulai dari hulu sampai hilir," ucap Hasto.

"Jadi misalnya gara-gara lingkungan menimbulkan diare, akhirnya stunting, atau gara-gara TB, nafsu makannya tidak baik, dan seterusnya, itu bisa terungkap dalam audit kasus stunting ini," sambungnya.

Hasto berharap, inovasi-inovasi yang dilakukan di daerah seperti praktik baik audit kasus stunting maupun lomba-lomba poster terkait audit kasus stunting dapat terus dilakukan secara berkelanjutan demi meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia.

Baca juga: BKKBN: Pencegahan Stunting Upaya Tingkatkan Rata-rata IQ Penduduk Indonesia

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Jelang 100 Hari Prabowo-Gibran, Janji Transisi Energi Didesak Diwujudkan

Jelang 100 Hari Prabowo-Gibran, Janji Transisi Energi Didesak Diwujudkan

LSM/Figur
Hilirisasi Nikel Belum Sediakan Green Jobs Sesuai Potensinya

Hilirisasi Nikel Belum Sediakan Green Jobs Sesuai Potensinya

Pemerintah
BRI RO Lampung Salurkan Bantuan kepada Korban Terdampak Banjir

BRI RO Lampung Salurkan Bantuan kepada Korban Terdampak Banjir

BUMN
Pengiriman Kendang Jimbe Blitar ke China Tandai Ekspor Perdana UKM Jatim di Tahun 2025

Pengiriman Kendang Jimbe Blitar ke China Tandai Ekspor Perdana UKM Jatim di Tahun 2025

Swasta
Inggris Siapkan Dana Rp 359 Miliar untuk Konservasi Laut Indonesia

Inggris Siapkan Dana Rp 359 Miliar untuk Konservasi Laut Indonesia

Pemerintah
Dua Pertiga Bisnis Dunia Tingkatkan Anggaran Keberlanjutan pada 2025

Dua Pertiga Bisnis Dunia Tingkatkan Anggaran Keberlanjutan pada 2025

Swasta
'Bahan Kimia Abadi' PFAS Mengancam Kita, Eropa Berencana Melarangnya

"Bahan Kimia Abadi" PFAS Mengancam Kita, Eropa Berencana Melarangnya

Pemerintah
Mahasiswa Desa Lingkar Tambang Raih Beasiswa MHU: Menuju Masa Depan Cerah dan Berkelanjutan

Mahasiswa Desa Lingkar Tambang Raih Beasiswa MHU: Menuju Masa Depan Cerah dan Berkelanjutan

Swasta
Trump Tarik AS dari Perjanjian Paris, Perlawanan Perubahan Iklim Hadapi Pukulan Besar

Trump Tarik AS dari Perjanjian Paris, Perlawanan Perubahan Iklim Hadapi Pukulan Besar

Pemerintah
Menilik Inovasi Dekarbonasi Generasi Muda di Toyota Eco Youth Ke-13

Menilik Inovasi Dekarbonasi Generasi Muda di Toyota Eco Youth Ke-13

BrandzView
China Luncurkan Kereta Komuter Serat Karbon, Kecepatannya 140 Km/Jam

China Luncurkan Kereta Komuter Serat Karbon, Kecepatannya 140 Km/Jam

Pemerintah
Kembangkan Rumput Laut, Start Up Banyu Raih pendanaan dari Intudo Ventures

Kembangkan Rumput Laut, Start Up Banyu Raih pendanaan dari Intudo Ventures

Swasta
100 Hari Prabowo-Gibran, Ini Pejabat Energi dan Lingkungan dengan Skor Tertinggi hingga Terendah

100 Hari Prabowo-Gibran, Ini Pejabat Energi dan Lingkungan dengan Skor Tertinggi hingga Terendah

LSM/Figur
Menag Dorong Integrasi Isu Lingkungan dengan Pendidikan Agama

Menag Dorong Integrasi Isu Lingkungan dengan Pendidikan Agama

Pemerintah
Pengamat Ekonomi Energi Desak Perguruan Tinggi Tolak Konsesi Tambang

Pengamat Ekonomi Energi Desak Perguruan Tinggi Tolak Konsesi Tambang

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau