KOMPAS.com - Organisasi Meteorologi Dunia atau World Meteorological Organization (WMO) memperingatkan, tahun ini kemungkinan besar bisa lebih panas daripada 2023 karena fenomena El Nino masih berlangsung.
Fenomena El Nino atau menghangatnya permukaan laut di Samudera Pasifik diprediksi masih berlangsung hingga pertengahan 2024.
El Nino membuat beberapa wilayah, termasuk Indonesia, mengalami kenaikan suhu dan kemarau panjang. Selain itu, fenomena alam ini juga membuat curah hujan berkurang.
Baca juga: Cuaca Panas Ekstrem Dapat Pengaruhi Kelangsungan Hidup Satwa
Pada 2023, mulai Juni hingga Desember, dunia mengalami rekor suhu panas beruntun. WMO memperingatkan, pola tersebut kemungkinan akan berlanjut pada 2024 karena El Nino.
Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional AS atau National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) juga memperkirakan, ada satu dari tiga kemungkinan bahwa tahun 2024 akan lebih hangat dibandingkan tahun 2023.
Selain itu, ada kemungkinan 99 persen bahwa tahun 2024 akan menjadi salah satu dari lima tahun terpanas yang pernah ada.
Ahli iklim NASA, Gavin Schmidt turut memperkirakan kemungkinannya bahkan lebih tinggi, sebagaimana dilansir AFP, Jumat (13/1/2024).
Dia menambahkan, Ada tanda-tanda perubahan “misterius” pada sistem iklim bumi, namun memerlukan lebih banyak data untuk mengonfirmasi atau membantahnya.
Baca juga: Tanaman Hias Bisa Bantu Redam Panas Ekstrem, Ini Pilihannya
Sebelumnya, WMO resmi mengonfirmasi bahwa 2023 adalah tahun terpanas yang pernah tercatat dengan selisih yang sangat besar.
Bahkan, Juli dan Agustus 2023 menjadi dua bulan terpanas sepanjang sejarah pencatatan suhu Bumi.
WMO mengatakan, rata-rata suhu global selama setahun pada 2023 adalah 1,45 derajat celsius di atas suhu pra-industri atau tahun 1850-1900.
Sekretaris Jenderal WMO yang baru, Celeste Saulo, memperingatkan bahwa El Nino, yang muncul pada pertengahan tahun 2023, kemungkinan akan semakin memanas pada 2024.
Pola iklim yang terjadi saat El Nino biasanya meningkatkan suhu global pada tahun setelah fenomena alam tersebut dimulai.
Baca juga: Alih Fungsi Lahan, Biang Keladi Suhu Panas
Peralihan dari pendinginan La Nina ke pemanasan El Nino pada pertengahan tahun 2023 jelas tercermin dari kenaikan suhu, ujarnya.
"Mengingat El Nino biasanya memiliki dampak terbesar terhadap suhu global setelah mencapai puncaknya, tahun 2024 bisa menjadi lebih panas lagi," tutur Saulo.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya