Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WMO Peringatkan 2024 Bisa Lebih Panas dari 2023, Ini Sebabnya

Kompas.com - 17/01/2024, 12:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Organisasi Meteorologi Dunia atau World Meteorological Organization (WMO) memperingatkan, tahun ini kemungkinan besar bisa lebih panas daripada 2023 karena fenomena El Nino masih berlangsung.

Fenomena El Nino atau menghangatnya permukaan laut di Samudera Pasifik diprediksi masih berlangsung hingga pertengahan 2024.

El Nino membuat beberapa wilayah, termasuk Indonesia, mengalami kenaikan suhu dan kemarau panjang. Selain itu, fenomena alam ini juga membuat curah hujan berkurang.

Baca juga: Cuaca Panas Ekstrem Dapat Pengaruhi Kelangsungan Hidup Satwa

Pada 2023, mulai Juni hingga Desember, dunia mengalami rekor suhu panas beruntun. WMO memperingatkan, pola tersebut kemungkinan akan berlanjut pada 2024 karena El Nino.

Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional AS atau National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) juga memperkirakan, ada satu dari tiga kemungkinan bahwa tahun 2024 akan lebih hangat dibandingkan tahun 2023.

Selain itu, ada kemungkinan 99 persen bahwa tahun 2024 akan menjadi salah satu dari lima tahun terpanas yang pernah ada.

Ahli iklim NASA, Gavin Schmidt turut memperkirakan kemungkinannya bahkan lebih tinggi, sebagaimana dilansir AFP, Jumat (13/1/2024).

Dia menambahkan, Ada tanda-tanda perubahan “misterius” pada sistem iklim bumi, namun memerlukan lebih banyak data untuk mengonfirmasi atau membantahnya.

Baca juga: Tanaman Hias Bisa Bantu Redam Panas Ekstrem, Ini Pilihannya

Sebelumnya, WMO resmi mengonfirmasi bahwa 2023 adalah tahun terpanas yang pernah tercatat dengan selisih yang sangat besar.

Bahkan, Juli dan Agustus 2023 menjadi dua bulan terpanas sepanjang sejarah pencatatan suhu Bumi.

WMO mengatakan, rata-rata suhu global selama setahun pada 2023 adalah 1,45 derajat celsius di atas suhu pra-industri atau tahun 1850-1900.

Sekretaris Jenderal WMO yang baru, Celeste Saulo, memperingatkan bahwa El Nino, yang muncul pada pertengahan tahun 2023, kemungkinan akan semakin memanas pada 2024.

Pola iklim yang terjadi saat El Nino biasanya meningkatkan suhu global pada tahun setelah fenomena alam tersebut dimulai.

Baca juga: Alih Fungsi Lahan, Biang Keladi Suhu Panas

Peralihan dari pendinginan La Nina ke pemanasan El Nino pada pertengahan tahun 2023 jelas tercermin dari kenaikan suhu, ujarnya.

"Mengingat El Nino biasanya memiliki dampak terbesar terhadap suhu global setelah mencapai puncaknya, tahun 2024 bisa menjadi lebih panas lagi," tutur Saulo.

Diberitakan Kompas.com sebelumnya, dalam laporan terbaru berjudul World Economic Situation and Prospects 2024 yang diterbitkan departemen ekonomi dan sosial PBB, UN Department of Economic and Social Affairs, berbagai anomali cuaca akibat El Nino akan membuat sektor pertanian terpukul.

Untuk diketahui, produksi pangan sangat bergantung pada kondisi cuaca. Dan fenomena El Nino dapat menimbulkan dampak negatif.

Pada 2024, PBB memperkirakan bahwa El Nino akan memengaruhi pola curah hujan di banyak negara di Asia, sebagaimana dilansir Euronews Green, Sabtu (6/1/2024).

Baca juga: Miliaran Orang Terancam Panas Mematikan jika Suhu Bumi Terus Naik

Selain menyebabkan kekeringan, anomali curah hujan juga dapat menyebabkan banjir ekstrem. Kedua faktor tersebut akan sangat berdampak pada hasil pertanian.

Gangguan produksi pangan diperkirakan akan lebih parah di negara-negara di mana sektor pertanian menyumbang kontribusi terbesar terhadap produk domestik bruto (PDB).

Hasil panen yang tergangu akan turut mengerek harga pangan. Padahal, harga pangan dunia saat ini sudah naik cukup tinggi.

Tingginya harga pangan berdampak pada kualitas hidup masyarakat di seluruh dunia. PBB mengatakan, harga tinggi ini akan terus berlanjut di Afrika, Asia Selatan, dan Asia Barat.

PBB menambahkan, kemungkinan besar kekeringan juga akan terjadi di Amerika Tengah, Asia Selatan, Asia Tenggara, Afrika Selatan, dan kawasan Sahel Afrika.

Baca juga: Puncak El Nino Belum Terjadi, Suhu Panas Sudah Sangat Terasa

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com