Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pascal Wilmar Yehezkiel
Pemerhati Hukum

Mahasiswa Magister Hukum Kenegaraan FH UGM

Debat Cawapres: Lemahnya Komitmen Penguatan Hukum Lingkungan

Kompas.com - 23/01/2024, 08:42 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Masih adanya kekosongan hukum acara terkait sengketa iklim seperti akses hukum untuk meminta pertanggungjawaban hukum atas tindakan atau kegiatan yang berkontribusi terhadap peningkatan emisi gas rumah kaca yang berdampak pada penurunan kualitas hidup masyarakat.

Salah satu contohnya, kasus litigasi perubahan iklim oleh masyarakat Pulau Pari di Pengadilan Swiss yang mengunggat Pabrik Semen Holcim untuk mengurangi emisi karbondioksida.

Kekosongan hukum nasional untuk mewadahi proses litigasi perubahan iklim di Indonesia membuat masyarakat Pulau Pari mencari keadilan jauh sampai ke negeri Swiss.

Problematika ini yang tidak dijawab oleh para kandidat pada acara debat tersebut, menunjukkan kurangnya komitmen dalam mendukung upaya kolektif masyarakat internasional untuk mewujudkan keadilan iklim (climate justice).

Ketiga, masih langgengnya industrilisasi batu bara di Indonesia disebabkan kebijakan hukum yang masih mendukung produksi bahan bakar fosil tersebut.

Contohnya pemberian iuran atau royalti 0 persen pada perusahaan batu bara yang melakukan hilirisasi sebagaimana diatur dalam UU Minerba Perubahan dan kembali ditegaskan dalam Perppu Cipta Kerja yang telah disahkan menjadi UU 6/2023.

Ketentuan tersebut kontraproduktif dengan arah kebijakan transisi energi melalui energi baru terbarukan (EBT) sebagai gerakan masyarakat dunia untuk mencapai target net zero emissions sesuai dengan Perjanjian Paris.

Tidak adanya pembahasan mengenai produk hukum ‘tidak ramah lingkungan’ ini, mungkin disebabkan keberpihakan para kandidat capres/cawapres yang cenderung melindungi oligarki bisnis batu bara yang berada di belakang pencalonan mereka.

Dukungan modal finansial (cukong) mengorbankan gagasan transisi energi untuk keberlanjutan lingkungan hidup dan kehidupan manusia.

Kehadiran hukum lingkungan sebagai instrumen untuk mengelola dan melindungi lingkungan hidup guna menjamin keberlanjutan untuk generasi ke generasi merupakan aspek yang sangat krusial.

Garrett Hardin (1968) dalam literaturnya “Tragedy of the Commons” mengambarkan keadaan di mana populasi manusia yang terus bertambah serta keserakahan manusia dalam mengeksploitasi lingkungan dan sumber daya alam yang sebenarnya memiliki keterbatasan, akan menghadirkan degradasi lingkungan. Ujungnya bencana umat manusia (tragedy of the commons).

Hardin memberikan solusi salah satunya harus ada kesepakatan bersama melalui kekuatan institutional seperti otoritas aturan negara untuk mengatasi keserakahan manusia terhadap sumber daya lingkungan yang terbatas.

Oleh sebab itu, absennya beberapa isu hukum lingkungan dalam debat cawapres melahirkan skeptisisme masyarakat dan pemerhati lingkungan terhadap komitmen perwujudan keadilan lingkungan oleh para calon top eksekutif republik.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

CDP: Setengah Perusahaan Dunia Tak Gunakan Listrik Terbarukan

CDP: Setengah Perusahaan Dunia Tak Gunakan Listrik Terbarukan

LSM/Figur
PLN Jalin Kolaborasi dengan Pemain EBT Global untuk Transisi Energi

PLN Jalin Kolaborasi dengan Pemain EBT Global untuk Transisi Energi

Pemerintah
BP Taskin dan Genta Pangan Dorong Ketahanan Pangan Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan

BP Taskin dan Genta Pangan Dorong Ketahanan Pangan Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan

Pemerintah
Sistem Pangan Berkelanjutan Cegah 300 Juta Orang Kekurangan Gizi

Sistem Pangan Berkelanjutan Cegah 300 Juta Orang Kekurangan Gizi

Pemerintah
IFRS Foundation Terbitkan Panduan soal Keberlanjutan dalam Laporan Keuangan

IFRS Foundation Terbitkan Panduan soal Keberlanjutan dalam Laporan Keuangan

Swasta
WWF: Penurunan Populasi Satwa Liar Bisa Berdampak ke Ekonomi

WWF: Penurunan Populasi Satwa Liar Bisa Berdampak ke Ekonomi

LSM/Figur
Jakarta Dihantui Banjir Rob, Pemprov Bakal Bangun Tanggul Pantai

Jakarta Dihantui Banjir Rob, Pemprov Bakal Bangun Tanggul Pantai

Pemerintah
Perubahan Iklim Berakibat Kasus DBD Global Naik 19 Persen Tahun Ini

Perubahan Iklim Berakibat Kasus DBD Global Naik 19 Persen Tahun Ini

Pemerintah
5 Kerja Sama PLN untuk Transisi Energi pada COP29

5 Kerja Sama PLN untuk Transisi Energi pada COP29

Pemerintah
UMKM Butuh Dukungan 789 Miliar Dollar AS untuk Peluang Pertumbuhan Hijau

UMKM Butuh Dukungan 789 Miliar Dollar AS untuk Peluang Pertumbuhan Hijau

Pemerintah
Pemerintah Didesak Setop Perdagangan Karbon pada COP29

Pemerintah Didesak Setop Perdagangan Karbon pada COP29

LSM/Figur
Tanoto Foundation Gelar Simposium Perkuat Komitmen Kebijakan PAUD-HI

Tanoto Foundation Gelar Simposium Perkuat Komitmen Kebijakan PAUD-HI

LSM/Figur
90 Persen Pemimpin Bisnis Percaya AI Berdampak Positif pada Keberlanjutan

90 Persen Pemimpin Bisnis Percaya AI Berdampak Positif pada Keberlanjutan

Pemerintah
Sistem Penyimpanan Jadi Kunci Ketahanan Energi Terbarukan di Asia Tenggara

Sistem Penyimpanan Jadi Kunci Ketahanan Energi Terbarukan di Asia Tenggara

LSM/Figur
Bentuk Karakter Anak, KemenPPPA akan Hadirkan Ruang Bersama Merah Putih

Bentuk Karakter Anak, KemenPPPA akan Hadirkan Ruang Bersama Merah Putih

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau