Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

12 Kebutuhan Kritis Pasca Gempa Myanmar, dari Obat hingga Akses Air Bersih

Kompas.com - 04/04/2025, 11:46 WIB
Zintan Prihatini,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkap 12 kebutuhan kritis pasca gempa berkekuatan magnitudo (M) 7,7 yang mengguncang Myanmar, Jumat (28/3/2025).

Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Tjandra Yoga Aditama, menyebut kebutuhan itu antara lain manajemen penanganan korban massal, perawatan trauma dan pembedahan, peralatan transfusi darah, kantong jenazah, peralatan anastesi, obat esensial, tenda, serta alat pelindung diri (APD).

Lalu analisa kerusakan fasilitas kesehatan, akses ke air bersih dan sanitasi, surveilans serta pencegahan, respons letusan penyakit menular, dukungan mental maupun psikososial.

"WHO Asia Tenggara dalam 24 jam pertama sesudah gempa sudah mengirimkan hampir 3 ton perlengkapan kesehatan, ke daerah yang terdampak utama di kota Nay Pyi Taw dan Mandalay. Termasuk alat kesehatan, trauma kits, dan tenda kesehatan," kata Tjandra dalam keterangannya, Jumat (4/4/2025).

WHO juga sudah memobilisasi dukungan dana 5 juta dolar AS. Namun, bantuan dana yang dibutuhkan mencapai 8 juta dolar AS untuk 30 hari ke depan.

"WHO secara rutin memublikasikan situation report, sehingga kita dapat mengikuti perkembangan dari waktu ke waktu. Sejauh ini sudah tiga kali diterbitkan situation report, yaitu pada 29 Maret, 30 Maret dan 1 April," papar Tjandra.

Baca juga: Potensi Gempa Megathrust, Pemerintah Perlu Siapkan Penanggulangan dan Mitigasi 

Dilaporkan bahwa gempa tersebut menyebabkan 3.085 korban tewas. Selain itu, ada 341 orang yang masih hilang dengan 4.715 orang lainnya luka-luka.

Bantuan Kemanusiaan

Pemerintah Indonesia pun sudah mengirimkan bantuan kemanusiaan untuk korban gempa bumi Myanmar. Total bantuan yang diberikan sebesar 1,2 juta dolar AS.

Menteri Luar Negeri, Sugiono, menyatakan bantuan yang dikirimkan sebagian besar merupakan logistik serta perlatan yang dibutuhkan oleh pemerintah maupun masyarakat Myanmar.

“Kami mengirimkan sebagian besar dari bantuan tersebut dari apa yang mereka butuhkan berdasarkan hasil rapat bersama Kementerian Luar Negeri negara-negara Asean beberapa waktu lalu,” ucap Sugiono.

Pengiriman bantuan tahap ketiga ini menggunakan dua pesawat yang membawa makanan siap saji, alat kesehatan, hygiene kit, obat-obatan, selimut, velbed, kasur lipat, tenda pengungsi, toilet portable, hingga peralatan dapur umum.

Dia menuturkan, belum ada laporan adanya Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban.

“Berdasarkan laporan dan pantauan dari KBRI di Myanmar belum ada laporan adanya WNI yang menjadi korban, kami berharap seluruh WNI di sana dalam kondisi baik,” ujar Sugiono.

Selain logistik dan peralatan, pemerintah turut mengirimkan 157 personel gabungan untuk membantu penanganan korban gempa.

Baca juga: Apakah Perubahan Iklim Sebabkan Gempa Jadi Lebih Sering?

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau