Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Abah Jajang, Pemilik Rumah "Surga" di Cianjur Dapat Penghargaan Tokoh Lingkungan

Kompas.com, 7 Februari 2024, 17:00 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Abah Jajang pemilik rumah dengan pemandangan layaknya "surga" di Desa Karangjaya, Kecamatan Pasirkuda, mendapatkan penghargaan tokoh lingkungan dan ekonomi dari Pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. 

Abah Jajang diapresiasi atas keteguhannya tidak menjual rumah yang akhirnya menjadi obyek wisata. 

"Pemerintah daerah memberikan penghargaan untuk Abah Jajang sebagai tokoh lingkungan dan ekonomi karena atas keteguhannya tidak menjual rumah yang akhirnya menjadi obyek wisata yang pengelolaannya diserahkan pada warga sekitar sehingga membantu perekonomian desa," kata Bupati Cianjur Herman Suherman, dikutip dari Antara, Rabu (7/2/2024). 

Menurut Herman, Abah Jajang berhasil mempertahankan potensi wisata yang dimiliki dengan tidak menjual rumahnya yang menghadap langsung ke Curug Citambur, meski sempat ditawar dengan harga Rp 2,5 miliar.

Baca juga:

Herman menilai, harga rumah dan tanah seluas 800 meter di Kampung Rawadewa milik Jajang tidak lebih dari Rp 1 miliar.

Namun, pemilik mempertahankan karena ingin menambah saudara dari berbagai daerah yang akhirnya mendatangkan pemasukan bagi dirinya dan warga sekitar.

Abah Jajang mengatakan, dari awalnya ingin mempertahankan rumah tersebut agar memiliki banyak saudara dan memanjangkan tali silaturahmi dengan wisatawan yang datang, saat ini ia menambah keinginan untuk meningkatkan perekonomian warga sekitar.

"Kalau yang menawar sampai sekarang masih ada, bahkan ada yang menaikkan harga lebih dari Rp 2,5 miliar," tuturnya.

Jajang bertekad tidak akan pernah menjual rumah dan tanah yang diviralkan cucunya di media sosial itu. Sebab, tempatnya kini sudah menjadi pusat perhatian wisatawan dan pusat perekonomian baru di Kecamatan Pasirkuda.

Dorong ekonomi lokal

Jajang, warga Kecamatan Pasirkuda, Cianjur Selatan yang miliki rumah pemandangan air terjun Citambur.Youtube Hardi ArtVenture Jajang, warga Kecamatan Pasirkuda, Cianjur Selatan yang miliki rumah pemandangan air terjun Citambur.
Sebagai informasi, peningkatan ekonomi bagi warga sekitar sudah terasa sejak viralnya rumah Abah Jajang di media sosial tahun 2022 lalu.

Rumah tersebut menjadi viral lantaran memiliki pemandangan Curug Citambur yang memanjakan mata setiap orang yang datang.

Bahkan, sejumlah tokoh di Jawa Barat hingga nasional sudah berkunjung ke rumah dengan pemandangan layaknya surga itu.

"Rumah Abah Jajang pernah dikunjungi Gubernur Jabar Ridwan Kamil, petinggi TNI dan tentunya wisatawan dari dalam dan luar negeri seperti turis Australia, Arab Saudi, Abu Dhabi, hingga Mesir," kata Herman. 

Seiring tingginya angka kunjungan, perekonomian warga sekitar pun ikut meningkat. Salah satunya, karena banyak rumah warga dijadikan rumah tinggal sementara atau homestay bagi wisatawan dalam dan luar negeri, yang memadati perkampungan setiap hari terutama saat libur akhir pekan. 

Pemkab Cianjur pun membuat kelompok sadar wisata (Pokdarwis) khusus di rumah Abah Jajang untuk membantu pengelolaan potensi wisata di bawah pembinaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Cianjur, seiring tingginya angka kunjungan setiap pekan.

Baca juga: Danone Indonesia Jadikan Cibeusi sebagai Desa Wisata

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
SBTi Rilis Peta Jalan untuk Industri Kimia Global
SBTi Rilis Peta Jalan untuk Industri Kimia Global
Pemerintah
Bukan Murka Alam: Melacak Jejak Ecological Tech Crime di Balik Tenggelamnya Sumatra
Bukan Murka Alam: Melacak Jejak Ecological Tech Crime di Balik Tenggelamnya Sumatra
Pemerintah
Agroforestri Sawit: Jalan Tengah di Tengah Ancaman Banjir dan Krisis Ekosistem
Agroforestri Sawit: Jalan Tengah di Tengah Ancaman Banjir dan Krisis Ekosistem
Pemerintah
Survei FTSE Russell: Risiko Iklim Jadi Kekhawatiran Mayoritas Investor
Survei FTSE Russell: Risiko Iklim Jadi Kekhawatiran Mayoritas Investor
Swasta
Tuntaskan Program KMG-SMK, BNET Academy Dorong Penguatan Kompetensi Guru Vokasi
Tuntaskan Program KMG-SMK, BNET Academy Dorong Penguatan Kompetensi Guru Vokasi
Swasta
Harapan Baru, Peneliti Temukan Cara Hutan Tropis Beradaptasi dengan Iklim
Harapan Baru, Peneliti Temukan Cara Hutan Tropis Beradaptasi dengan Iklim
Pemerintah
Jutaan Hektare Lahan Sawit di Sumatera Berada di Wilayah yang Tak Layak untuk Monokultur
Jutaan Hektare Lahan Sawit di Sumatera Berada di Wilayah yang Tak Layak untuk Monokultur
LSM/Figur
Industri Olahraga Global Bisa Jadi Penggerak Konservasi Satwa Liar
Industri Olahraga Global Bisa Jadi Penggerak Konservasi Satwa Liar
Swasta
FAO: Perluasan Lahan Pertanian Tidak Lagi Memungkinkan
FAO: Perluasan Lahan Pertanian Tidak Lagi Memungkinkan
Pemerintah
Banjir Sumatera Disebabkan Kerusakan Hutan, Anggota DPR Ini Minta HGU Ditiadakan
Banjir Sumatera Disebabkan Kerusakan Hutan, Anggota DPR Ini Minta HGU Ditiadakan
Pemerintah
Pupuk Indonesia: Jangan Pertentangkan antara Pupuk Organik dan Kimia
Pupuk Indonesia: Jangan Pertentangkan antara Pupuk Organik dan Kimia
BUMN
PLN Kelebihan Pasokan, Proyek WtE Dikhawatirkan Hanya Bakar Uang
PLN Kelebihan Pasokan, Proyek WtE Dikhawatirkan Hanya Bakar Uang
LSM/Figur
Ekonomi Hijau Diprediksi Capai 7 Triliun Dolar AS per Tahun pada 2030
Ekonomi Hijau Diprediksi Capai 7 Triliun Dolar AS per Tahun pada 2030
Pemerintah
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Pemerintah
Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...
Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau