Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angka Stunting NTT Ditarget Turun Jadi 10 Persen Tahun Ini

Kompas.com - 07/02/2024, 12:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Angka stunting di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) diharapkan turun menjadi antara 10 sampai 12 persen pada 2024.

Hal tersebut disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) NTT Elsa Pongtuluran sebagaimana dilansir Antara, Selasa (6/2/2024).

Elsa mengatakan, jumlah kasus stunting di NTT pada 2023 mencapai 63.804 anak atau 15,2 persen. Angka ini menurun 2,5 persen dari tahun sebelumnya.

Baca juga: Makan Siang Tidak Efektif Atasi Stunting, Harus dari Kandungan

"Di tahun 2022 angka stunting berada pada 17,7 persen atau 77.338 anak," ujar Elsa.

Ia menuturkan, BKKBN NTT masih menunggu data dari setiap kabupaten dan kota saat masa timbang. Setelah data terkumpul, maka angka stunting bisa di-update.

BKKBN Provinsi NTT, ujar Elsa, menghitung data menggunakan Aplikasi Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM), sedangkan provinsi lain menggunakan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI).

Berdasarkan data e-PPGBM per 10 September 2023, dari 22 kabupaten atau kota di NTT, Sumba Barat Daya menjadi kabupaten dengan prevalensi stunting tertinggi.

Baca juga: Cegah Stunting di Masa Depan, Remaja Putri Perlu Cukupi Kebutuhan Nutrisi

Sumba Barat Daya mencatatkan angka stunting mencapai 9.738 anak atau 31,9 persen.

Prevalensi stunting di kabupaten tersebut pada 2023 mengalami kenaikan dibandingkan 2022 yakni 24,3 persen.

Elsa mengatakan, kasus stunting di NTT disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya fasilitas kesehatan yang masih sulit dijangkau karena kendaraan juga sangat minim.

Faktor lainnya adalah sanitasi yang kurang layak dan ketersediaan air bersih yang belum maksimal, sehingga anak-anak sangat mudah terinfeksi penyakit.

Baca juga: Asap Rokok Konvensional dan Elektrik Dianggap Berisiko Bagi Ibu Hamil Lahirkan Bayi Stunting

Sejauh ini, ujar Elsa, BKKBN sudah memberikan edukasi dan informasi kepada seluruh masyarakat setiap tahun.

Edukasi dan pembinaan sudah diberikan baik kepada keluarga yang berisiko stunting, calon pengantin, ibu hamil, menyusui, maupun keluarga yang mempunyai balita, anak dan remaja.

"Bahkan kami juga punya program yang khusus menyasar ke keluarga lansia yakni dengan memberikan motivasi dan pola asuh yang baik kepada cucunya," ujar Elsa.

Baca juga: Antara Protein Hewani dan Nabati, Mana Lebih Unggul Cegah Stunting?

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Perum Perhutani Bakal Tanam 24 Juta Pohon

Perum Perhutani Bakal Tanam 24 Juta Pohon

Pemerintah
Peneliti BRIN Kembangkan Bahan Bakar Pesawat Berbahan Minyak Kelapa

Peneliti BRIN Kembangkan Bahan Bakar Pesawat Berbahan Minyak Kelapa

Pemerintah
Inggris Janjikan Dana Iklim 2 Miliar Poundsterling untuk Negara Berpendapatan Rendah

Inggris Janjikan Dana Iklim 2 Miliar Poundsterling untuk Negara Berpendapatan Rendah

Pemerintah
Jembatani Keterbatasan lewat Kesetaraan Pendidikan, MMSGI Bantu Akses Pendidikan di Desa-desa Kaltim

Jembatani Keterbatasan lewat Kesetaraan Pendidikan, MMSGI Bantu Akses Pendidikan di Desa-desa Kaltim

Swasta
InJourney dan RBF Dorong Inisiatif Pertanian Berkelanjutan di Prambanan Jateng

InJourney dan RBF Dorong Inisiatif Pertanian Berkelanjutan di Prambanan Jateng

BUMN
NASA Investasi 11,5 Juta Dollar AS untuk Rancang Pesawat Rendah Emisi

NASA Investasi 11,5 Juta Dollar AS untuk Rancang Pesawat Rendah Emisi

Pemerintah
Perempuan Berperan Penting Atasi Perubahan Iklim, Penggerak Solusi Inovatif

Perempuan Berperan Penting Atasi Perubahan Iklim, Penggerak Solusi Inovatif

Pemerintah
IBM: India Memimpin dalam Keberlanjutan Berbasis Akal Imitasi

IBM: India Memimpin dalam Keberlanjutan Berbasis Akal Imitasi

Swasta
Perjanjian Polusi Plastik Global di Korea Selatan Gagal Capai Kesepakatan

Perjanjian Polusi Plastik Global di Korea Selatan Gagal Capai Kesepakatan

Pemerintah
BMKG: Tebal Es Pegunungan Jayawijaya Tinggal 4 Meter

BMKG: Tebal Es Pegunungan Jayawijaya Tinggal 4 Meter

Pemerintah
Krisis Kemanusian akibat Konflik di Suriah, Anak-Perempuan Banyak Jadi Korban

Krisis Kemanusian akibat Konflik di Suriah, Anak-Perempuan Banyak Jadi Korban

Pemerintah
COP16 Riyadh: Pembicaraan Tinggi Lawan Degradasi Lahan Dimulai

COP16 Riyadh: Pembicaraan Tinggi Lawan Degradasi Lahan Dimulai

Pemerintah
PBB Desak Pemimpin Dunia Segera Bisa Akhiri AIDS pada 2030

PBB Desak Pemimpin Dunia Segera Bisa Akhiri AIDS pada 2030

Pemerintah
Mahkamah Internasional Buka Sidang Perubahan Iklim Terbesar, Ini Pembahasannya 

Mahkamah Internasional Buka Sidang Perubahan Iklim Terbesar, Ini Pembahasannya 

Pemerintah
Degradasi Lahan Semakin Cepat, Capai 1 Juta Km Persegi per Tahun

Degradasi Lahan Semakin Cepat, Capai 1 Juta Km Persegi per Tahun

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau