Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Citizen Science" Mulai Didorong untuk Riset Perairan

Kompas.com, 20 Februari 2024, 13:00 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

 JAKARTA, KOMPAS.com - Yayasan Konservasi Cakrawala Indonesia (YKCI) mengungkapkan, salah satu tantangan riset di Tanah Air adalah masih kurangnya jaringan riset yang kuat. 

Menurut Senior Ocean Program Lead YKCI Victor Nikijuluw, riset-riset konservasi di Indonesia tidak hanya bisa bergantung pada satu sumber, satu orang, maupun satu institusi saja, melainkan harus dengan kolaborasi banyak pihak. 

Oleh karena itu, YKCI mengembangkan citizen science untuk melakukan pendataan penelitian berbasis ilmiah untuk konservasi di Indonesia.

Sebab, isu konservasi misalnya terkait pencatatan spesies-spesies yang berada di kawasan perairan maupun daratan di Indonesia masih jauh dari target.

Baca juga: BRIN dan YKCI Kolaborasi Riset Bidang Konservasi Selama 5 Tahun

Citizen Science itu melibatkan masyarakat dalam mengumpulkan data. Jadi, bagaimana para turis, para pelaku wisata itu mendapatkan informasi lalu melaporkan ke kita. Kita kumpulkan itu,” kata Viktor di Kantor Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Jakarta, Senin (19/2/2024).

Artinya, citizen science merupakan peran serta publik atau masyarakat dalam melakukan pendataan sebuah penelitian yang berbasis ilmiah.

Masyarakat umum dapat berkolaborasi dengan ilmuwan-ilmuwan profesional dalam menganalisis, mengumpulkan, dan lain-lain, yang nantinya akan berguna untuk menambah pemahaman dalam pengelolaan sumber daya yang ada.

Kerja sama capai target

Konservasi spesies di Indonesia masih di bawah target International Union for Conservation of Nature (IUCN) sebesar 30 persen. Adapun sejauh ini, YKCI sudah berhasil mencatat 30 jenis spesies baru di perairan Indonesia.

“Tapi, betul jumlahnya masih sedikit dibandingkan dengan target utama yang ada di IUCN,” ujar Victor.

Dengan kemudahan teknologi telekomunikasi, citizen science dapat dengan mudah dikembangkan untuk mencapai target konservasi perairan di Indonesia.

Oleh karena itu, YKCI mendorong pemerintah terutama BRIN agar konservasi spesies dengan menggandeng citizen science dapat dikembangkan.

Baca juga: Pandemi Covid-19 Beri Pelajaran Penting untuk Kolaborasi Riset

"Jadi masyarakat dengan perkembangan ilmu telekomunikasi akan lebih mudah (untuk) kita mengembangkan citizen science dalam konservasi spesies tadi," imbuhnya. 

Demi mencapai target konservasi perairan lebih tinggi, YKCI bersama BRIN menandatangani nota kesepahaman kolaborasi selama lima tahun.

Kesepakatan ini untuk menghasilkan teknologi terapan, informasi, dan praktik-praktik pengelolaan sumber daya yang berguna di tingkat tapak.

"Kami berharap, hasil penelitian itu bisa dihilirisasi atau didorong agar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat atau stakeholders yang memang punya kepentingan terkait penelitian tersebut," kata Pelaksana Tugas Direktur Kemitraan Riset dan Inovasi BRIN Muhammad Amin.

Kerja sama kedua lembaga itu dituangkan dalam bentuk riset potensi sumber daya laut dan terestrial, serta kawasan konservasi perpaduan atau integrasi antara proteksi dan produksi.

Kemudian, status dan pengelolaan spesies di perairan maupun daratan; sistem pendanaan konservasi; kebijakan konservasi pengelolaan sumber daya alam hingga mitigasi, adaptasi, dan perubahan iklim, termasuk karbon biru.

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Startup Biodiversitas Tarik Investor Beragam, Namun Raih Modal Kecil
Startup Biodiversitas Tarik Investor Beragam, Namun Raih Modal Kecil
Pemerintah
FAO Peringatkan Degradasi Lahan Ancam Miliaran Orang
FAO Peringatkan Degradasi Lahan Ancam Miliaran Orang
Pemerintah
Rapor Merah dan Hitam PROPER 2025, Perusahaan Bisa Diawasi dan Kena Sanksi
Rapor Merah dan Hitam PROPER 2025, Perusahaan Bisa Diawasi dan Kena Sanksi
Pemerintah
Aset Dana Iklim Global Cetak Rekor 644 Miliar Dollar AS di Awal 2025
Aset Dana Iklim Global Cetak Rekor 644 Miliar Dollar AS di Awal 2025
Swasta
Maybank Indonesia Siapkan Rp 3,3 Triliun untuk Proyek Energi Bersih PLN Batam
Maybank Indonesia Siapkan Rp 3,3 Triliun untuk Proyek Energi Bersih PLN Batam
Swasta
The Habibie Center Gandeng OAC Taiwan Perkuat Tata Kelola Sampah Laut Indo-Pasifik
The Habibie Center Gandeng OAC Taiwan Perkuat Tata Kelola Sampah Laut Indo-Pasifik
LSM/Figur
TNFD dan UN SSE Rilis Alat Pelaporan Alam untuk Bursa Saham Global
TNFD dan UN SSE Rilis Alat Pelaporan Alam untuk Bursa Saham Global
Swasta
Krisis Plastik Kian Parah, Raksasa Bisnis Dunia Sepakat Desak Regulasi Baru
Krisis Plastik Kian Parah, Raksasa Bisnis Dunia Sepakat Desak Regulasi Baru
Swasta
Cek Kesehatan Gratis Ungkap, 95 Persen Orang Indonesia Kurang Gerak, 32 Persen Obesitas
Cek Kesehatan Gratis Ungkap, 95 Persen Orang Indonesia Kurang Gerak, 32 Persen Obesitas
Pemerintah
Fenomena Aneh: Hiu Paus Muda Makin Sering Terdampar di Indonesia, Naik Lima Kali Lipat Sejak 2020
Fenomena Aneh: Hiu Paus Muda Makin Sering Terdampar di Indonesia, Naik Lima Kali Lipat Sejak 2020
LSM/Figur
Perempuan Aceh dan Peran Budaya dalam Membangun Citra Tanah Rencong di Dunia
Perempuan Aceh dan Peran Budaya dalam Membangun Citra Tanah Rencong di Dunia
LSM/Figur
Kita Tak Bisa Menghindar Lagi, Suhu Bumi Naik Minimal 2,3 Derajat Celsius
Kita Tak Bisa Menghindar Lagi, Suhu Bumi Naik Minimal 2,3 Derajat Celsius
Pemerintah
Menhut Janjikan Pengakuan 1,4 Juta Ha Hutan Adat di Forum Internasional
Menhut Janjikan Pengakuan 1,4 Juta Ha Hutan Adat di Forum Internasional
Pemerintah
36 Tambang Ilegal di Merapi Ditindak, Kemenhut Siap Pulihkan Ekosistem
36 Tambang Ilegal di Merapi Ditindak, Kemenhut Siap Pulihkan Ekosistem
Pemerintah
Lestarikan Lagi Tenunan Berpewarna Alami, BCA Libatkan 32 Penenun Songket Melayu
Lestarikan Lagi Tenunan Berpewarna Alami, BCA Libatkan 32 Penenun Songket Melayu
Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau