KOMPAS.com - Pendapatan perempuan dan pria yang bekerja di Indonesia masih timpang pada 2023.
Menurut publikasi berjudul Perempuan dan Laki-laki di Indonesia 2023 dari Badan Pusat Statistik (BPS), rata-rata pria mendapatkan upah lebih besar daripada perempuan.
Rata-rata upah yang diterima perempuan yang bekerja sebagai buruh atau karyawan atau pegawai dalam sebulan adalah Rp 2,4 juta.
Baca juga: Hanya Ada 5 Perempuan Pemenang Penghargaan Matematika Bergengsi Dunia
Sedangkan rata-rata upah yang diterima laki-laki yang bekerja sebagai buruh atau karyawan atau pegawai dalam sebulan lebih tinggi, yaitu Rp 3,23 juta.
Itu berarti, masih ada ketimpangan upah sekitar Rp 920.000 per bulan antara pria dan wanita.
Data tersebut disarikan oleh BPS dari Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Februari 2023.
Selain itu, persentase pengangguran di antara angkatan kerja dengan lulusan perguruan tinggi pada perempuan mencapai dua kali lipat dari laki-laki.
Baca juga: Pegang Peran Penting, Perempuan Jadi Mayoritas Pekerja Pariwisata
Pada perempuan, persentase pengangguran angkatan kerja dari lulusan perguruan tinggi mencapai 17,61 persen.
Artinya, dari 100 perempuan yang lulus perguruan tinggi, hampir 18 di antaranya menganggur.
Sedangkan pada laki-laki, persentase pengangguran angkatan kerja dari lulusan perguruan tinggi adalah 8,75 persen.
Ini berarti , dari 100 laki-laki yang lulus perguruan tinggi, hampir delapan di antaranya menganggur.
Baca juga: Hak Perempuan dan Anak Rentan Dilanggar saat Kampanye
Di sisi lain, jumlah pekerja paruh waktu perempuan lebih tinggi bila dibandingkan pria.
Pekerja paruh waktu adalah pekerja dengan jam kerja kurang dari 35 jam dalam sepekan, tetapi tidak mencari pekerjaan atau tidak bersedia menerima pekerjaan lainnya.
Persentase perempuan yang bekerja paruh waktu terhadap jumlah penduduk usia kerja mencapai 37,88 persen.
Sedangkan persentase pria yang bekerja paruh waktu terhadap jumlah penduduk usia kerja sekitar 19,32 persen.
Baca juga: Ganjar Pastikan Perempuan dan Difabel Mendapat Perhatian
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya