Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 27 Februari 2024, 17:00 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan bahwa kuota biofuel akan semakin tinggi di 2025, diprediksi mencapai 13,9 juta Kiloliter (KL).

Menurut Direktur Bioenergi Kementerian ESDM Edi Wibowo, target 13,9 juta KL pada 2025 mencakup biodiesel, bioethanol, dan BBN lain.

Target alokasi ini, dikatakan berpotensi melebihi yang sudah tertulis dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN).

"Realisasi kami justru melebihi RUEN, jadi kami harapkan 2025 demikian. Kalau 2024 kami tetapkan 13,1 juta KL, tapi alokasi sudah 13,4 juta KL," ujar Edi di sela acara Seminar Tantangan Industri Bioenergi di Jakarta, Selasa (27/2/2024).

Baca juga: Indonesia-Jepang Kolaborasi Olah Limbah Pertanian Jadi Biofuel dan Biokimia

"Jadi seperti tahun-tahun sebelumnya, mungkin akan melebihi target RUEN. Selama ini kan realisasinya melebihi target RUEN, jadi kami harapkan targetnya demikian,” imbuhnya.

Sebagai informasi, pada 2023, RUEN menetapkan alokasi biofuel senilai 11,2 juta KL. Sementara menurut data ESDM, realisasi pemanfaatan biofuel nasional melebihi angka tersebut.

"Kalau dilihat target RUEN 2023 11,2 juta KL, kita bisa melebihi dari target yakni penyaluran kita 12,2 juta KL," ujarnya.

Hal tersebut, dikatakan sudah sesuai dengan mandatori biodiesel. Sehingga, diharapkan ketika nantinya ditambah dengan bio avtur, bio etanol, dan BBN lainnya, dapat terus meningkat.

Adapun pada 2024, Kementerian ESDM juga kembali menetapkan target yang lebih tinggi dari RUEN.

Baca juga: Meneropong Keadilan Transisi Energi PLTS Atap

Di dalam RUEN alokasi biofuel ditetapkan sebesar 12,5 juta KL, sedangkan pemerintah mengalokasikan 13,4 juta KL.

Jika gambaran target biofuel dalam RUEN sebanyak 13,9 juta KL pada 2025 dibandingkan dengan alokasi biofuel di 2024 sebesar 13,4 juta KL, artinya ada pertumbuhan 3 persen year on year (YoY) selama setahun tahun depan.

Kontribusi bio energi 

Edi mengatakan pihaknya optimistis target tersebut bisa tercapai. Sebab, peran bio energi dalam bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) saat ini dinilai sudah cukup tinggi.

Plt Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Jisman P Hutajulu mengatakan bahwa pada tahun 2023, kontribusi energi terbarukan dalam bauran energi nasional baru mencapai sekitar 13,2 persen.

Dari angka tersebut 13,2 persen tersebut, ia menjelaskan, bio energi telah menyumbang proporsi cukup besar.

Baca juga: Mengejar 100 Persen Energi Terbarukan di Nusa Penida Bali

"Bio energi memberikan kontribusi sekitar 7,7 persen atau sekitar 60 persen dari total bauran energi," ujar Jisman.

Lebih lanjut, kata dia, pada 2023 juga telah dimanfaatkan biodiesel untuk domestik sebesar 12,3 juta Kilo liter.

Angka ini telah menghemat devisa negara sekitar lebih dari Rp 122 triliun, dengan penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 132 juta ton CO2.

Namun, kata Edi, angka persis alokasi biofuel tahun depan mungkin saja berbeda karena tergantung keputusan Direktorat Jenderal (Ditjen) Migas Kementerian ESDM. Sebab, kebutuhan biofuel juga dikatakan bisa bersifat dinamis.

"Alokasi kan tergantung kebutuhan tahun depan, kita kebutuhan berapa kita dapat dari Ditjen Migas, baru nanti alokasi biodieselnya kita atur untuk biodiesel," pungkas Edi. 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
SBTi Rilis Peta Jalan untuk Industri Kimia Global
SBTi Rilis Peta Jalan untuk Industri Kimia Global
Pemerintah
Bukan Murka Alam: Melacak Jejak Ecological Tech Crime di Balik Tenggelamnya Sumatra
Bukan Murka Alam: Melacak Jejak Ecological Tech Crime di Balik Tenggelamnya Sumatra
Pemerintah
Agroforestri Sawit: Jalan Tengah di Tengah Ancaman Banjir dan Krisis Ekosistem
Agroforestri Sawit: Jalan Tengah di Tengah Ancaman Banjir dan Krisis Ekosistem
Pemerintah
Survei FTSE Russell: Risiko Iklim Jadi Kekhawatiran Mayoritas Investor
Survei FTSE Russell: Risiko Iklim Jadi Kekhawatiran Mayoritas Investor
Swasta
Tuntaskan Program KMG-SMK, BNET Academy Dorong Penguatan Kompetensi Guru Vokasi
Tuntaskan Program KMG-SMK, BNET Academy Dorong Penguatan Kompetensi Guru Vokasi
Swasta
Harapan Baru, Peneliti Temukan Cara Hutan Tropis Beradaptasi dengan Iklim
Harapan Baru, Peneliti Temukan Cara Hutan Tropis Beradaptasi dengan Iklim
Pemerintah
Jutaan Hektare Lahan Sawit di Sumatera Berada di Wilayah yang Tak Layak untuk Monokultur
Jutaan Hektare Lahan Sawit di Sumatera Berada di Wilayah yang Tak Layak untuk Monokultur
LSM/Figur
Industri Olahraga Global Bisa Jadi Penggerak Konservasi Satwa Liar
Industri Olahraga Global Bisa Jadi Penggerak Konservasi Satwa Liar
Swasta
FAO: Perluasan Lahan Pertanian Tidak Lagi Memungkinkan
FAO: Perluasan Lahan Pertanian Tidak Lagi Memungkinkan
Pemerintah
Banjir Sumatera Disebabkan Kerusakan Hutan, Anggota DPR Ini Minta HGU Ditiadakan
Banjir Sumatera Disebabkan Kerusakan Hutan, Anggota DPR Ini Minta HGU Ditiadakan
Pemerintah
Pupuk Indonesia: Jangan Pertentangkan antara Pupuk Organik dan Kimia
Pupuk Indonesia: Jangan Pertentangkan antara Pupuk Organik dan Kimia
BUMN
PLN Kelebihan Pasokan, Proyek WtE Dikhawatirkan Hanya Bakar Uang
PLN Kelebihan Pasokan, Proyek WtE Dikhawatirkan Hanya Bakar Uang
LSM/Figur
Ekonomi Hijau Diprediksi Capai 7 Triliun Dolar AS per Tahun pada 2030
Ekonomi Hijau Diprediksi Capai 7 Triliun Dolar AS per Tahun pada 2030
Pemerintah
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Pemerintah
Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...
Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau