KOMPAS.com - Implementasi ekonomi sirkular memiliki berbagai kelebihan yaitu mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Hal tersebut disampaikan Kepala Organisasi Riset Energi dan Manufaktur Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Haznan Abimanyu dalam workshop di Gedung BJ Habibie, Jakarta, Senin (26/2/2024).
Haznan menuturkan, ekonomi sirkular adalah konsep ekonomi yang menggunakan sumber daya alam secara efisien.
Baca juga: Dorong Ekonomi Sirkular, Amandina Ekspor PET Daur Ulang ke Eropa
Dalam ekonomi sirkular, limbah diubah menjadi sumber daya dan produknya dirancang ulang untuk digunakan kembali atau didaur ulang.
"Pada intinya, ekonomi sirkular menerapkan prinsip memaksimalkan nilai sumber daya sekaligus meminimalkan limbah dan dampak terhadap lingkungan," kata Haznan dikutip dari situs web BRIN.
Dia menambahkan, ekonomi sirkular menawarkan sistem regeneratif, di mana sumber daya yang digunakan dapat dipakai, digunakan kembali, dan diregenerasi, bukannya dibuang begitu saja setelah digunakan sekali.
Akan tetapi, sayangnya sistem ekonomi di Indonesia masih menggunakan model linier.
Model linier dianggap tidak berkelanjutan dalam jangka panjang karena menggunakan pendekatan ambil-pakai-buang.
Baca juga: Ekonomi Sirkular: Pengertian, Prinsip, dan Manfaatnya
Oleh karenanya, Indonesia perlu beranjak mengimplementasikan ekonomi sirkular serta menerapkan penilaian siklus hidup atau life cycle assessment (LCA).
LCA merupakan metode yang memberikan pandangan komprehensif tentang dampak lingkungan suatu produk atau layanan di seluruh siklus hidupnya.
"Mulai dari ekstraksi bahan mentah hingga produksi, distribusi, penggunaan, dan pembuangan atau daur ulang yang sudah habis masa pakainya," jelas Haznan.
Potensi LCA terletak pada integrasinya ke dalam sistem produksi berkelanjutan. Dengan menggabungkan wawasan LCA ke dalam desain dan pengoperasian proses produksi, pemanfaatan sumber daya dapat dioptimalkan.
Selain itu, integrasi LCA juga dapat meminimalkan timbulan limbah dan mengurangi dampak lingkungan.
Baca juga: Penerapan ESR dan Langkah Besar Coca-Cola untuk Dukung Implementasi Ekonomi Sirkular di Indonesia
Menurut Haznan, untuk mencapai integrasi ini, selain perlu kemajuan teknologi juga dibutuhkan kolaborasi lintas sektor, disiplin ilmu, dan pemangku kepentingan.
"Mari kita sadari bahwa baik peneliti, pembuat kebijakan, pengusaha, atau konsumen memiliki peran dalam membentuk masa depan yang lebih berkelanjutan," ucap Haznan.
Senior Research Fellow of Korea Institute for Industrial Economics & Trade (KIET) Jin Myon Lee mengatakan, saat ini dunia memasuki masa kritis.
Oleh karena itu, manusia harus mencari solusi baru untuk mengatasi berbagai tantangan lingkungan yang dihadapi planet Bumi. Dia pun menggarisbawahi pentingnya implementasi ekonomi sirkular.
"Tujuan kami bekerja sama adalah untuk memulihkan bumi dan dalam prosesnya mencapai ekonomi berkelanjutan bersama antara Indonesia dan Korea," katanya.
Baca juga: Dukung Ekonomi Sirkular, Kemenkeu Resmikan Program Pengelolaan Sampah
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya